Hal itu akan menjadi fenomena tersendiri bagi aktivitas laut dan atmosfer. Penelitian terkait hal tersebut akan menjadi informasi penting bagi masyarakat.
"Cuaca ekstrem di laut memicu rouge wave, yang merupakan interaksi nonlinear beberapa gelombang. Gelombang ini belum bisa diprediksi dan menjadi perhatian nelayan," kata Albert melalui tayangan YouTube BRIN, Rabu, 15 November 2023.
Ketua Kelompok Riset interaksi Atmosfer-Laut dan Varieabilitas Iklim Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, mengatakan diperlukan penelitian dan kajian mengenai cuaca ekstrem lebih lanjut. Hal itu agar terdapat pemahaman mengenai interaksi laut dan atmosfer di Indonesia.
"Pemahamanan yang lebih baik mengenai cuaca ekstrem sangat berguna untuk meningkatkan akurasi prediksi cuaca ekstrem di wilayah Indonesia," kata Erma.
Dia menyakini penelitian ini tidak akan sia-sia. Penilitian ini juga sebagai bagian dari upaya memitigasi dan adaptasi terhadap bencana hidrometeorologi.
"Yang saat ini sudah hampir mencapai titik puncak (2 derajat celsius) dengan kenaikan suhu global bulanan sebesar 1,76 derajat celsius pada September 2023,” ungkap Erma.
Baca juga: Penelitian Cuaca Laut Tingkatkan Akurasi Prediksi Cuaca |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News