Jakarta: Masyarakat diminta tetap disiplin protokol kesehatan (proeks) meskipun mayoritas penduduk Indonesia memiliki antibodi covid-19. Berdasarkan survei serologi 86 persen penduduk Indonesia memiliki antibodi.
“Kekebalan yang dimaksud bukan berarti kebal terhadap penularan sepenuhnya,” kata juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam telekonferensi di Jakarta, Rabu, 23 Maret 2022.
Wiku mengatakan survei serologi dilakukan dengan mengambil sampel yang representatif. Jumlah sampel dipastikan mencukupi pada suatu wilayah.
Hasil survei tersebut menunjukkan kekebalan komunitas yang cukup tinggi. Namun, angka itu hanya menggambarkan kondisi dalam jangka waktu tertentu.
Wiku mafhum risiko keparahan bahkan tingkat kematian bagi penerima vaksin dan penyintas lebih kecil. Tapi bukan berarti masyarakat bisa abai prokes.
“Tanpa dibarengi prokes, orang dengan kekebalan masih bisa menularkan dan tertular,” ujar dia.
Baca: Laju Vaksinasi Booster di Indonesia Baru 6,06%
Sebagian besar masyarakat Indonesia telah memiliki antibodi covid-19. Hal itu diketahui berdasarkan survei pemerintah bersama peneliti dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI).
"Jadi kalau secara umum 86,6 persen penduduk Indonesia pada bulan November 2021 itu sudah memiliki antibodi sarscov2 (covid-19), jadi ini angka yang besar," ujar peneliti FKM UI Iwan Ariawan dalam konferensi pers secara virtual terkait Hasil Serologi Survei Nasional, Jumat, 18 Maret 2022.
Iwan menjelaskan masyarakat memperoleh antibodi melalui dua hal, yaitu ketika terinfeksi covid-19 dan vaksinasi. Proporsi penduduk yang mempunyai antibodi tertinggi pada yang sudah divaksin dua dosis.
Jakarta: Masyarakat diminta tetap disiplin
protokol kesehatan (proeks) meskipun mayoritas penduduk Indonesia memiliki antibodi
covid-19. Berdasarkan survei serologi 86 persen penduduk Indonesia memiliki antibodi.
“Kekebalan yang dimaksud bukan berarti kebal terhadap penularan sepenuhnya,” kata juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam telekonferensi di Jakarta, Rabu, 23 Maret 2022.
Wiku mengatakan survei serologi dilakukan dengan mengambil sampel yang representatif. Jumlah sampel dipastikan mencukupi pada suatu wilayah.
Hasil survei tersebut menunjukkan kekebalan komunitas yang cukup tinggi. Namun, angka itu hanya menggambarkan kondisi dalam jangka waktu tertentu.
Wiku mafhum risiko keparahan bahkan tingkat kematian bagi penerima vaksin dan penyintas lebih kecil. Tapi bukan berarti masyarakat bisa abai prokes.
“Tanpa dibarengi prokes, orang dengan kekebalan masih bisa menularkan dan tertular,” ujar dia.
Baca:
Laju Vaksinasi Booster di Indonesia Baru 6,06%
Sebagian besar masyarakat Indonesia telah memiliki antibodi covid-19. Hal itu diketahui berdasarkan survei pemerintah bersama peneliti dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI).
"Jadi kalau secara umum 86,6 persen penduduk Indonesia pada bulan November 2021 itu sudah memiliki antibodi sarscov2 (covid-19), jadi ini angka yang besar," ujar peneliti FKM UI Iwan Ariawan dalam konferensi pers secara virtual terkait Hasil Serologi Survei Nasional, Jumat, 18 Maret 2022.
Iwan menjelaskan masyarakat memperoleh antibodi melalui dua hal, yaitu ketika terinfeksi covid-19 dan
vaksinasi. Proporsi penduduk yang mempunyai antibodi tertinggi pada yang sudah divaksin dua dosis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)