Jakarta: Angka kematian covid-19 pada periode tiga minggu terakhir cenderung tinggi terutama di Pulau Jawa. Berdasarkan analisis data National All Record (NAR), pelaporan kasus kematian yang dilakukan daerah tidak bersifat real time melainkan akumulasi dari bulan-bulan sebelumnya.
Juru bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, mengakui hal tersebut bagian dari perbaikan data yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah. Pihaknya terus melakukan evaluasi dan sinkronisasi data pusat atau daerah agar lebih efisien dan tepat.
"Kemenkes masih proses terus perbaikan data secepatnya agar selesai dilakukan daerah. Tapi data covid-19 tetap bisa masuk dan kita update terus menerus per harinya," kata Nadia di Jakarta, Kamis, 12 Agustus 2021.
Kemenkes mengumpulkan data dari seluruh dinas kesehatan provinsi, kabupaten, dan kota. Perbaikan dan penyesuaian data sudah mulai dilakukan agar sinkronisasi data dapat berjalan. Nadia mengakui ada ditemukan sejumlah kasus yang tidak sesuai antara data pusat dan daerah pada saat pelaksanaan proses sinkronisasi data.
Sebelumnya, Tenaga Ahli Kemenkes, Panji Fortuna Hadisoemarto, mengatakan berdasarkan analisis data NAR Kemenkes ditemukan pelaporan kasus kematian di daerah yang bersifat real time dan merupakan akumulasi dari bulan-bulan sebelumnya.
"NAR adalah sistem big data untuk pencatatan laboratorium dalam penanganan covid-19 yang dikelola Kemenkes," kata Panji dalam keterangan pers di Jakarta, Rabu, 11 Agustus 2021.
Baca: Satgas Covid-19: Indonesia Berhasil Tekan 60.000 Kasus Aktif
Dia menyebutkan berdasarkan laporan kasus covid-19 pada 10 Agustus 2021, dari total 2.048 kematian dilaporkan sebagian besar bukan angka kematian pada tanggal itu, melainkan seminggu sebelumnya. Bahkan 10,7 persen di antaranya berasal dari kasus pasien positif yang sudah tercatat di NAR lebih 21 hari, tetapi baru terkonfirmasi dan dilaporkan bahwa pasien telah meninggal.
"Kota Bekasi, contohnya laporan pada 10 Agustus 2021 dari sebanyak 397 angka kematian dilaporkan, 94 persen di antaranya bukan merupakan angka kematian pada hari tersebut, melainkan akumulasi dari Juli sebanyak 57 persen dan Juni dan sebelumnya sebanyak 37 persen. Lalu, 6 persen sisanya merupakan rekapitulasi kematian di minggu pertama Agustus," kata Panji.
Contoh lain di Kalimantan Tengah, sekitar 61 persen dari 70 angka kematian yang dilaporkan pada Selasa, 10 Agustus 2021, adalah kasus aktif yang sudah lebih 21 hari. Namun, baru diperbarui statusnya.
Jakarta: Angka kematian
covid-19 pada periode tiga minggu terakhir cenderung tinggi terutama di Pulau Jawa. Berdasarkan analisis data National All Record (NAR), pelaporan kasus kematian yang dilakukan daerah tidak bersifat real time melainkan akumulasi dari bulan-bulan sebelumnya.
Juru bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, mengakui hal tersebut bagian dari perbaikan data yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah. Pihaknya terus melakukan evaluasi dan sinkronisasi data pusat atau daerah agar lebih efisien dan tepat.
"Kemenkes masih proses terus perbaikan data secepatnya agar selesai dilakukan daerah. Tapi data covid-19 tetap bisa masuk dan kita update terus menerus per harinya," kata Nadia di Jakarta, Kamis, 12 Agustus 2021.
Kemenkes mengumpulkan data dari seluruh dinas kesehatan provinsi, kabupaten, dan kota. Perbaikan dan penyesuaian data sudah mulai dilakukan agar sinkronisasi data dapat berjalan. Nadia mengakui ada ditemukan sejumlah kasus yang tidak sesuai antara data pusat dan daerah pada saat pelaksanaan proses sinkronisasi data.
Sebelumnya, Tenaga Ahli Kemenkes, Panji Fortuna Hadisoemarto, mengatakan berdasarkan analisis data NAR Kemenkes ditemukan pelaporan
kasus kematian di daerah yang bersifat
real time dan merupakan akumulasi dari bulan-bulan sebelumnya.
"NAR adalah sistem big data untuk pencatatan laboratorium dalam penanganan covid-19 yang dikelola Kemenkes," kata Panji dalam keterangan pers di Jakarta, Rabu, 11 Agustus 2021.
Baca:
Satgas Covid-19: Indonesia Berhasil Tekan 60.000 Kasus Aktif
Dia menyebutkan berdasarkan laporan kasus covid-19 pada 10 Agustus 2021, dari total 2.048 kematian dilaporkan sebagian besar bukan angka kematian pada tanggal itu, melainkan seminggu sebelumnya. Bahkan 10,7 persen di antaranya berasal dari kasus pasien positif yang sudah tercatat di NAR lebih 21 hari, tetapi baru terkonfirmasi dan dilaporkan bahwa pasien telah meninggal.
"Kota Bekasi, contohnya laporan pada 10 Agustus 2021 dari sebanyak 397 angka kematian dilaporkan, 94 persen di antaranya bukan merupakan angka kematian pada hari tersebut, melainkan akumulasi dari Juli sebanyak 57 persen dan Juni dan sebelumnya sebanyak 37 persen. Lalu, 6 persen sisanya merupakan rekapitulasi kematian di minggu pertama Agustus," kata Panji.
Contoh lain di Kalimantan Tengah, sekitar 61 persen dari 70 angka kematian yang dilaporkan pada Selasa, 10 Agustus 2021, adalah kasus aktif yang sudah lebih 21 hari. Namun, baru diperbarui statusnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)