Kepala PPATK, Ivan Yustiavandana. Foto: Medcom.id
Kepala PPATK, Ivan Yustiavandana. Foto: Medcom.id

PPATK Temukan Transaksi 15 Triliun Rupiah di Rekening Panji Gumilang

MetroTV • 15 Juli 2023 13:22
Jakarta: Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan adanya transaksi keuangan yang mencurigakan pada ratusan rekening milik pemimpin Pondok Pesantren Al Zaytun, Panji Gumilang. Nilai transaksi tersebut mencapai 15 triliun rupiah.
 
PPATK pun telah menyerahkan temuan tersebut ke Bareskrim Polri untuk ditindaklanjuti. Kepala PPATK, Ivan Yustiavandana mengatakan bahwa hasil analisis PPATK menunjukkan bahwa Panji Gumilang memiliki transaksi dengan nilai sangat besar, baik dana yang masuk maupun yang keluar dari rekeningnya.
 
"Transaksi senilai 15 triliun rupiah itu termasuk dana yang masuk dan keluar dari rekening Panji Gumilang, yayasan, serta pihak-pihak terkait Panji Gumilang," kata Ivan dikutip dari program Metro Hari Ini, Jumat, 14, Juli 2023.
 
Baca: Heran dengan Kekayaan Panji Gumilang, Lucky Hakim: Uangnya Dari Mana?

Ivan menambahkan bahwa nilai 15 triliun rupiah itu juga termasuk aset tanah milik Panji Gumilang seluas 2,3 juta meter persegi. Aset tanah tersebut tidak hanya atas nama Panji Gumilang, tetapi juga tujuh orang lainnya, termasuk anak dan istri Panji Gumilang.

"Kami juga menemukan adanya indikasi pengalihan aset tanah dari Panji Gumilang ke pihak lain dengan nilai yang tidak wajar," ujar Ivan.
 
Mantan anggota NII KW9 yang juga analis terorisme, Al Haidar, menyebut transaksi keuangan yang dilakukan Panji Gumilang sudah jelas merupakan tindak pidana pencucian uang. Ia mendesak aparat penegak hukum untuk mengusut kasus ini hingga tuntas.
 
"Ini sudah jelas-jelas peruntukannya kemana, alirannya kemana, dan sebagainya. Ini adalah tindakan pencucian uang, ini adalah tindakan melawan hukum, ini adalah against the law," kata Al Haidar.
 
Al Haidar juga mengkritik manajemen intelijen yang dinilainya buruk dalam mengawasi gerakan-gerakan radikal seperti NII KW9. Ia mengibaratkan NII KW9 sebagai ular sanca yang dilepaskan di tengah sawah untuk mengejar tikus, tetapi kemudian menjadi besar dan memakan anak-anak dari orang yang melepaskannya.
 
"Makanya Indonesia sangat ambruk itu karena memang manajemen intelijen itu sangat buruk. Ular sanca yang sudah dilepaskan di tengah sawah untuk mengejar tikus ini pada akhirnya bukan hanya gemuk karena memakan tikus-tikus itu, tapi karena mereka kemudian menjadi bumbu besar, sangat luar biasa besar, dan menjadi momok yang sangat luar biasa besar," ucap Al Haidar.
 
Selain menerima data adanya temuan transaksi keuangan Panji Gumilang senilai 15 triliun rupiah oleh PPATK, Bareskrim Polri juga mengusut dugaan penistaan agama oleh pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun Panji Gumilang.
 
Sejumlah saksi dan ahli telah diperiksa, termasuk terlapor Panji Gumilang. Meski demikian, penyidik belum menentukan Panji Gumilang sebagai tersangka.
 
(Fauzi Pratama Ramadhan)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WAN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan