Jakarta: Kasus demam berdarah dengue (DBD) diprediksi akan terus meningkat. Masyarakat diminta mewaspadai ancaman virus dari gigitan nyamuk aedes aegypti.
"Waspada ancaman demam berdarah dengan bersama keluarga di rumah kita melakukan pemberantasan sarang nyamuk, menguras, membersihkan tempat penampungan air, dan menutup tempat penampungan air," kata Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto, di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Timur, Senin, 20 April 2020.
Yuri meminta masyarakat membuang atau mendaur ulang barang bekas yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat penampungan air. Dia berharap masyarakat dapat membersihkan lingkungan rumahnya selama penerapan work from home atau bekerja di rumah.
"Mari kita menjadi teladan untuk menyelamatkan keluarga, menyelamatkan tetangga, menyelamatkan lingkungan, dan menyelamatkan bangsa kita," tutur juru bicara pemerintah untuk penanganan virus korona (covid-19) itu.
Sebanyak 294 orang meninggal akibat demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia hingga Jumat, 17 April 2020. Kasus terbanyak berada di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sementara itu, jumlah kasus DBD juga terus bertambah menjadi 44.564. Jawa Barat masih menjadi provinsi dengan kasus tertinggi yaitu 6.337 orang. Kemudian, NTT dengan 4.679 kasus, Lampung 4.017 kasus, dan Jawa Timur 3.202 kasus.
Baca: Peneliti UGM Ciptakan Alat Deteksi Virus Dengue, Penyebab DBD
Aktif Penanganan Korona
Yurianto juga mengimbau masyarakat berpartisipasi aktif dalam penanganan virus korona. Dia ingin seluruh masyarakat dapat memastikan diri tidak tertular dan menularkan covid-19 dengan tetap tinggal di rumah, menggunakan masker, serta mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Yurianto meminta masyarakat tidak mengucilkan pasien yang menjalani isolasi mandiri. Perbuatan itu menghambat proses penyembuhan pasien.
"Pasien yang sembuh itu akan sangat memengaruhi beban perawatan di rumah sakit. Karena semakin banyak pasien yang dirawat, akan semakin berat beban kita, baik untuk menurunkan jumlah yang sakit maupun menurunkan jumlah yang meninggal karena covid 19," ujar dia.
Jumlah pasien positif korona mencapai 6.760 orang per Senin, 20 April 2020. Sebanyak 747 pasien dinyatakan sudah sembuh dan 590 orang meninggal akibat virus yang pertama kali muncul di Wuhan, Tiongkok itu.
Jakarta: Kasus demam berdarah dengue (DBD) diprediksi akan terus meningkat. Masyarakat diminta mewaspadai ancaman virus dari gigitan nyamuk aedes aegypti.
"Waspada ancaman demam berdarah dengan bersama keluarga di rumah kita melakukan pemberantasan sarang nyamuk, menguras, membersihkan tempat penampungan air, dan menutup tempat penampungan air," kata Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto, di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Timur, Senin, 20 April 2020.
Yuri meminta masyarakat membuang atau mendaur ulang barang bekas yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat penampungan air. Dia berharap masyarakat dapat membersihkan lingkungan rumahnya selama penerapan work from home atau bekerja di rumah.
"Mari kita menjadi teladan untuk menyelamatkan keluarga, menyelamatkan tetangga, menyelamatkan lingkungan, dan menyelamatkan bangsa kita," tutur juru bicara pemerintah untuk penanganan virus korona (covid-19) itu.
Sebanyak 294 orang meninggal akibat demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia hingga Jumat, 17 April 2020. Kasus terbanyak berada di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sementara itu, jumlah kasus DBD juga terus bertambah menjadi 44.564. Jawa Barat masih menjadi provinsi dengan kasus tertinggi yaitu 6.337 orang. Kemudian, NTT dengan 4.679 kasus, Lampung 4.017 kasus, dan Jawa Timur 3.202 kasus.
Baca: Peneliti UGM Ciptakan Alat Deteksi Virus Dengue, Penyebab DBD
Aktif Penanganan Korona
Yurianto juga mengimbau masyarakat berpartisipasi aktif dalam penanganan virus korona. Dia ingin seluruh masyarakat dapat memastikan diri tidak tertular dan menularkan covid-19 dengan tetap tinggal di rumah, menggunakan masker, serta mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Yurianto meminta masyarakat tidak mengucilkan pasien yang menjalani isolasi mandiri. Perbuatan itu menghambat proses penyembuhan pasien.
"Pasien yang sembuh itu akan sangat memengaruhi beban perawatan di rumah sakit. Karena semakin banyak pasien yang dirawat, akan semakin berat beban kita, baik untuk menurunkan jumlah yang sakit maupun menurunkan jumlah yang meninggal karena covid 19," ujar dia.
Jumlah pasien positif korona mencapai 6.760 orang per Senin, 20 April 2020. Sebanyak 747 pasien dinyatakan sudah sembuh dan 590 orang meninggal akibat virus yang pertama kali muncul di Wuhan, Tiongkok itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)