Jakarta: Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menghadiri aksi 'Solidaritas Selamatkan KPK' di Gedung Merah Putih KPK. Aksi digelar sebagai bentuk protes terhadap keputusan panitia seleksi (pansel) yang tetap meloloskan sejumlah nama calon pimpinan (capim) jilid V bermasalah.
Dalam orasinya, Said Aqil meminta Presiden Joko Widodo memilih 10 nama calon yang berintegritas dan berkualitas untuk memimpin Lembaga Antirasuah kepada DPR. Pansel akan menyerahkan nama capim yang lolos hasil uji publik, wawancara, dan tes kesehatan kepada Jokowi, Senin, 2 September 2019.
"Kami (PBNU) berharap dari Bapak Presiden agar memberikan menghadiahkan 10 kandidat KPK kepada DPR RI yang baik, yang berkualitas, yang tak punya latar belakang diragukan," kata Said Aqil di Gedung KPK, Jakarta, Jumat, 30 Agustus 2019.
Jokowi diharapkan tidak salah memilih 10 nama yang bakal diseleksi di parlemen. Pimpinan KPK periode 2019-2023 harus benar-benar sosok yang punya semangat pemberantasan korupsi.
"Harus yang benar-benar 10 orang yang bisa dipercaya mengemban amanah sangat mulia ini. Jangan sampai Pak Presiden salah pilih, jangan biarkan dampak negatif pada beliau sendiri," katanya.
Said Aqil mengingatkan kepada pimpinan KPK terpilih nanti bekerja keras dengan penuh amanat, kejujuran, dan tulus memberangus praktik rasuah. Sebab, kata dia, saat ini hanya KPK yang mendapat dukungan dan kepercayaan dari masyarakat.
"Untuk Pimpinan KPK bersikaplah seperti pesan Nabi Muhammad, untuk bersikaplah benar meskipun berat tantangannya, berat ujiannya, dan berat masalahnya, tapi kita tak boleh surut,” tegas dia.
Said Aqil juga ingin ke depannya Komisi Antikorupsi mampu membongkar praktik korupsi besar di tanah air. Terpenting, menangkap para pelaku korupsi kelas kakap yang merugikan uang negara hingga triliunan rupiah.
"Tangkap yang kakap, yang gajah, yang membangkrutkan ekonomi bangsa. Bukan berarti mentolerir korupsi bukan, cuma kalau KPK nangkap yang kecil nama dan kredibilitasnya berkurang," pungkasnya.
Jakarta: Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menghadiri aksi 'Solidaritas Selamatkan KPK' di Gedung Merah Putih KPK. Aksi digelar sebagai bentuk protes terhadap keputusan panitia seleksi (pansel) yang tetap meloloskan sejumlah nama calon pimpinan (capim) jilid V bermasalah.
Dalam orasinya, Said Aqil meminta Presiden Joko Widodo memilih 10 nama calon yang berintegritas dan berkualitas untuk memimpin Lembaga Antirasuah kepada DPR. Pansel akan menyerahkan nama capim yang lolos hasil uji publik, wawancara, dan tes kesehatan kepada Jokowi, Senin, 2 September 2019.
"Kami (PBNU) berharap dari Bapak Presiden agar memberikan menghadiahkan 10 kandidat KPK kepada DPR RI yang baik, yang berkualitas, yang tak punya latar belakang diragukan," kata Said Aqil di Gedung KPK, Jakarta, Jumat, 30 Agustus 2019.
Jokowi diharapkan tidak salah memilih 10 nama yang bakal diseleksi di parlemen. Pimpinan KPK periode 2019-2023 harus benar-benar sosok yang punya semangat pemberantasan korupsi.
"Harus yang benar-benar 10 orang yang bisa dipercaya mengemban amanah sangat mulia ini.
Jangan sampai Pak Presiden salah pilih, jangan biarkan dampak negatif pada beliau sendiri," katanya.
Said Aqil mengingatkan kepada pimpinan KPK terpilih nanti bekerja keras dengan penuh amanat, kejujuran, dan tulus memberangus praktik rasuah. Sebab, kata dia, saat ini hanya KPK yang mendapat dukungan dan kepercayaan dari masyarakat.
"Untuk Pimpinan KPK bersikaplah seperti pesan Nabi Muhammad, untuk bersikaplah benar meskipun berat tantangannya, berat ujiannya, dan berat masalahnya, tapi kita tak boleh surut,” tegas dia.
Said Aqil juga ingin ke depannya Komisi Antikorupsi mampu membongkar praktik korupsi besar di tanah air. Terpenting, menangkap para pelaku korupsi kelas kakap yang merugikan uang negara hingga triliunan rupiah.
"Tangkap yang kakap, yang gajah, yang membangkrutkan ekonomi bangsa. Bukan berarti mentolerir korupsi bukan, cuma kalau KPK nangkap yang kecil nama dan kredibilitasnya berkurang," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)