Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyoroti teknik pembangunan rumah di Indonesia menyusul banyak yang rusak akibat guncangan gempa bumi berkekuatan kecil.
"Ini menjadi pemikiran kita bersama dan bahan evaluasi kita bersama sampai (gempa dengan) magnitudo di bawah lima pun saat ini kita sudah mengalami dampak pada bangunan. Artinya, mungkin ada yang harus kita evaluasi dengan cara kita membangun rumah," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam acara Disaster Briefing yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin, 8 Januari 2024.
Dia mengungkapkan banyaknya kerusakan rumah akibat gempa telah terjadi pada sejumlah kasus, seperti gempa di Lombok dengan magnitudo enam pada 2018, merusak lebih dari 70 ribu rumah. Kemudian, gempa di Cianjur dengan magnitudo 5,6 pada 2022 merusak lebih dari 56.000 rumah, serta yang terbaru gempa di Sumedang dengan magnitudo 4,8 merusak lebih dari 1.400 rumah.
Dia mengajak masyarakat bersama-sama menimbulkan kesadaran untuk menciptakan rumah yang aman dan tahan dari ancaman gempa bumi. Terlebih jika rumah yang dibangun untuk dijadikan tempat tinggal manusia.
"Kita memang harus mulai memiliki kesadaran. Sekiranya saya akan membangun rumah untuk keluarga, rumahnya juga harusnya bisa melindungi keluarga, nyaman, juga aman. Ini yang kita harus pahami bersama," ujar Abdul Muhari.
Untuk standar bangunan yang tahan gempa, dia menyebutkan masyarakat dapat melihat langsung berbagai macam contoh dari internet. Dia menuturkan berbagai macam model bangunan tahan gempa tersedia di internet dengan biaya yang tinggi atau terjangkau.
"Jadi masyarakat tidak perlu takut, 'mungkin kalau saya memperkuat rumah apakah akan mahal atau tidak?'. Di internet ada yang biayanya sangat ekonomis tapi secara sains sudah terbukti," ujar dia.
Gempa bumi terjadi tiga kali di Kabupaten Sumedang pada penghujung 2023. Bencana ini menyebabkan terjadinya keretakan di beberapa lokasi, mulai dari terowongan ganda Tol Cisumdawu hingga dinding Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) setempat.
Pada periode pergantian tahun, terjadi tiga kali gempa bumi di Sumedang, yakni berkekuatan 4,1 pada pukul 14.35 WIB, magnitudo 3,4 pada pukul 15.38 WIB, dan magnitudo 4,8 pada pukul 20.34 WIB.
Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (
BNPB) menyoroti teknik pembangunan rumah di Indonesia menyusul banyak yang rusak akibat guncangan
gempa bumi berkekuatan kecil.
"Ini menjadi pemikiran kita bersama dan bahan evaluasi kita bersama sampai (gempa dengan) magnitudo di bawah lima pun saat ini kita sudah mengalami dampak pada bangunan. Artinya, mungkin ada yang harus kita evaluasi dengan cara kita membangun rumah," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam acara Disaster Briefing yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin, 8 Januari 2024.
Dia mengungkapkan banyaknya kerusakan rumah akibat gempa telah terjadi pada sejumlah kasus, seperti gempa di Lombok dengan magnitudo enam pada 2018, merusak lebih dari 70 ribu rumah. Kemudian, gempa di Cianjur dengan magnitudo 5,6 pada 2022 merusak lebih dari 56.000 rumah, serta yang terbaru gempa di Sumedang dengan magnitudo 4,8 merusak lebih dari 1.400 rumah.
Dia mengajak masyarakat bersama-sama menimbulkan kesadaran untuk menciptakan rumah yang aman dan tahan dari ancaman gempa bumi. Terlebih jika rumah yang dibangun untuk dijadikan tempat tinggal manusia.
"Kita memang harus mulai memiliki kesadaran. Sekiranya saya akan membangun rumah untuk keluarga, rumahnya juga harusnya bisa melindungi keluarga, nyaman, juga aman. Ini yang kita harus pahami bersama," ujar Abdul Muhari.
Untuk standar bangunan yang tahan gempa, dia menyebutkan masyarakat dapat melihat langsung berbagai macam contoh dari internet. Dia menuturkan berbagai macam model bangunan tahan gempa tersedia di internet dengan biaya yang tinggi atau terjangkau.
"Jadi masyarakat tidak perlu takut, 'mungkin kalau saya memperkuat rumah apakah akan mahal atau tidak?'. Di internet ada yang biayanya sangat ekonomis tapi secara sains sudah terbukti," ujar dia.
Gempa bumi terjadi tiga kali di Kabupaten Sumedang pada penghujung 2023.
Bencana ini menyebabkan terjadinya keretakan di beberapa lokasi, mulai dari terowongan ganda Tol Cisumdawu hingga dinding Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) setempat.
Pada periode pergantian tahun, terjadi tiga kali gempa bumi di Sumedang, yakni berkekuatan 4,1 pada pukul 14.35 WIB, magnitudo 3,4 pada pukul 15.38 WIB, dan magnitudo 4,8 pada pukul 20.34 WIB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)