Jakarta: Pengemudi ojek dalam jaringan (daring) Sulaiman, 44, pesimistis permintaan mereka soal kenaikan tarif terealisasi. Rencana pemerintah dan perwakilan ojek daring duduk bersama membahas rasionalisasi tarif hari ini dianggap tak akan menemui titik terang.
"Menurut saya agak omong kosong untuk direalisasikan. Kita sudah sering menyuarakan kenaikan tarif tapi enggak juga digubris sampai sekarang. Iya kan?" ucap Sulaiman kepada Medcom.id, Rabu, 28 Maret 2018.
Baca: Ribuan Driver Ojek Online Berdemo di Depan Istana
Namun, pria kelahiran Manggarai, Nusa Tenggara Timur itu mengapresiasi rekan-rekannya yang berjuang menuntut keadilan di depan Istana Merdeka, Selasa, 27 Maret 2018. Ia juga menghargai Presiden Joko Widodo yang menerima perwakilan pengunjuk rasa di Istana Merdeka untuk menampung aspirasi mereka.
"Cukup menarik, karena ini baru pertama kali diterima langsung sama Presiden. Meskipun maaf, ini hanya akan sia-sia," ucap dia.
Baca: Ojek Daring Tuntut Persamaan Tarif
Berbeda dengan Sulaiman, seorang pengemudi ojek daring lainnya, Dodi, 40, justru optimistis suara rekan-rekannya akan didengar pemerintah. Meskipun menurut Dodi rasionalisasi tarif yang dituntut rekan-rekannya itu tidak akan direalisasikan pemerintah mentah-mentah.
"Kalau menurut saya enggak kena segitu (Rp4 ribu per kilometer). Paling feeling saya dinaikkan jadi Rp2 ribu per kilometer," ucap dia.
Perwakilan pengemudi ojek daring (Gojek, Grab, dan Uber) berunjuk rasa menuntut kenaikan tarif di depan Istana Merdeka, Selasa, 27 Maret 2018. Mereka menuntut pemerintah menaikkan tarif yang semula Rp1.600 per kilometer menjadi Rp4 ribu per kilometer.
Asosiasi pengemudi ojek daring itu juga menuntut pemerintah mengesahkan regulasi terkait legalitas dan eksistensi usaha ojek daring berupa payung hukum.
Jakarta: Pengemudi ojek dalam jaringan (daring) Sulaiman, 44, pesimistis permintaan mereka soal kenaikan tarif terealisasi. Rencana pemerintah dan perwakilan ojek daring duduk bersama membahas rasionalisasi tarif hari ini dianggap tak akan menemui titik terang.
"Menurut saya agak omong kosong untuk direalisasikan. Kita sudah sering menyuarakan kenaikan tarif tapi enggak juga digubris sampai sekarang. Iya kan?" ucap Sulaiman kepada
Medcom.id, Rabu, 28 Maret 2018.
Baca: Ribuan Driver Ojek Online Berdemo di Depan Istana
Namun, pria kelahiran Manggarai, Nusa Tenggara Timur itu mengapresiasi rekan-rekannya yang berjuang menuntut keadilan di depan Istana Merdeka, Selasa, 27 Maret 2018. Ia juga menghargai Presiden Joko Widodo yang menerima perwakilan pengunjuk rasa di Istana Merdeka untuk menampung aspirasi mereka.
"Cukup menarik, karena ini baru pertama kali diterima langsung sama Presiden. Meskipun maaf, ini hanya akan sia-sia," ucap dia.
Baca: Ojek Daring Tuntut Persamaan Tarif
Berbeda dengan Sulaiman, seorang pengemudi ojek daring lainnya, Dodi, 40, justru optimistis suara rekan-rekannya akan didengar pemerintah. Meskipun menurut Dodi rasionalisasi tarif yang dituntut rekan-rekannya itu tidak akan direalisasikan pemerintah mentah-mentah.
"Kalau menurut saya enggak kena segitu (Rp4 ribu per kilometer). Paling feeling saya dinaikkan jadi Rp2 ribu per kilometer," ucap dia.
Perwakilan pengemudi ojek daring (Gojek, Grab, dan Uber) berunjuk rasa menuntut kenaikan tarif di depan Istana Merdeka, Selasa, 27 Maret 2018. Mereka menuntut pemerintah menaikkan tarif yang semula Rp1.600 per kilometer menjadi Rp4 ribu per kilometer.
Asosiasi pengemudi ojek daring itu juga menuntut pemerintah mengesahkan regulasi terkait legalitas dan eksistensi usaha ojek daring berupa payung hukum.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)