Jakarta: Sebanyak sebelas desain terpilih dalam kompetisi desain tenun yang diadakan Aneuk Muda Aceh Unggul Hebat (Amanah). Desain buatan para pemuda Aceh itu menggambarkan benda-benda yang menjadi ciri khas daerahnya.
Untuk juara pertama kompetisi desain tenun Amanah, diraih oleh M Nur Fauzi dan disusul Ahlul Fikri sebagai runner-up. Sedangkan, peringkat ketiga dimenangkan oleh Fara Syifana.
Selain itu, terdapat tiga juara harapan yang didapatkan oleh Afra Syahra, Cut Ayu dan Nilam Permata Sari. Adapun, lima desain terpilih lainnya atas nama Nabila Azqia, Rahmathul Zikra, Rizka Safia, Febrina Muharra, dan Al Fazzatil Ala.
“Alhamdulillah aku dapat juara dua di tenun competition Amanah. Perasaannya senang, alhamdulillah dapat juara dua dan fun fact-nya itu aku apply-nya di H-1 penutupan (pendaftaran),” kata salah seorang peserta, Ahlul Fikri, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu, 31 Agustus 2024.
Ahlul mengaku mengolaborasikan desain yang dibuat. “Konsep desain aku itu rumah Aceh kemudian aku selipkan beberapa motif bungong jeumpa (bunga cempaka) dan motif cakra donya,” kata Ahlul.
Ahlul mengaku hanya membutuhkan waktu sehari untuk membuat desain dan mengirimkannya di hari terakhir pendaftaran, yang dibuka pada 6-26 Juni 2024. Ia mengungkap terinspirasi dari tugas akhirnya di Jurusan Arsitektur Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
Melalui desain motif tenun tersebut, ia berharap dapat melambangkan perdamaian masyarakat di Aceh. Simbol harapan itu diwakili oleh bentuk bagian depan cakra donya atau lonceng raksasa peninggalan Kesultanan Samudra Pasai.
“Cakra donya itu melambangkan perdamaian Aceh dan itu simbol kerja sama antara Cina dan Aceh pada zaman dahulu. Jadi, simbol perdamaian yang aku angkat di sini harapannya agar masyarakat Aceh selalu damai dan tentram hidupnya,” tutur Ahlul.
Pengumuman dan penyerahan hadiah dilakukan di Sekretariat Amanah di kawasan Blang Padang, Banda Aceh. Para pemenang mendapatkan uang pembinaan dan desainnya akan dijadikan produk tenun buatan pengrajin Aceh binaan Amanah.
Sebelumnya, Amanah juga telah menggelar Pelatihan Kreasi Tenun di Rumah Tenun Amanah x Kutaraja pada 26-28 Agustus 2024. Pelatihan itu diikuti para pengrajin tenun dari berbagai daerah di Provinsi Aceh, terutama pengrajin berusia muda. Program unggulan Presiden Joko Widodo itu diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan pemasaran produk tenun khas Aceh ke depannya.
Kain tenun khas Aceh konon sempat berjaya pada abad ke-17 sehingga banyak pengrajin dari berbagai daerah di Sumatera yang belajar ke Aceh. Namun, perkembangannya selama ini stagnan akibat konflik dan kendala lainnya.
Jakarta: Sebanyak sebelas desain terpilih dalam kompetisi desain
tenun yang diadakan Aneuk Muda Aceh Unggul Hebat (Amanah). Desain buatan para pemuda Aceh itu menggambarkan benda-benda yang menjadi ciri khas daerahnya.
Untuk juara pertama kompetisi desain tenun Amanah, diraih oleh M Nur Fauzi dan disusul Ahlul Fikri sebagai
runner-up. Sedangkan, peringkat ketiga dimenangkan oleh Fara Syifana.
Selain itu, terdapat tiga juara harapan yang didapatkan oleh Afra Syahra, Cut Ayu dan Nilam Permata Sari. Adapun, lima desain terpilih lainnya atas nama Nabila Azqia, Rahmathul Zikra, Rizka Safia, Febrina Muharra, dan Al Fazzatil Ala.
“Alhamdulillah aku dapat juara dua di tenun competition Amanah. Perasaannya senang, alhamdulillah dapat juara dua dan
fun fact-nya itu aku
apply-nya di H-1 penutupan (pendaftaran),” kata salah seorang peserta, Ahlul Fikri, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu, 31 Agustus 2024.
Ahlul mengaku mengolaborasikan desain yang dibuat. “Konsep desain aku itu rumah Aceh kemudian aku selipkan beberapa motif bungong jeumpa (bunga cempaka) dan motif cakra donya,” kata Ahlul.
Ahlul mengaku hanya membutuhkan waktu sehari untuk membuat desain dan mengirimkannya di hari terakhir pendaftaran, yang dibuka pada 6-26 Juni 2024. Ia mengungkap terinspirasi dari tugas akhirnya di Jurusan Arsitektur Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
Melalui desain motif tenun tersebut, ia berharap dapat melambangkan perdamaian masyarakat di Aceh. Simbol harapan itu diwakili oleh bentuk bagian depan cakra donya atau lonceng raksasa peninggalan Kesultanan Samudra Pasai.
“Cakra donya itu melambangkan perdamaian Aceh dan itu simbol kerja sama antara Cina dan Aceh pada zaman dahulu. Jadi, simbol perdamaian yang aku angkat di sini harapannya agar masyarakat Aceh selalu damai dan tentram hidupnya,” tutur Ahlul.
Pengumuman dan penyerahan hadiah dilakukan di Sekretariat Amanah di kawasan Blang Padang, Banda Aceh. Para pemenang mendapatkan uang pembinaan dan desainnya akan dijadikan produk tenun buatan pengrajin Aceh binaan Amanah.
Sebelumnya, Amanah juga telah menggelar Pelatihan Kreasi Tenun di Rumah Tenun Amanah x Kutaraja pada 26-28 Agustus 2024. Pelatihan itu diikuti para pengrajin tenun dari berbagai daerah di Provinsi Aceh, terutama pengrajin berusia muda. Program unggulan Presiden Joko Widodo itu diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan pemasaran produk tenun khas Aceh ke depannya.
Kain tenun khas Aceh konon sempat berjaya pada abad ke-17 sehingga banyak pengrajin dari berbagai daerah di Sumatera yang belajar ke Aceh. Namun, perkembangannya selama ini stagnan akibat konflik dan kendala lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)