Jakarta: Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mengimbau orang tua mengenali ciri-ciri anaknya terpapar paham radikalisme. Deteksi dini bisa mencegah tindakan berujung aksi terorisme.
"Waspadai yang anak-anaknya memiliki ciri sudah terekrut atau teradikalisasi," kata Ketua Harian Kompolnas Irjen (Purn) Benny Mamoto dalam diskusi virtual Crosscheck Medcom.id bertajuk ‘Awas! Sesat Milenial Radikal di Jagat Virtual,’ Minggu, 4 April 2021.
Ciri tersebut, yakni perubahan sikap dan pandangan anak soal sekitarnya. Mulai dari soal pemerintah, kelompok lain, hingga agama lain.
"Ini perlu diwaspadai agar jangan sampai kejadian seperti di Mabes Polri," tegas dia.
Baca: Upaya Kontra Radikalisme Harus Relevan dengan Anak Muda
Ciri lainnya ialah menarik diri dari pergaulan dan pendiam. Lalu, menyampaikan pandangannnya secara keras dan menunjukkan kebencian.
"Yang jelas anti pemerintah kemudian anti Pancasila," ujar Benny.
Benny mengimbau orang tua tidak panik bila anaknya menunjukkan tanda-tanda tersebut. Orang tua bisa berkonsultasi dengan Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri.
"Bisa dilacak jejak digitalnya sehingga nanti bisa terdeteksi terafilisi dengan apa dan bisa dicegah," tutur dia.
Deteksi dini, kata Benny, kian penting karena anak muda akrab dengan media sosial. Penyebaran paham radikalisme berkembang dengan sangat cepat di dunia maya.
"Jangan sampai pembiaran atau tak peduli yang berdampak serius buat keluarga," kata Benny.
Jakarta: Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mengimbau orang tua mengenali ciri-ciri anaknya terpapar paham radikalisme. Deteksi dini bisa mencegah tindakan berujung aksi terorisme.
"Waspadai yang anak-anaknya memiliki ciri sudah terekrut atau
teradikalisasi," kata Ketua Harian Kompolnas Irjen (Purn) Benny Mamoto dalam diskusi virtual
Crosscheck Medcom.id bertajuk ‘Awas! Sesat Milenial Radikal di Jagat Virtual,’ Minggu, 4 April 2021.
Ciri tersebut, yakni perubahan sikap dan pandangan anak soal sekitarnya. Mulai dari soal pemerintah, kelompok lain, hingga agama lain.
"Ini perlu diwaspadai agar jangan sampai kejadian seperti di Mabes Polri," tegas dia.
Baca: Upaya Kontra Radikalisme Harus Relevan dengan Anak Muda
Ciri lainnya ialah menarik diri dari pergaulan dan pendiam. Lalu, menyampaikan pandangannnya secara keras dan menunjukkan kebencian.
"Yang jelas anti pemerintah kemudian anti Pancasila," ujar Benny.
Benny mengimbau orang tua tidak panik bila anaknya menunjukkan tanda-tanda tersebut. Orang tua bisa berkonsultasi dengan Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri.
"Bisa dilacak jejak digitalnya sehingga nanti bisa terdeteksi terafilisi dengan apa dan bisa dicegah," tutur dia.
Deteksi dini, kata Benny, kian penting karena anak muda akrab dengan media sosial. Penyebaran paham radikalisme berkembang dengan sangat cepat di dunia maya.
"Jangan sampai pembiaran atau tak peduli yang berdampak serius buat keluarga," kata Benny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)