Jakarta: Menkominfo Budi Arie menjadi pembicaraan usai mengucapkan Alhamdulillah saat rapat kerja dengan Komisi I DPR yang membahas tentang serangan siber yang melumpuhkan server Pusat Data Nasional (PDN).
Awalnya, Budi memaparkan tentang laporan serangan ransomware ke PDN. Ia dan tim menyimpulkan serangan tersebut berasal dari non-state actor.
"Karena dalam serangan cyber ini selalu analisanya dua aja. Ini state actor atau non-state actor. Tapi dalam forum ini saya ingin tegaskan bahwa kesimpulan mereka ini non-state actor dengan motif ekonomi, itu sudah Alhamdulillah dulu, karena kalau yang nyerang negara itu berat," kata Budi Arie.
Budi Arie lalu mencontohkan, beberapa waktu lalu pemerintah Arab Saudi pernah diserang oleh hacker dari pemerintah Iran. Menurut Budi, jika sumber serangan berasal dari negara maka, pemulihannya akan lebih berat.
Budi Arie ditegur Anggota DPR
Pernyataan Budi Arie yang menyematkan kata Alhamdulillah terkait serangan siber yang terjadi membuat Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS, Sukamta bereaksi.
Ia bahkan menegur Budi karena tidak seharusnya memakai kata Alhamdulillah.
"Tapi saya prihatin Pak, Bapak bersyukur di tengah serangan yang hebat begini bagi negara Pak. Mengucap Alhamdulillah, ini ya bagus, disyukuri, tapi menurut saya lebih tepat Innalillahi Pak daripada Alhamdulillah Pak," tegur Sukamta.
Sukamta menambahkan, Kominfo menjadi pihak yang harus bertanggung jawab atas bobolnya Pusat Data Nasional. Pasalnya, kementerian yang dipimpin Budi Arie tersebut merupakan pengelola data di Tanah Air.
"Jadi kalau ditanya siapa yang bertanggung jawab pasti Kominfo karena dia selaku pengelola data," tegasnya.
Lebih lanjut, Sukamta mempermasalahkan mental pejabat yang tidak dibiasakan untuk bertanggung jawab terhadap apa yang menjadi tupoksinya.
"Ketika ada masalah kemudian secara jantan menyatakan saya yang bertanggung jawab," ucap Sukamta.
Jakarta: Menkominfo
Budi Arie menjadi pembicaraan usai mengucapkan
Alhamdulillah saat rapat kerja dengan Komisi I DPR yang membahas tentang
serangan siber yang melumpuhkan server Pusat Data Nasional (PDN).
Awalnya, Budi memaparkan tentang laporan serangan ransomware ke PDN. Ia dan tim menyimpulkan serangan tersebut berasal dari
non-state actor.
"Karena dalam serangan
cyber ini selalu analisanya dua aja. Ini
state actor atau
non-state actor. Tapi dalam forum ini saya ingin tegaskan bahwa kesimpulan mereka ini
non-state actor dengan motif ekonomi, itu sudah
Alhamdulillah dulu, karena kalau yang nyerang negara itu berat," kata Budi Arie.
Budi Arie lalu mencontohkan, beberapa waktu lalu pemerintah Arab Saudi pernah diserang oleh
hacker dari pemerintah Iran. Menurut Budi, jika sumber serangan berasal dari negara maka, pemulihannya akan lebih berat.
Budi Arie ditegur Anggota DPR
Pernyataan Budi Arie yang menyematkan kata
Alhamdulillah terkait serangan siber yang terjadi membuat Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS, Sukamta bereaksi.
Ia bahkan menegur Budi karena tidak seharusnya memakai kata
Alhamdulillah.
"Tapi saya prihatin Pak, Bapak bersyukur di tengah serangan yang hebat begini bagi negara Pak. Mengucap
Alhamdulillah, ini ya bagus, disyukuri, tapi menurut saya lebih tepat
Innalillahi Pak daripada
Alhamdulillah Pak," tegur Sukamta.
Sukamta menambahkan, Kominfo menjadi pihak yang harus bertanggung jawab atas bobolnya Pusat Data Nasional. Pasalnya, kementerian yang dipimpin Budi Arie tersebut merupakan pengelola data di Tanah Air.
"Jadi kalau ditanya siapa yang bertanggung jawab pasti Kominfo karena dia selaku pengelola data," tegasnya.
Lebih lanjut, Sukamta mempermasalahkan mental pejabat yang tidak dibiasakan untuk bertanggung jawab terhadap apa yang menjadi tupoksinya.
"Ketika ada masalah kemudian secara jantan menyatakan saya yang bertanggung jawab," ucap Sukamta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)