Jakarta: Juru bicara vaksinasi covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan tingginya jumlah konfirmasi kasus harian menunjukkan penularan varian Omicron lebih cepat daripada varian of concern covid-19 yang lain. Namun, kasus kesakitan maupun kematian akibat varian ini rendah.
"Hal ini dapat terlihat dari kondisi pasien yang dirawat di rumah sakit secara nasional masih sangat rendah. Rata-rata pasien yang dirawat di rumah sakit saat ini juga tidak bergejala dan gejala ringan," ujar Nadia dalam keterangannya, Jumat, 4 Februari 2022.
Data yang dimiliki Kemenkes, kata dia, tren kenaikan kasus varian Omicron ada kemiripan dengan Delta. Namun, angka keterisian tempat tidur rumah sakit jauh lebih landai.
Pemerintah pun mengimbau masyarakat yang positif covid-19 namun tidak bergejala ataupun bergejala ringan, tidak perlu ke rumah sakit. Cukup melakukan isolasi mandiri di rumah atau isolasi terpusat, serta memanfaatkan layanan telemedisin jika tersedia, atau melapor ke Puskesmas terdekat.
"Dengan demikian kita dapat mengurangi beban rumah sakit dan tenaga kesehatan, serta membantu menyelamatkan orang lain yang memiliki gejala sedang hingga kritis," terang Nadia.
Ia menjelaskan tren perawatan pasien atau Bed Occupancy Ratio (BOR) di Indonesia masih berada pada ambang batas yang aman. Hingga Jumat, 4 Februari 2022, baru 20 persen atau 16.712 pasien yang dirawat dari 80.344 tempat tidur yang tersedia untuk penanganan covid-19.
"Jumlah ketersedian tempat tidur perawatan khusus pasien covid-19 pun masih bisa ditambahkan lebih banyak apabila dibutuhkan, seperti halnya langkah yang dilakukan pemerintah tahun lalu," ungkap dia.
Baca: 32.211 Kasus Covid-19 Terdeteksi Hari Ini
Nadia mencotohkan data terbaru dari Kota Depok, Jawa Barat. Meskipun konfirmasi kasus positif lebih tinggi daripada gelombang kedua pada 2021, pasien yang dirawat di rumah sakit baru mencapai 52 persen. Sementara, kapasitas ruangan yang dialihkan untuk pasien covid-19 masih 22 persen dari 30 persen ruangan untuk penanganan covid-19.
"Ini artinya masih ada setidaknya 8 persen persen tambahan ruang rumah sakit untuk dijadikan tempat intensif penanganan pasien covid-19. Ini berbeda halnya dengan puncak kasus pada periode Juli-Agustus 2021, jumlah konfirmasi kasus di Depok lebih sedikit daripada jumlah konfirmasi per hari ini, tapi pasien yang dirawat lebih banyak," ujar Nadia.
Ia mengungkapkan upaya yang perlu dilakukan saat ini adalah kembali menekan jumlah kasus dengan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat dan membatasi mobilitas masyarakat. Cakupan vaksinasi dosis lengkap juga harus terus dikejar berbarengan dengan dosis vaksin ketiga untuk memperkuat imunitas kelompok.
Nadia menyampaikan cakupan vaksinasi saat ini cukup tinggi. Angkanya mencapai 89 persen untuk dosis pertama dan 62 persen untuk dosis kedua. Hal ini dinilai mampu mengurangi dampak kesakitan dan kematian dari infeksi covid-19.
"Kita masih perlu terus mendorong cakupan vaksinasi dosis lengkap yang lebih tinggi lagi untuk mencegah dampak lebih lanjut bagi kelompok rentan seperti lansia dan anak-anak. Pemberian dosis ketiga (booster) juga sangat penting untuk mengantisipasi lonjakan kasus covid-19 lebih parah lagi," tegas Nadia.
Masyarakat diimbau agar kembali sadar akan pentingnya disiplin menerapkan protokol kesehatan. Meski jumlah kasus meningkat dan keterisian rumah sakit dapat terkendali, namun menekan jumlah infeksi covid-19 akan menjaga fasilitas layanan kesehatan tetap memadai.
Baca: Kasus Aktif Covid-19 di Jakarta Tembus 55.256
Jumlah kasus harian covid-19 di Indonesia mencapai 32.211 pada Jumat, 4 Februari 2022. Penambahan kasus ini berdasarkan pemeriksaan 480.920 spesimen dengan metode polymerase chain reaction (PCR) dan tes cepat molekuler (TCM). Sedangkan pasien sembuh bertambah 7.190 orang.
Pasien meninggal akibat covid-19 bertambah 42. Sehingga total korban jiwa mencapai 144.453.
Sementara itu, kasus aktif meningkat 24.979 sehingga totalnya 140.254. Kasus aktif ialah jumlah orang yang terkonfirmasi positif ditambah orang yang menjalani isolasi mandiri atau menunggu hasil tes covid-19 di rumah sakit.
Jumlah suspek sebanyak 22.008 orang. Covid-19 telah tersebar ke 34 provinsi dan 510 kabupaten/kota.
Jakarta: Juru bicara vaksinasi
covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan tingginya jumlah konfirmasi kasus harian menunjukkan penularan
varian Omicron lebih cepat daripada
varian of concern covid-19 yang lain. Namun, kasus kesakitan maupun kematian akibat varian ini rendah.
"Hal ini dapat terlihat dari kondisi pasien yang dirawat di rumah sakit secara nasional masih sangat rendah. Rata-rata pasien yang dirawat di rumah sakit saat ini juga tidak bergejala dan gejala ringan," ujar Nadia dalam keterangannya, Jumat, 4 Februari 2022.
Data yang dimiliki Kemenkes, kata dia, tren kenaikan kasus varian Omicron ada kemiripan dengan Delta. Namun, angka keterisian tempat tidur rumah sakit jauh lebih landai.
Pemerintah pun mengimbau masyarakat yang positif covid-19 namun tidak bergejala ataupun bergejala ringan, tidak perlu ke rumah sakit. Cukup melakukan isolasi mandiri di rumah atau isolasi terpusat, serta memanfaatkan layanan telemedisin jika tersedia, atau melapor ke Puskesmas terdekat.
"Dengan demikian kita dapat mengurangi beban rumah sakit dan tenaga kesehatan, serta membantu menyelamatkan orang lain yang memiliki gejala sedang hingga kritis," terang Nadia.
Ia menjelaskan tren perawatan pasien atau
Bed Occupancy Ratio (BOR) di Indonesia masih berada pada ambang batas yang aman. Hingga Jumat, 4 Februari 2022, baru 20 persen atau 16.712 pasien yang dirawat dari 80.344 tempat tidur yang tersedia untuk penanganan covid-19.
"Jumlah ketersedian tempat tidur perawatan khusus pasien covid-19 pun masih bisa ditambahkan lebih banyak apabila dibutuhkan, seperti halnya langkah yang dilakukan pemerintah tahun lalu," ungkap dia.
Baca:
32.211 Kasus Covid-19 Terdeteksi Hari Ini
Nadia mencotohkan data terbaru dari Kota Depok, Jawa Barat. Meskipun konfirmasi kasus positif lebih tinggi daripada gelombang kedua pada 2021, pasien yang dirawat di rumah sakit baru mencapai 52 persen. Sementara, kapasitas ruangan yang dialihkan untuk pasien covid-19 masih 22 persen dari 30 persen ruangan untuk penanganan covid-19.
"Ini artinya masih ada setidaknya 8 persen persen tambahan ruang rumah sakit untuk dijadikan tempat intensif penanganan pasien covid-19. Ini berbeda halnya dengan puncak kasus pada periode Juli-Agustus 2021, jumlah konfirmasi kasus di Depok lebih sedikit daripada jumlah konfirmasi per hari ini, tapi pasien yang dirawat lebih banyak," ujar Nadia.