Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (31/8). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (31/8). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.

Presiden Filipina Disebut Akan Bebaskan Sembilan Sandera WNI

Desi Angriani • 09 September 2016 23:35
medcom.id, Jakarta: Presiden Filipina Rodrigo Duterte hari ini melakukan kunjungan kenegaraan di Istana Merdeka, Jakarta. Kunjungannya tersebut disambut langsung oleh Presiden Joko Widodo.
 
Dalam pertemuan itu, Duterte disebut akan membebaskan sembilan warga negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok Abu Sayyaf di perairan Filipina.
 
"Komitmen kuat dari Duterte untuk membebaskan kesembilan sandra tersebut," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (9/9/2016).

Retno meyakini proses pembebasan kesembilan sandera ini akan terjadi dalam waktu dekat. Komitmen Duterte tersebut diapresiasi oleh Presiden Jokowi.
 
"Dalam waktu secepatnya tentunya presiden Jokowi menyebutkan bahwa pembebasan kesembilan sandera adalah hal yang perlu diperhatikan juga," jelas Retno.
 
Presiden Filipina Disebut Akan Bebaskan Sembilan Sandera WNI
Kelompok Abu Sayyaf/AFP
 
Mantan Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda ini menambahkan, hingga saat ini sembilan WNI tersebut berada dalam kondisi baik. Kemenlu terus melakukan koordinasi dengan otoritas Filipina untuk memastikan parasandera dilindungi.
 
"Tadi pagi saya bicara dengan konterpart saya, sekali lagi alhamdulillah sembilan WNI dalam kondisi sehat," pungkas Retno.
 
Baca: Penyanderaan Dijadikan Bisnis oleh Abu Sayyaf
 
Sebelumnya, sudah ada dua ABK WNI yang berasal dari Kapal TB Charles 001, bebas dari penyanderaan Abu Sayyaf. Ismail dan Muhamad Sofyan telah diserahkan kepada keluarga masing-masing pada 27 Agustus lalu.
 
Kini, ABK WNI yang masih disandera berjumlah lima orang di mana mereka juga berasal dari kapal TB Charles 001 yang dibajak oleh kelompok separatis tersebut pada 23 Juni lalu.
 
Selain itu, masih ada tiga ABK WNI lainnya yang disandera Abu Sayyaf. Mereka diculik di perairan Lahat Datu, Malaysia dari kapal berbendera Malaysia pada 9 Juli 2016.
 
Setelah itu, ada satu kapten kapal berkewarganegaraan Indonesia juga yang diculik dalam kejadian yang berbeda. Penculikan ini terjadi di Perairan Kinabatangan pada 3 Agustus lalu.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan