Menteri Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar mengatakan, hal ini diputuskan setelah diadakannya rapat di Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi yang berlangsung hari ini dan turut dihadiri oleh Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
"Tadi saya diskusikan, kita di KLHK sudah rapat-rapat, dengan BMKG juga sudah didiskusikan bahwa nanti dilihat. Kemungkinan tanggal 22-21 Agustus, 28 Agustus. Kemudian nanti di 2 September, 5 September dan seterusnya," ujar Siti, Jumat, 18 Agustus 2023.
Menurut Siti, awetnya polusi udara di Jakarta selain dipengaruhi musim kemarau dan juga faktor banyaknya penggunaan kendaraan bermotor, juga disebabkan oleh kontur wilayah Jakarta yang dipenuhi oleh gedung bertingkat.
Baca juga: Atasi Polusi Udara, ASN Eselon 4 ke Atas DKI Diwajibkan Pakai Kendaraan Listrik |
Selain itu, geografis Jakarta yang merupakan dataran rendah berujung di Teluk Jakarta juga menyebabkan polusi udara tidak bisa berkurang begitu saja.
"Yang saya laporkan juga tadi adalah gini. Jakarta itu kan bentuk geomorfologinya kipas aluvial. Kipas aluvial itu dia merendah, melebar ke laut, sedangkan di pinggir-pinggirnya bergelombang dan bungkil. Kemudian selain itu ada daerah-daerah yang gedung-gedungnya tinggi. Nah, ini dalam pergerakan polusi udara, kita sebutnya street canyon. Artinya, udara yang polutif itu bergerak begini-begini saja gitu, tidak bisa kemana-mana. Maka diperlukan modifikasi cuaca," jelas Siti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id