Jakarta: Penanganan dampak banjir bandang yang menerjang beberapa wilayah di Jayapura masih berlangsung seiring ditetapkannya masa tanggap darurat. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan semua pihak untuk mewaspadai potensi banjir bandang susulan di Sentani, Kabupaten Jayapura, karena curah hujan yang masih tinggi.
"Dalam kurun waktu lima sampai tujuh hari ke depan, hujan masih akan mengguyur Jayapura dengan intensitas sedang sampai lebat dari malam hingga dini hari. Kami imbau masyarakat untuk tetap waspada dengan kondisi cuaca tersebut," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, di Jakarta, Sabtu, 23 Maret 2019.
Potensi itu memperhatikan pengaruh kondisi lokal dan pertemuan aliran udara yang terjadi akibat sistem pola tekanan rendah di utara Papua. Kondisi tersebut dapat berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan awan dan hujan di wilayah Jayapura.
Baca juga: 25 Kampung di Sentani Terendam Banjir
Selain waspada banjir bandang, masyarakat juga diminta mewaspadai ancaman tanah longsor dan angin kencang. Menurut Dwikorita, adanya perubahan lahan di lereng dan kaki Gunung Cyclop secara tidak terkendali semakin memperparah keadaan.
Perkembangan terakhir, akibat banjir bandang pada Sabtu 16 Maret 2019 pekan lalu, BPBD setempat melaporkan sebanyak 109 orang meninggal dunia. Sementara itu, korban hilang mencapai 93 jiwa, luka ringan 808 jiwa, dan luka berat 107 jiwa. Sekitar 11.725 kepala keluarga yang terdampak banjir bandang sebagian besar mengungsi.
Untuk penanganan korban meninggal dunia, Sekda Provinsi Papua, TEA Hery Dosinaen, mengatakan wacana penguburan massal yang sempat mengemuka masih dalam tahap koordinasi dengan para pemangku kepentingan, yakni Polda Papua, Pemkab Jayapura, pihak gereja seperti dari Sinode GKI di Tanah Papua, GIDI, Kingmi, dan denominasi lainnya.
"Jadi, soal penguburan massal ini masih dibicarakan. Kalau lokasinya sudah disiapkan, kami sudah bebaskan lahannya," ujarnya. Terkait dengan peti jenazah dan pakaian untuk para jenazah, tambah dia, Gubernur Lukas Enembe telah menyampaikan kepada Kapolda Irjen Pol Martuani Sormin untuk menangani hal itu.
Jakarta: Penanganan dampak banjir bandang yang menerjang beberapa wilayah di Jayapura masih berlangsung seiring ditetapkannya masa tanggap darurat. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan semua pihak untuk mewaspadai potensi banjir bandang susulan di Sentani, Kabupaten Jayapura, karena curah hujan yang masih tinggi.
"Dalam kurun waktu lima sampai tujuh hari ke depan, hujan masih akan mengguyur Jayapura dengan intensitas sedang sampai lebat dari malam hingga dini hari. Kami imbau masyarakat untuk tetap waspada dengan kondisi cuaca tersebut," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, di Jakarta, Sabtu, 23 Maret 2019.
Potensi itu memperhatikan pengaruh kondisi lokal dan pertemuan aliran udara yang terjadi akibat sistem pola tekanan rendah di utara Papua. Kondisi tersebut dapat berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan awan dan hujan di wilayah Jayapura.
Baca juga:
25 Kampung di Sentani Terendam Banjir
Selain waspada banjir bandang, masyarakat juga diminta mewaspadai ancaman tanah longsor dan angin kencang. Menurut Dwikorita, adanya perubahan lahan di lereng dan kaki Gunung Cyclop secara tidak terkendali semakin memperparah keadaan.
Perkembangan terakhir, akibat banjir bandang pada Sabtu 16 Maret 2019 pekan lalu, BPBD setempat melaporkan sebanyak 109 orang meninggal dunia. Sementara itu, korban hilang mencapai 93 jiwa, luka ringan 808 jiwa, dan luka berat 107 jiwa. Sekitar 11.725 kepala keluarga yang terdampak banjir bandang sebagian besar mengungsi.
Untuk penanganan korban meninggal dunia, Sekda Provinsi Papua, TEA Hery Dosinaen, mengatakan wacana penguburan massal yang sempat mengemuka masih dalam tahap koordinasi dengan para pemangku kepentingan, yakni Polda Papua, Pemkab Jayapura, pihak gereja seperti dari Sinode GKI di Tanah Papua, GIDI, Kingmi, dan denominasi lainnya.
"Jadi, soal penguburan massal ini masih dibicarakan. Kalau lokasinya sudah disiapkan, kami sudah bebaskan lahannya," ujarnya. Terkait dengan peti jenazah dan pakaian untuk para jenazah, tambah dia, Gubernur Lukas Enembe telah menyampaikan kepada Kapolda Irjen Pol Martuani Sormin untuk menangani hal itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)