Ilustrasi. (Branda Antara)
Ilustrasi. (Branda Antara)

BMKG Prakirakan Pemanasan Global dan Perubahan Iklim Berlanjut

Antara • 21 Januari 2024 02:10
Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa pemanasan global dan perubahan iklim diperkirakan berlanjut. Lantaran, emisi gas rumah kaca masih terus meningkat meskipun berbagai upaya telah dilakukan.
 
"Pemanasan global mencapai rekor baru pada 2023, melampaui rekor tahun 2016. Tahun 2024 diperkirakan akan lebih panas lagi," kata Deputi Bidang Klimatologi  BMKG Ardhasena Sopaheluwakan  di Jakarta, Sabtu, 20 Januari 2024.
 
Ia menerangkan  kombinasi El Nino dan perubahan iklim telah memicu peningkatan suhu pada paruh kedua tahun 2023. Menurut dia, rata-rata suhu global tahunan pada 2023 sekitar 1,45 ± 0,12 derajat Celsius lebih hangat dibandingkan dengan level pra-industri.

"Saat ini dunia semakin mendekati batas yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris," kata dia merujuk pada batas peningkatan suhu.
Baca: Peneliti BRIN Sebut Pemanasan Global Picu Cuaca Ekstrem

Perjanjian Paris yang telah diadopsi oleh hampir 200 negara, utamanya ditujukan untuk menjaga peningkatan suhu rata-rata global di bawah 2 derajat Celsius di atas level pra-industri dan membatasi kenaikan suhu tidak lebih dari 1,5 derajat Celsius di atas level pra-industri.
 
Ardhasena mengutip laporan Organisasi Meteorologi Dunia yang menunjukkan bahwa pada 2023 kondisi panas ekstrem telah berdampak pada kesehatan manusia dan memicu kebakaran hutan di berbagai lokasi.
 
"Permasalahan pemanasan global dan perubahan iklim merupakan tanggung jawab bersama setiap umat manusia. Oleh sebab itu kita perlu berupaya untuk menahan lajunya dan mengurangi dampaknya," jelas dia.
 
Sejalan dengan upaya untuk membatasi kenaikan suhu rata-rata permukaan bumi di bawah 1,5 derajat Celsius, Pemerintah Indonesia berupaya menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen dengan upaya sendiri dan 41 persen dengan dukungan internasional pada 2030.
 
Upaya yang dilakukan untuk menurunkan emisi gas rumah kaca meliputi pengurangan laju deforestasi dan degradasi hutan, pengelolaan hutan lestari, rehabilitasi hutan, pengelolaan lahan gambut dan mangrove, dan peningkatan konservasi keanekaragaman hayati. 
 
Selain itu, pemerintah berupaya mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, meningkatkan penggunaan energi baru dan terbarukan, meningkatkan pengelolaan sampah dan limbah, menerapkan sistem pertanian rendah karbon, serta menekan emisi karbon di sektor transportasi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan