Jakarta: Berbagai cara dilakukan pemerintah untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Tak hanya pengembangan sumber daya manusia, pengembangan komponen lain juga dilakukan. Termasuk soal industri halal.
"Ini menjadi bagian penting dalam ekosistem syariah, yang dapat mendukung target Indonesia Emas 2045," kata Ketua Umum Forjukafi Wahyu Muryadi, dalam keterangan tertulis, Kamis, 26 September 2024.
Hal tersebut diungkap Wahyu dalam simposium bertajuk 'Penguatan Inklusi Keuangan Syariah Menuju Indonesia Emas' di Jakarta. Menurut dia, simposium itu merupakan salah satu ikhtiar Forjukafi dalam mendukung program pemerintah.
Salah satu yang disasar dalam simposium tersebut, yakni penguatan keuangan syariah. Dia mengutip laporan The Global Islamic Economy Indicator dalam State of Global Islamic Economy (SGIE) 2023 yang diluncurkan oleh Dinar Standard di Dubai, Uni Emirat Arab.
"Indonesia menduduki peringkat ketiga setelah Malaysia dan Arab Saudi. Pencapaian ini menunjukkan potensi besar ekonomi syariah Indonesia di kancah internasional," kata dia.
Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonomi syariah. Hal tersebut mencakup perbankan syariah, asuransi syariah, serta produk dan layanan halal.
Pemerintah Indonesia juga telah mendukung perkembangan ini melalui regulasi yang memfasilitasi industri keuangan syariah, termasuk penerbitan sukuk dan penguatan inklusi keuangan syariah.
Inisiatif tersebut bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap produk keuangan syariah dan mendorong partisipasi dalam kegiatan ekonomi yang sesuai dengan prinsip syariah.
Selain itu, semakin banyaknya lembaga pendidikan dan pelatihan di bidang ekonomi syariah juga berkontribusi terhadap pengembangan sumber daya manusia yang kompeten. Namun, tantangan tetap ada, seperti kebutuhan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang ekonomi syariah dan kompetisi dengan sistem keuangan konvensional.
Jakarta: Berbagai cara dilakukan pemerintah untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Tak hanya pengembangan sumber daya manusia, pengembangan komponen lain juga dilakukan. Termasuk soal
industri halal.
"Ini menjadi bagian penting dalam ekosistem syariah, yang dapat mendukung target Indonesia Emas 2045," kata Ketua Umum Forjukafi Wahyu Muryadi, dalam keterangan tertulis, Kamis, 26 September 2024.
Hal tersebut diungkap Wahyu dalam simposium bertajuk 'Penguatan Inklusi Keuangan Syariah Menuju
Indonesia Emas' di Jakarta. Menurut dia, simposium itu merupakan salah satu ikhtiar Forjukafi dalam mendukung program pemerintah.
Salah satu yang disasar dalam simposium tersebut, yakni penguatan keuangan syariah. Dia mengutip laporan The Global Islamic Economy Indicator dalam State of Global Islamic Economy (SGIE) 2023 yang diluncurkan oleh Dinar Standard di Dubai, Uni Emirat Arab.
"Indonesia menduduki peringkat ketiga setelah Malaysia dan Arab Saudi. Pencapaian ini menunjukkan potensi besar ekonomi syariah Indonesia di kancah internasional," kata dia.
Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonomi syariah. Hal tersebut mencakup perbankan syariah, asuransi syariah, serta produk dan layanan halal.
Pemerintah Indonesia juga telah mendukung perkembangan ini melalui regulasi yang memfasilitasi industri keuangan syariah, termasuk penerbitan sukuk dan penguatan inklusi keuangan syariah.
Inisiatif tersebut bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap produk keuangan syariah dan mendorong partisipasi dalam kegiatan ekonomi yang sesuai dengan prinsip syariah.
Selain itu, semakin banyaknya lembaga pendidikan dan pelatihan di bidang ekonomi syariah juga berkontribusi terhadap pengembangan sumber daya manusia yang kompeten. Namun, tantangan tetap ada, seperti kebutuhan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang ekonomi syariah dan kompetisi dengan sistem keuangan konvensional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)