Ilustrasi nyamuk aedes aegypti pembawa penyakit demam berdarah. Dok. Medcom
Ilustrasi nyamuk aedes aegypti pembawa penyakit demam berdarah. Dok. Medcom

Mayoritas Penderita DBD di Rentang Usia Produktif

Theofilus Ifan Sucipto • 15 April 2020 13:22
Jakarta: Catatan epidemiologi DBD menunjukkaan peningkatan kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah dengue (DBD) yang tidak teratur. Tren kelompok usia yang terjangkit turut berubah ketimbang tahun lalu. Saat ini, tak hanya anak-anak yang rentan terserang DBD.
 
Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, menyebut penderita DBD hingga 14 April 2020 mencapai 41.883 kasus. Total korban jiwa di seluruh Indonesia mencapai 354 orang.
 
Persentase penderita tahun ini didominasi kelompok usia produktif, yakni usia 15 hingga 44 tahun dengan jumlah 33,36 persen dari total kasus. Angka itu disusul kelompok usia 5-14 tahun sebesar 25,41 persen dan usia 1-4 tahun dengan 24,96 persen.

Sementara persentase kematian akibat DBD didominasi kelompok usia 1-4 tahun dengan 40,82 persen. Kelompok usia selanjutnya adalah 5-14 tahun dengan 20,41 persen dan kelompok usia kurang dari satu tahun serta 15-44 tahun yang sama-sama 16,33 persen.
 
Baca: 2.115 Kasus Demam Berdarah di Jateng, 40 Orang Meninggal
 
Nadia menjelaskan tren DBD biasanya menyerang anak-anak usia di bawah 12 tahun. Namun saat ini kelompok usia remaja dan dewasa produktif cukup besar.
 
“Artinya penularan bukan hanya di sekolah tapi juga tempat kerja atau umum karena nyamuk menggigitnya pagi dan sore hari,” tutur Nadia kepada Medcom.id, Rabu 15 April 2020.
 
Dia mengatakan tingginya angka DBD terjadi karena puncak musim hujan yang belum terjadi. Pasalnya, nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus sebagai pembawa DBD menggunakan genangan air untuk berkembang biak.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan