Jakarta: Juru bicara vaksinasi covid-19 Siti Nadia Tarmizi meminta masyarakat tak asal percaya berita bohong (hoaks) terkait vaksin covid-19 yang berasal dari Sinovac, Tiongkok. Masyarakat harus berpegangan pada Kementerian Kesehatan, PT Bio Farma, atau Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
"Atau masyarakat juga bisa mencari informasi yang benar melalui situ resmi Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN)" kata Nadia kepada Medcom.id, Jakarta, Senin, 21 Desember 2020.
Baru-baru ini beredar kabar yang menyebut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membandingkan 10 calon vaksin covid-19. Vaksin Sinovac disebut paling lemah.
"Hingga saat ini tidak ada dokumen dan informasi resmi dari WHO yang membandingkan respons imunitas 10 kandidat vaksin, atau pernyataan bahwa vaksin Sinovac rendah sebagaimana ditampilkan dalam pemberitaan," tegas dia.
(Baca: BPOM Bantah WHO Bandingkan Respons Imunitas 10 Vaksin Covid-19)
Nadia menegaskan belum ada pengumuman tingkat efikasi vaksin Sinovac baik dari pihak produsen maupun BPOM. Vaksin masih diteliti oleh peneliti Universitas Padjajaran.
Dia menyebut beredarnya informasi yang tidak benar terkait vaksin covid-19 Sinovac bisa berdampak buruk. Kepercayaan masyarakat terhadap vaksin bisa terkikis.
"Maka itu media juga harus membantu untuk meluruskan hoaks atau berita yang kurang tepat," kata dia.
Sebelumnya, Kepala BPOM Penny Lukito mengatakan pemerintah berkomitmen memberikan vaksin bermutu. Pemerintah juga menjamin keamanan vaksin covid-19 yang akan diberikan.
Penny mengatakan hasil pemantauan langsung di pabrik Sinovac, Tiongkok, vaksin sudah memenuhi aspek Cara Produksi Obat yang Baik (CPOB). Hingga saat ini, tidak ada efek samping yang kritikal.
Jakarta: Juru bicara vaksinasi covid-19 Siti Nadia Tarmizi meminta masyarakat tak asal percaya berita bohong (hoaks) terkait
vaksin covid-19 yang berasal dari Sinovac, Tiongkok. Masyarakat harus berpegangan pada Kementerian Kesehatan, PT Bio Farma, atau Badan Pengawasan Obat dan Makanan (
BPOM).
"Atau masyarakat juga bisa mencari informasi yang benar melalui situ resmi Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN)" kata Nadia kepada Medcom.id, Jakarta, Senin, 21 Desember 2020.
Baru-baru ini beredar kabar yang menyebut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membandingkan 10 calon vaksin covid-19. Vaksin Sinovac disebut paling lemah.
"Hingga saat ini tidak ada dokumen dan informasi resmi dari WHO yang membandingkan respons imunitas 10 kandidat vaksin, atau pernyataan bahwa vaksin Sinovac rendah sebagaimana ditampilkan dalam pemberitaan," tegas dia.
(Baca:
BPOM Bantah WHO Bandingkan Respons Imunitas 10 Vaksin Covid-19)
Nadia menegaskan belum ada pengumuman tingkat efikasi vaksin Sinovac baik dari pihak produsen maupun BPOM. Vaksin masih diteliti oleh peneliti Universitas Padjajaran.
Dia menyebut beredarnya informasi yang tidak benar terkait vaksin
covid-19 Sinovac bisa berdampak buruk. Kepercayaan masyarakat terhadap vaksin bisa terkikis.
"Maka itu media juga harus membantu untuk meluruskan hoaks atau berita yang kurang tepat," kata dia.
Sebelumnya, Kepala BPOM Penny Lukito mengatakan pemerintah berkomitmen memberikan vaksin bermutu. Pemerintah juga menjamin keamanan vaksin covid-19 yang akan diberikan.
Penny mengatakan hasil pemantauan langsung di pabrik Sinovac, Tiongkok, vaksin sudah memenuhi aspek Cara Produksi Obat yang Baik (CPOB). Hingga saat ini, tidak ada efek samping yang kritikal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)