Jakarta: Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel menanggapi dua kasus pembunuhan wanita yang mayatnya dimasukkan koper dan dibuang ke semak-semak. Kasus ini terjadi di Bekasi, Jawa Barat pada Rabu, 24 April dan Bali pada Jumat, 3 Mei 2024.
Kedua korban sama-sama dibunuh setelah berhubungan badan. Reza mengatakan hubungan seks diidentikkan dengan kesenangan, perasaan menyala, serotonin dan dopamin bergelora di titik puncak.
"Tapi hanya dalam hitungan detik, setelah orgasme, kedua hormon tadi langsung terjun bebas. Mirip orang yang kadar gula darahnya secara tiba-tiba menurun drastis," kata Reza kepada Medcom.id, Sabtu, 4 Mei 2024.
Akibatnya, kata Reza, setelah berhubungan badan bisa saja sekonyong-konyong suasana hatinya tidak baik. Reza menyebut hal itu diistilahkan postcoital dysphoria alias kekacauan suasana hati pascahubungan badan.
"Bayangkan, di saat seseorang tengah dilanda postcoital dysphoria, mitra seks malah bicara hal-hal negatif. Minta bayaran lebih, mengaku sekedar fake orgasm, menghina tubuh pasangan, atau mengungkit cerita-cerita yang tak menyenangkan, misalnya. Pada saat itu, tema biasa bisa dianggap menyinggung luar biasa. Sehingga, meledaklah postcoital dysphoria ke dalam perilaku kekerasan," ungkap Reza.
Maka itu, Reza menyebut setelah berhubungan badan penting menjaga mulut dan suasana hati satu sama lain. Agar tidak ada yang sakit hati dan tersulut emosi.
Sementara itu, fenomena memasukan korban ke dalam koper dinilai Reza karena pelaku lazimnya setelah berbuat kriminal akan melakukan misi kedua. Demi menghindari pertanggung jawaban pidana.
"Bentuknya, antara lain menghilangkan barang bukti. Memasukkan tubuh korban ke dalam koper, lalu membuangnya contohnya," ujar Reza.
RM, 50 tewas dibunuh teman kencannya Ahmad Arif Ridwan Nuwloh, 20 usai berhubungan badan di Hotel Zodiak, Bandung, Jawa Barat pada Rabu, 24 April 2024. Dia emosi setelah mendengarkan kalimat brengsek buntut menolak menikahi korban.
Korban dibunuh dengan kepala dibentur ke dinding dan dibekap selama 10 menit . Setelah tak bernyawa, korban dimasukkan dalam koper dan dibuang ke semak-semak di Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat.
Sedangkan, kasus di Bali menimpa pekerja seks komersial (PSK) berinisial RA, 23. Pelaku bernama Amrin Al-Rasyid Pane, 20 membunuh korban karena sakit hati mendengar ancaman dari RA.
Peristiwa terjadi pada Jumat dini hari, 3 Mei 2024. Bermula saat komunikasi di aplikasi Michat dan sepakat bertemu di indekos pelaku di Jalan Bhineka Jati Jaya IX No. 15, Kuta, Badung.
Setelah berhubungan badan, pelaku membayar kepada korban Rp500 ribu sesuai kesepakatan. Namun, korban meminta tambahan bayaran menjadi Rp1 juta.
Oleh karena pelaku tidak mau, korban mengancamnya dengan kalimat akan mendatangkan pacarnya bersama teman-temannya. Atas ancaman tersebut pelaku emosi. Lalu, spontanitas melakukan penganiayaan kepada korban dengan menggorok leher dari belakang menggunakan pisau dapur milik pelaku yang ada di indekos.
Setelah itu, menikam korban berulang kali hingga tewas. Kemudian, mematahkan leher korban agar muat dalam koper yang disiapkan. Selanjutnya, koper berisi korban dibuang ke semak-semak di Jembatan Panjang (Loloan) Jimbaran.
Jakarta: Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel menanggapi dua
kasus pembunuhan wanita yang mayatnya dimasukkan koper dan dibuang ke semak-semak. Kasus ini terjadi di Bekasi, Jawa Barat pada Rabu, 24 April dan Bali pada Jumat, 3 Mei 2024.
Kedua korban sama-sama dibunuh setelah berhubungan badan. Reza mengatakan hubungan
seks diidentikkan dengan kesenangan, perasaan menyala, serotonin dan dopamin bergelora di titik puncak.
"Tapi hanya dalam hitungan detik, setelah orgasme, kedua hormon tadi langsung terjun bebas. Mirip orang yang kadar gula darahnya secara tiba-tiba menurun drastis," kata Reza kepada
Medcom.id, Sabtu, 4 Mei 2024.
Akibatnya, kata Reza, setelah berhubungan badan bisa saja sekonyong-konyong suasana hatinya tidak baik. Reza menyebut hal itu diistilahkan postcoital dysphoria alias kekacauan suasana hati pascahubungan badan.
"Bayangkan, di saat seseorang tengah dilanda postcoital dysphoria, mitra seks malah bicara hal-hal negatif. Minta bayaran lebih, mengaku sekedar fake orgasm, menghina tubuh pasangan, atau mengungkit cerita-cerita yang tak menyenangkan, misalnya. Pada saat itu, tema biasa bisa dianggap menyinggung luar biasa. Sehingga, meledaklah postcoital dysphoria ke dalam perilaku kekerasan," ungkap Reza.
Maka itu, Reza menyebut setelah berhubungan badan penting menjaga mulut dan suasana hati satu sama lain. Agar tidak ada yang sakit hati dan tersulut emosi.
Sementara itu, fenomena memasukan korban ke dalam koper dinilai Reza karena pelaku lazimnya setelah berbuat kriminal akan melakukan misi kedua. Demi menghindari pertanggung jawaban pidana.
"Bentuknya, antara lain menghilangkan barang bukti. Memasukkan tubuh korban ke dalam koper, lalu membuangnya contohnya," ujar Reza.
RM, 50 tewas dibunuh teman kencannya Ahmad Arif Ridwan Nuwloh, 20 usai berhubungan badan di Hotel Zodiak, Bandung, Jawa Barat pada Rabu, 24 April 2024. Dia emosi setelah mendengarkan kalimat brengsek buntut menolak menikahi korban.
Korban dibunuh dengan kepala dibentur ke dinding dan dibekap selama 10 menit . Setelah tak bernyawa, korban dimasukkan dalam koper dan dibuang ke semak-semak di Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat.
Sedangkan, kasus di Bali menimpa pekerja seks komersial (PSK) berinisial RA, 23. Pelaku bernama Amrin Al-Rasyid Pane, 20 membunuh korban karena sakit hati mendengar ancaman dari RA.
Peristiwa terjadi pada Jumat dini hari, 3 Mei 2024. Bermula saat komunikasi di aplikasi Michat dan sepakat bertemu di indekos pelaku di Jalan Bhineka Jati Jaya IX No. 15, Kuta, Badung.
Setelah berhubungan badan, pelaku membayar kepada korban Rp500 ribu sesuai kesepakatan. Namun, korban meminta tambahan bayaran menjadi Rp1 juta.
Oleh karena pelaku tidak mau, korban mengancamnya dengan kalimat akan mendatangkan pacarnya bersama teman-temannya. Atas ancaman tersebut pelaku emosi. Lalu, spontanitas melakukan penganiayaan kepada korban dengan menggorok leher dari belakang menggunakan pisau dapur milik pelaku yang ada di indekos.
Setelah itu, menikam korban berulang kali hingga tewas. Kemudian, mematahkan leher korban agar muat dalam koper yang disiapkan. Selanjutnya, koper berisi korban dibuang ke semak-semak di Jembatan Panjang (Loloan) Jimbaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)