Forum Generasi Berencana dari 38 provinsi mengikut pembukaan acara Apresiasi Duta dan Jambore Kreatifitas GenRe Nasional (Adujaknas) 2024 di Bali, Rabu, 18/9/2024. Istimewa
Forum Generasi Berencana dari 38 provinsi mengikut pembukaan acara Apresiasi Duta dan Jambore Kreatifitas GenRe Nasional (Adujaknas) 2024 di Bali, Rabu, 18/9/2024. Istimewa

Songsong Indonesia Emas, Forum Generasi Berencana Siapkan Pemuda Berkualitas

Al Abrar • 19 September 2024 14:25
Denpasar: Gegap gempita remaja yang tergabung dalam Forum Generasi Berencana (GenRe) dari 38 provinsi di seluruh Indonesia memenuhi ruangan acara. Mereka berbusana dengan pakaian adat daerah asal masing-masing. Tidak sedikit yang juga menggunakan atribut unik.
 
Kemeriahan dan keragaman itu mewarnai kegiatan pembukaan acara Apresiasi Duta dan Jambore Kreatifitas GenRe Nasional (Adujaknas) 2024 yang dilaksanakan di Hotel Prime Plaza Sanur, Rabu, 18 September 2024. 
 
“Saya saksikan kemeriahan malam hari ini. Sebagai ayah GenRe, saya menaruh harapan besar bahwa forum ini tidak sekadar seremonial. Saya ingin forum ini menjadi forum bagi anak remaja kita untuk menyongsong hari esok,” ujar Plh. Kepala BKKBN Tavip Agus Rayanto, dalam keterangannya Kamis, 19 September 2024.

Sekata dengan Tavip, Dewa Made Indra, Sekretaris Daerah Provinsi Bali yang mewakili Gubernur Bali mengatakan, tempat yang biasanya tenang kini bergemuruh luar biasa.
 
"Seperti mengajak kami yang senior ini untuk muda lagi. Minimal semangatnya kembali muda. Di sini kita juga bertemu lintas generasi, generasi senior dan generasi muda dari seluruh Indonesia,” kata Dewa.
 
Ketua Panitia Adujaknas 2024 Teuku Muhammad Alif mengatakan, Indonesia saat ini akan menghadapi Indonesia Emas tetapi realita berkata lain. “Seperti yang kita lihat di media sosial, Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Yang kita harapkan Indonesia Emas, tetapi realitanya Indonesia semakin cemas dengan banyaknya isu-isu yang terjadi saat ini," ujar Alif. 
 
Ia lalu mencontohkan pembunuhan pada remaja, pelecehan seksual, rusaknya mental generasi saat ini. Maka, sebagai bentuk cepat progress program GenRe, bersama BKKBN, Forum GenRe menggelar kegiatan ini dengan mengangkat tema ‘Jiwa Membara Raga Terjaga Menyala GenRe Indonesia’. 
 
Artinya, jiwa membara mencerminkan bahwa kesehatan mental yang tidak baik akan melahirkan fisik yang sakit. Selain itu ada isu stunting, kekerasan seksual yang dibungkus dengan kegiatan ‘Tentang Kita’. Ada juga kata menyala GenRe Indonesia yang artinya GenRe harus bisa menjadi lentera dalam gelapnya masalah yang terjadi.
 
Untuk mencapai Indonesia Emas 2045 tentunya sasaran utama saat ini adalah mempersiapkan generasi muda Indonesia agar menjadi generasi yang berkualitas, kompeten dan berdaya saing. Sehingga  saat Indonesia masuk ke usia 100 tahun dapat menjadi bangsa yang berdaulat, maju, adil dan makmur. 
 
Generasi muda menjadi kunci keberhasilan cita-cita besar tersebut. Karena selain sebagai penerus bangsa, jumlah remaja di Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 sebesar 64,16 juta jiwa, atau setara  23,18% total penduduk. 
 
Mirisnya, menurut Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) dalam survei kesehatan mental pada tahun 2022, satu dari tiga remaja Indonesia  berusia 10-17 tahun memiliki masalah kesehatan mental. 
 
Sementara satu dari dua puluh remaja Indonesia memiliki gangguan mental dalam 12 bulan terakhir. Angka ini setara dengan 15,5 juta dan 2,45 juta remaja. 
 
Remaja dalam kelompok ini adalah remaja yang terdiagnosis dengan gangguan mental sesuai panduan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Edisi Kelima (DSM-5) yang menjadi panduan penegakan diagnosis gangguan mental di Indonesia.
 
Selain masalah mental health, remaja Indonesia juga dihadapkan dengan permasalahan pernikahan dini dan seks bebas. Data Kementerian Kesehatan mengungkapkan bahwa 5,2 persen remaja usia 13-17 tahun sudah pernah berhubungan seksual. 
 
Sebanyak 32,5 persen remaja yang telah melakukan hubungan seksual menggunakan kondom. Berikutnya, satu dari 11 anak perempuan dan satu dari 17 anak laki-laki pernah mengalami kekerasan seksual.
 
Dari segi pendidikan yang menjadi hal sangat penting dalam kemajuan suatu bangsa, berdasarkan data BPS per Maret 2023, tingkat pendidikan mayoritas penduduk Indonesia  berusia 15 tahun ke atas sebesar 30,22 persen menyelesaikan Pendidikan SMA/sederajat, 24,62 persen lulusan SD/sederajat, SPM/sederajat sebanyak 22,74 persen, sementara perguruan tinggi hanya 10,15 persen. 
 
Di samping itu, persentase yang tidak tamat SD/sederajat dan belum pernah sekolah cukup tinggi, masing-masing sebesar 9,01% dan 3,25%. 
 
Tentunya permasalahan yang terjadi pada banyak remaja di Indonesia menjadi keresahan bersama. BKKBN dan Forum GenRe bekerja sama dan berkolaborasi guna menjadikan remaja Indonesia menjadi remaja berkualitas dan SDM Tangguh. 
 
Noer Alif Baslamin, Ketua Umum GenRe Indonesia 2022-2024 mengatakan, BKKBN pusat maupun provinsi karena telah memberi ruang partisipasi bermakna bagi teman-teman GenRe.
 
"14 tahun GenRe berdiri telah berdedikasi menginspirasi dari pelosok desa hingga kabupaten/kota dan provinsi. Melalui program Keluarga Berencana dengan fokus terhadap pemberdayaan remaja. Tanpa adanya kolaborasi antara BKKBN dengan GenRe tentunya program tidak akan berjalan," tutur Noer Alif.
 
Adapun pemilihan Duta GenRe tingkat nasional, menurut Noer, bertujuan mencari sosok rolemodel sebagai perpanjang tangan bagi remaja di seluruh Indonesia. Nantinya mereka diharapkan mampu menciptakan ruang yang nyaman agar remaja terhindar dari permasalahan yang banyak terjadi, seperti pernikahan dini, seks pranikah, penyalahgunaan  narkotika, zat adiktfi dan obat terlarang. Juga kekerasan seksual, hingga mental health disorder. 
 
“Selain itu, kami bersama BKKBN mengeluarkan inovasi pelibatan remaja yang bermakna. Program ini menjadi bentuk nyata kami dan BKKBN dalam berkolaborasi," tambahnya. 
 
BKKBN sendiri membuat program GenRe tidak hanya seremonial semata tetapi dengan tujuan yang jelas yaitu agar remaja Indonesia dapat melewati lima transisi kehidupan. 
 
Pertama, remaja memiliki pola hidup sehat. Kedua, remaja dapat merencanakan pendidikannya.  Ketiga, remaja dapat mencari pekerjaan sesuai passionnya. Keempat, bermasyarakat. Kelima, dapat merencanakan pernikahannya sesuai  anjuran BKKBN, bahwa usia menikah untuk perempuan 21 tahun dan laki-laki 25 tahun.
 
Selama dua tahun masa bakti, Noer Alif  dan jajaran kepengurusan  di kabinet bersahaja, membuat pemilihan Duta GenRe Inklusifitas sebagai bentuk komitmen dalam menggandeng seluruh remaja tanpa perbedaan. 
 
Masih menurut Noer Alif bahwa member forum GenRe di seluruh Indonesia mencapai 450.000 remaja yang tergabung dalam Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi.
 
Pra-Adujaknas
 
Kegiatan Adujaknas GenRe ini pun bentuk kolaborasi BKKBN dengan Forum GenRe. Adapun kegiata pra-Adujaknas sudah dimulai dengan kick off secara online, multimedia challenge, GenRe in Action yakni dengan isu Ini Genting (Implementasi Nyata Cegah Stunting), Duta GenRe beraksi.
 
Kegiatan berikutnya adalah Duta GenRe inklusif, welcoming and sharing session ceremony, GenRe mengajar, Motion Challenge, Opening Ceremony, ruang belajar, exhibition dan GenRe menyapa, Cultural Immersion, amazing race, ranking 1, 100% GenRe, GenRe melalih. Dan acara puncak grand final Duta GenRe yang akan dilaksanakan Jumat, 20 September 2024. 
 
“Kami berharap kegiatan ini bukan hanya seremoni tetapi dapat melahirkan generasi emas berkualitas,” ujar Noer Alif.
 
Adapun Juara 1 Duta GenRe Inklusi pertama, Fedya Jelila yang berasal dari Provinsi Banten menyatakan kegembiraannya karena telah difasilitasi untuk ikut berkarya, mendapatkan program BKKBN khususnya terkait remaja, memfasilitasi teman-teman yang disabilitas untuk mendapatkan aksesbilitas dalam akses materi maupun program GenRe yang selama ini belum didapatkan. 
 
“Duta GenRe inklusifitas ini menjadi ajang kami disabilitas untuk berkarya. Bukan saatnya lagi disability tanpa ability. Bukan saatnya lagi difabel, tetapi bukan 'different ability' tetapi 'we are different able'."
 
"Saya sebagai tunanetra tidak bisa melihat  ayah bunda dan teman-teman GenRe semua di sini. Tetapi anda semua dapat melihat saya berdiri bahwa tanpa mata, tiada mata, tak hilang cahaya. Kami generasi muda dengan disabilitas siap berkarya mewujudkan GenRe inklusifitas yang jaya di Indonesia. GenRe inklusifitas berkarya tanpa batas,” kata Fedya.
 
Sebagai Duta GenRe inklusifitas, Fedya mempunyai program konseling, mentoring, dan publishing. Ia berharap remaja inklusifitas mampu menerapkan 'softskill' dan 'lifeskill' dengan publishing yang tepat, terjun di masyarakat dengan baik, menciptakan generasi Indonesia sehat yang mendapatkan pendidikan layak, pekerjaan yang baik dan memiliki value di masyarakat dan memiliki keluarga yang baik. 
 
Jangan sampai disabilitas di Indonesia lebih dihargai di luar negeri daripada negeri sendiri,” tambahnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan