Jakarta: Iduladha 1445 H tinggal menghitung hari. Setiap tahunnya, umat islam di seluruh dunia merayakan Iduladha dengan penuh suka cita. Meski terkadang perbedaan tanggal perayaan Iduladha kerap terjadi, namun hal itu bukanlah penghalang untuk tetap merayakannya dengan penuh suka cita.
Seperti contoh yang terjadi di tahun ini dimana Muhammadiyah dan Pemerintah Arab Saudi yang kerap kali merayakan Iduladha di tanggal yang sama, namun tahun ini keduanya akan melaksanakan Iduladha di tanggal yang berbeda.
Penyebab utama perbedaan ini terletak pada metode penentuan awal bulan Zulhijjah yang digunakan oleh masing-masing pihak, yakni Wujudul Hilal dan Rukyatul Hilal.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Abdul Fattah Santoso, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Tarjih PP Muhammadiyah menjelaskan, Muhammadiyah menggunakan kriteria Wujudul Hilal (WH) untuk menentukan awal bulan hijriyah. Kriteria ini memerlukan keberadaan bulan baru di atas ufuk saat matahari terbenam pada tanggal 29 bulan berjalan.
“Ini adalah pendekatan yang sangat berdasarkan perhitungan astronomi, dimana posisi hilal akan lebih tinggi di barat dan lebih rendah di timur," kata Abdul dikutip dari laman resmi PWM Jateng, Sabtu, 15 Juni 2024.
Baca juga: Pemerintah Arab Saudi Lakukan Uji Coba Taksi Terbang untuk Layani Jemaah Haji
Kondisi geografis dan perbedaan waktu antara Indonesia dan Saudi seringkali membingungkan umat Islam di Indonesia, karena meskipun waktu salat lebih awal empat jam dari Saudi, namun Iduladha di Indonesia justru dilaksanakan lebih lambat.
“Ini karena Iduladha berbasis pada penampakan bulan yang terbit dari barat, berbeda dengan matahari yang terbit dari timur,” jelasnya.
Pada tahun ini, konjungsi atau ijtimak terjadi pada tanggal 6 Juni 2024, namun hilal belum terlihat di Indonesia karena masih berada di bawah ufuk, dengan tinggi -3° 32′ 39″ di Yogyakarta.
Berdasarkan hasil tersebut, Muhammadiyah menetapkan 1 Zulhijjah pada hari Sabtu, 8 Juni, dengan Hari Arafah pada 16 Juni dan Iduladha pada 17 Juni 2024 sama dengan Pemerintah dan NU di Indonesia.
Baca juga: Bolehkah Menjual Daging Kurban Iduladha? Berikut Hukum dan Penjelasannya
Di sisi lain, Pemerintah Arab Saudi, yang menggunakan metode Rukyatul Hilal, mengumumkan bahwa hilal berhasil terlihat pada maghrib 6 Juni 2024. Dengan penampakan hilal ini, mereka menetapkan bahwa Jumat, 7 Juni 2024, adalah awal Zulhijjah 1445 H. Berdasarkan keputusan ini, Iduladha di Arab Saudi dirayakan pada Minggu, 16 Juni 2024.
Abdul Fattah menggarisbawahi bahwa Muhammadiyah tidak mengikuti hari pelaksanaan haji di Saudi dalam menentukan Hari Arafah dan Iduladha, melainkan mengikuti perhitungan yang telah ditetapkan oleh Majelis Tarjih.
“Kami mengimbau umat untuk mengikuti maklumat yang dikeluarkan oleh PP Muhammadiyah terkait dengan hari-hari penting ini,” tegasnya.
Jakarta:
Iduladha 1445 H tinggal menghitung hari. Setiap tahunnya, umat islam di seluruh dunia merayakan Iduladha dengan penuh suka cita. Meski terkadang perbedaan tanggal perayaan Iduladha kerap terjadi, namun hal itu bukanlah penghalang untuk tetap merayakannya dengan penuh suka cita.
Seperti contoh yang terjadi di tahun ini dimana Muhammadiyah dan Pemerintah
Arab Saudi yang kerap kali merayakan Iduladha di tanggal yang sama, namun tahun ini keduanya akan melaksanakan Iduladha di tanggal yang berbeda.
Penyebab utama perbedaan ini terletak pada metode penentuan awal bulan Zulhijjah yang digunakan oleh masing-masing pihak, yakni Wujudul Hilal dan Rukyatul Hilal.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Abdul Fattah Santoso, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Tarjih PP Muhammadiyah menjelaskan, Muhammadiyah menggunakan kriteria Wujudul Hilal (WH) untuk menentukan awal bulan hijriyah. Kriteria ini memerlukan keberadaan bulan baru di atas ufuk saat matahari terbenam pada tanggal 29 bulan berjalan.
“Ini adalah pendekatan yang sangat berdasarkan perhitungan astronomi, dimana posisi hilal akan lebih tinggi di barat dan lebih rendah di timur," kata Abdul dikutip dari laman resmi PWM Jateng, Sabtu, 15 Juni 2024.
Kondisi geografis dan perbedaan waktu antara Indonesia dan Saudi seringkali membingungkan umat Islam di Indonesia, karena meskipun waktu salat lebih awal empat jam dari Saudi, namun Iduladha di Indonesia justru dilaksanakan lebih lambat.
“Ini karena Iduladha berbasis pada penampakan bulan yang terbit dari barat, berbeda dengan matahari yang terbit dari timur,” jelasnya.
Pada tahun ini, konjungsi atau ijtimak terjadi pada tanggal 6 Juni 2024, namun hilal belum terlihat di Indonesia karena masih berada di bawah ufuk, dengan tinggi -3° 32′ 39″ di Yogyakarta.
Berdasarkan hasil tersebut, Muhammadiyah menetapkan 1 Zulhijjah pada hari Sabtu, 8 Juni, dengan Hari Arafah pada 16 Juni dan Iduladha pada 17 Juni 2024 sama dengan Pemerintah dan NU di Indonesia.
Di sisi lain, Pemerintah Arab Saudi, yang menggunakan metode Rukyatul Hilal, mengumumkan bahwa hilal berhasil terlihat pada maghrib 6 Juni 2024. Dengan penampakan hilal ini, mereka menetapkan bahwa Jumat, 7 Juni 2024, adalah awal Zulhijjah 1445 H. Berdasarkan keputusan ini, Iduladha di Arab Saudi dirayakan pada Minggu, 16 Juni 2024.
Abdul Fattah menggarisbawahi bahwa Muhammadiyah tidak mengikuti hari pelaksanaan haji di Saudi dalam menentukan Hari Arafah dan Iduladha, melainkan mengikuti perhitungan yang telah ditetapkan oleh Majelis Tarjih.
“Kami mengimbau umat untuk mengikuti maklumat yang dikeluarkan oleh PP Muhammadiyah terkait dengan hari-hari penting ini,” tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WAN)