Jakarta: Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, menyebut sejumlah daerah masih mengalami lonjakan kasus covid-19. Kondisi ini terjadi di 105 kabupaten dan kota.
"Ada 105 kabupaten atau kota di 30 provinsi yang terlihat ada tren peningkatan kasus konfirmasi dalam tujuh minggu terakhir," kata Nadia dalam konferensi televideo melalui akun YouTube 'Sekretariat Presiden', Rabu, 27 Oktober 2021.
Sejumlah daerah juga tercatat belum terjadi penurunan kasus covid-19. Daerah itu meliputi Nagan Raya, Labuhanbatu Selatan, Kepulauan Meranti, Bangka Selatan, Solok Selatan, Jakarta Timur, dan Kota Depok.
Kemudian, Kota Bekasi, Blora, Kota Surakarta, Jember, Bima, Minahasa Tenggara, Buton, Bulukumba, dan Sintang. Lalu, Sambas, Bengkayang, Kotawaringin Barat, Lamandau, Sukamara, Mahakam Ulu, Kaimana, dan Sorong.
"Hal ini tentunya terus menjadi kewaspadaan kita bersama mengingat saat ini kita dalam kondisi strolling, yang merupakan upaya untuk terus menekan angka penularan kasus covid-19," ujar Nadia.
Baca: Alasan Harga PCR Diturunkan Saat Ini
Menurut Nadia, upaya menekan laju penularan salah satunya bisa dilakukan melalui deteksi dini. Yakni, melalui tes usap atau swab real time polymerase chain reaction (RT-PCR).
"Upaya mempertahankan laju penularan yang rendah dilakukan melalui penggunaan alat deteksi laboratorium yang lebih sensitif, seperti penggunaan pemeriksaan RT-PCR," ucap Nadia.
Guna mempermudah jangkauan tes RT-PCR, Kemenkes juga sudah menurunkan harga tes deteksi virus korona itu. Batas tertinggi tarif tes RT-PCR menjadi Rp275 ribu untuk Pulau Jawa dan Bali. Sementara itu, Rp300 ribu untuk luar Pulau Jawa dan Bali.
Sebelumnya, tarif tertinggi pemeriksaan RT-PCR sebelumnya sebesar Rp495 ribu untuk pulau Jawa dan Bali. Sedangkan, harga di luar Pulau Jawa dan Bali Rp525 ribu.
Jakarta: Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan
(Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, menyebut sejumlah daerah masih mengalami lonjakan
kasus covid-19. Kondisi ini terjadi di 105 kabupaten dan kota.
"Ada 105 kabupaten atau kota di 30 provinsi yang terlihat ada tren peningkatan kasus konfirmasi dalam tujuh minggu terakhir," kata Nadia dalam konferensi televideo melalui akun
YouTube 'Sekretariat Presiden', Rabu, 27 Oktober 2021.
Sejumlah daerah juga tercatat belum terjadi penurunan kasus
covid-19. Daerah itu meliputi Nagan Raya, Labuhanbatu Selatan, Kepulauan Meranti, Bangka Selatan, Solok Selatan, Jakarta Timur, dan Kota Depok.
Kemudian, Kota Bekasi, Blora, Kota Surakarta, Jember, Bima, Minahasa Tenggara, Buton, Bulukumba, dan Sintang. Lalu, Sambas, Bengkayang, Kotawaringin Barat, Lamandau, Sukamara, Mahakam Ulu, Kaimana, dan Sorong.
"Hal ini tentunya terus menjadi kewaspadaan kita bersama mengingat saat ini kita dalam kondisi strolling, yang merupakan upaya untuk terus menekan angka penularan kasus covid-19," ujar Nadia.
Baca:
Alasan Harga PCR Diturunkan Saat Ini
Menurut Nadia, upaya menekan laju penularan salah satunya bisa dilakukan melalui deteksi dini. Yakni, melalui tes usap atau
swab real time polymerase chain reaction (RT-PCR).
"Upaya mempertahankan laju penularan yang rendah dilakukan melalui penggunaan alat deteksi laboratorium yang lebih sensitif, seperti penggunaan pemeriksaan RT-PCR," ucap Nadia.
Guna mempermudah jangkauan tes RT-PCR, Kemenkes juga sudah menurunkan harga tes deteksi virus korona itu. Batas tertinggi tarif tes RT-PCR menjadi Rp275 ribu untuk Pulau Jawa dan Bali. Sementara itu, Rp300 ribu untuk luar Pulau Jawa dan Bali.
Sebelumnya, tarif tertinggi pemeriksaan RT-PCR sebelumnya sebesar Rp495 ribu untuk pulau Jawa dan Bali. Sedangkan, harga di luar Pulau Jawa dan Bali Rp525 ribu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)