Penyintas covid-19 mendonorkan plasma konvalesennya di PMI DKI Jakarta, Jakarta, Selasa (19/1/2021). Antara Foto/Aditya Pradana Putra
Penyintas covid-19 mendonorkan plasma konvalesennya di PMI DKI Jakarta, Jakarta, Selasa (19/1/2021). Antara Foto/Aditya Pradana Putra

PMI: Pendonor Konvalesen Harus Penuhi Persyaratan

Antara • 23 Mei 2021 01:14
Jakarta: Kepala Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (PMI), Ria Syafitri Evi Gantini, menegaskan peserta donor konvalesen harus memenuhi persyaratan. Sehingga, pasien penerima bisa sembuh.
 
"Setidaknya ada delapan syarat yang kami ajukan kepada para pendonor konvalesen," jelas Ria dalam webinar internasional tentang terapi plasma konvalesen di Jakarta, Sabtu, 22 Mei
 
Persyaratan yang harus dipenuhi peserta donor mencakup usia 18-60 tahun, berat badan minimal 55 kilogram, diutamakan pria, atau jika perempuan belum pernah hamil. Peserta donor harus penyintas covid-19, surat keterangan sembuh dari dokter yang merawat, bebas keluhan minimal 14 hari, tidak menerima transfusi darah selama 6 bulan terakhir, dan lebih diutamakan sudah pernah mendonorkan darah.

Profesor Michael J. Joyner dari Mayo Clinic mengungkapkan metode terapi plasma konvalesen bukan hal baru. Bahkan, metode serupa pernah diterapkan saat pandemi flu Spanyol (H1N1) pada 1917-1918 dan cukup berhasil sebagai metode penyembuhan.
 
Pada masa sekarang, dengan ilmu kedokteran yang sudah maju, terapi plasma terbukti dapat menurunkan mortalitas pada pasien covid-19. Hal senada diungkapkan Profesor Arturo Casadevall dari Johns Hopkins yang menyebut terapi plasma konvalesen termasuk populer di Amerika Serikat.
 
Namun, dia mengingatkan terapi ini sebaiknya diterapkan secara tepat. “Efektivitas dari plasma ini bergantung dari jumlah yang diberikan, misalnya, dosisnya harus tepat. Juga, lebih cepat tindakan, tentu lebih baik,” katanya.
 
Baca: Cegah Lonjakan Kasus Usai Lebaran, Tes Covid-19 Dimasifkan
 
Profesor Liise-anne Pirofski dari Albert Einstein College of Medicine juga memberikan catatan terhadap terapi plasma konvalesen. Tapi, dia tidak menampik terapi ini sangat disarankan sebagai salah satu ikhtiar menekan tingkat kematian akibat covid-19.
 
Penelitian terhadap terapi plasma konvalesen telah dilaksanakan di beberapa negara. Dari pengamatan Profesor Pirofski, pasien yang diuji dengan terapi plasma nyaris semuanya sembuh.

Banyak penelitian

Ketua PPIDK (Pusat Pengembangan, Inovasi, & Kerja sama) Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Monica mengatakan banyak penelitian terapi plasma konvalesen yang sudah dan sedang dilakukan di Indonesia. Salah satunya adalah kolaborasi antara FK Universitas Kristen Maranatha (UKM) dan RS Primaya.
 
Penelitian lain diadakan di RS Mayapada dan RS Mandara Bali. RS Saiful Anwar juga sudah melaksanakan penelitian terapi plasma konvalesen. Ada pula penelitian nasional "multi centre" yang melibatkan 10 RS di Indonesia.
 
“Dari hasil internal, ternyata TPK (terapi plasma konvalesen) dapat menurunkan angka mortalitas secara signifikan atau nyata pada pasien covid-19 stadium sedang dan berat,” jelasnya.
 
Dengan melihat jumlah pasien covid-19 yang sembuh terus meningkat, tidak berlebihan kalau terapi plasma konvalesen sangat dianjurkan diterapkan di rumah sakit pemerintah maupun swasta. Sehingga, Indonesia bisa keluar dari pandemi ini.
 
“Kami berharap penggunaan TPK sebagai alternatif penyembuhan covid-19 dapat terus dilakukan. Dan, kami terus berupaya untuk mendukung penelitian terhadap produk-produk dari plasma darah secara optimal,” ucap Heru Firdausi Syarif Direktur Utama, PT Itama Ranoraya Tbk selaku penyelenggara webinar.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AZF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan