Ilustrasi kebakaran lahan. ANT/FB Anggoro.
Ilustrasi kebakaran lahan. ANT/FB Anggoro.

Kepala BNPB Yakin Kebakaran Hutan Ulah Manusia

Surya Sriyanti • 05 Agustus 2019 07:43
Pontianak: Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo melihat titik api kebakaran hutan Kalimantan Tengah saat bertolak menuju Palangka Raya. Doni yakin kebakaran hutan dan lahan itu 99 persen disebabkan manusia.
 
"Yang lainnya, termasuk El Nino lemah hanyalah penyebab," kata Doni saat rapat koordinasi dengan jajaran Pemerintah Provinsi Kalteng di Bandara Tjilik Riwut, Palangka Raya, Minggu, 4 Agustus 2019.
 
Pemandangan titik api itu terlihat sekitar lima menit sebelum mendarat di Bandara Tjilik Riwut. Api membakar hutan dan lahan seluas 1,5 kilometer. Doni menegaskan titik api kebakaran itu berada di posisi tertentu.

"Ini artinya ia (pelaku) sudah paham arah angin dan lainnya. Di sini saya minta agar mencari tahu siapa pelaku pembakaran," kata mantan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) itu.
 
Dalam pertemuan itu hadir juga Sekretaris Daerah Kalteng Fahrizal Fitri, Kepala Badan Penangggulan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPDPK) Kalteng Mofid Saptono Subagio, dan Kapolres Palangka Raya AKB Timbul Siregar.
 
Doni menyebutkan BNPB juga mengalokasikan dana untuk 1.512 personel yang diterjunkan memadamkan kebakaran hutan dan lahan di Kalteng. Setiap personel mendapatkan Rp145 ribu per hari.
 
Doni juga meminta pemerintah darah merekrut pelaku pembakaran sebagai personel satuan tugas pemadaman kebakaran hutan. Ia menilai hal itu bisa mengurangi potensi kebakaran.
 
"Pada kebakaran hutan 2015 itu, kerugian ekonomi mencapai Rp221 triliun. Ini melampaui bencana tsunami di Aceh (Rp16,1 triliun), anggaran Polri (Rp90 triliun) dan juga anggaran Kemenhan (Rp129 triliun)," jelas Doni Monardo.
 
Baca: BNPB Ajak Semua Komponen Menghentikan Kebakaran Hutan
 
Ketua Satgas Penangangan Karhutla Kalteng yang juga Komandan Korem 102 Panju Panjung Kolonel Arm Syaiful Rizal menjelaskan jumlah areal yang terbakar di Kalteng mencapai 1.296,64 hektare, sedangkan sebaran titik panas (hotspot) sebanyak 1.299 titik.
 
Kabut asap
 
Dari berbagai wilayah dilaporkan, jumlah titik panas yang terpantau terus bertambah. BMKG Stasiun El Tari Kupang melaporkan sebanyak 14 titik panas terpantau menyebar di tujuh kabupaten Nusa Tenggara Timur.
 
Asap juga dilaporkan menebal di Kota Pekanbaru, Riau. Acara senam pagi massal dalam rangka peringatan hari ulang tahun Riau dan Republik Indonesia di halaman Kantor Gubernur Riau, Minggu, 4 Agustus, dibatalkan karena kabut asap yang tebal.
 
Acara yang wajib diikuti aparatur sipil negara (ASN) Provinsi Riau itu berganti menjadi kegiatan pembagian masker. Warga Pekanbaru pun mulai mengeluhkan dampak asap yang mengganggu aktivitas dan kesehatan.
 
Di Sumatra Selatan, kebakaran hutan dan lahan dilaporkan sudah melanda 49 hektare lahan di beberapa desa di Kabupaten Ogan Ilir pada tiga hari terakhir. Sebanyak empat titik panas juga terpantau satelit di dua kabupaten di Provinsi Bangka Belitung, Minggu, 4 Agustus.
 
Di Jambi, sepekan berlalu, kebakaran hutan dan lahan di Kecamatan Kumpehulu, Kabupaten Muarojambi, hingga Minggu (4/8), belum juga berhasil dipadamkan oleh ratusan personel Tim Satgas Karhutla Jambi. Menurut Kapolres Muarojambi, AKB Mardiono, hambatan terberat pemadaman ialah sulitnya mendapatkan sumber air.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DRI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan