Malang: Lima mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Brawijaya (UB) menciptakan inovasi baru berupa produk penyedap rasa alami. Yakni penyedap rasa atau MSG (Mononatrium Glutamat) yang terbuat dari limbah air pindang ikan layang.
Kelima mahasiswa itu adalah Bagas Prasetya, Faizatus Sholihah, Alfin Bagaswara Pratama, M. Fadhel Bolkiah dan Ipin Orshella Nurwilis. Terobosan baru mereka ini berada di bawah bimbingan dosen Muhammad Fakhri.
Ketua tim penelitian, Bagas Prasetya mengatakan keraguan masyarakat dalam mengkonsumsi penyedap rasa ber-MSG yang biasa disebut micin ini telah banyak mengundang kontroversi. Hal itu karena dampak akut ataupun kronis yang ditimbulkannya.
Sebab, Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat telah mengakui bahwa MSG hanya akan aman apabila dikonsumsi dalam takaran yang sesuai.
Bahkan MSG juga dapat menimbulkan alergi terhadap orang yang berkebutuhan khusus, atau sensitif terhadap MSG. Berangkat dari hal itu, kelima mahasiswa ini mencoba mencari terobosan baru untuk mengatasi persoalan tersebut.
"Air hasil rebusan pindang ikan layang ternyata mengandung asam glutamat yang tinggi dan mampu menghasilkan rasa gurih alami. Asal bebas formalin dan pengolahannya menggunakan bahan-bahan alami," kata Bagus, Jumat, 29 Juni 2018.
Bagas mengaku, perlu ada upaya untuk mengolah limbah air pindang ikan layang yang telah terstandarisasi bebas formalin, dan senyawa bahaya lainnya. Sebab, lebih ramah lingkungan dan lebih bernilai secara ekonomi.
"Ini akan menjadi terobosan baru untuk mendongkrak perekonomian negara agar tidak bergantung lagi pada produk-produk impor. Sekarang waktunya untuk mencintai produk dalam negeri melalui karya-karya mahasiswa yang inovatif," ungkapnya.
Baca: Mesin Cuci Gowes Karya Mahasiswa UMM
Anggota tim lainnya, Ipin Orshella Nurwilis menjelaskan, penyedap rasa dari ekstrak pindang ikan ini diberi nama OGLA (Organic Glutamic Acid). OGLA diproduksi dengan ditambahkan rempah-rempah sebagai pengawet alami, kemudian diproses melalui perebusan dan pengeringan menggunakan spray dryer.
"Bentuk produk ini ialah bubuk, sangat familiar dengan penyedap rasa lainnya," ucapnya.
Uji organoleptik OGLA telah dilakukan oleh beberapa panelis yang terdiri dari mahasiswa, ibu rumah tangga, dan beberapa dosen FPIK UB. Mereka mengatakan bahwa OGLA memiliki tekstur yang halus, rasa yang gurih dan asin khas ikan serta bau yang sedap. Sehingga sesuai untuk menjadi produk penyedap rasa alami yang ditambahkan ke dalam makanan.
OGLA juga telah melakukan pengujian nilai gizi di Laboratorium Gizi UNAIR, dan terbukti memiliki kandungan protein dan serat yang tinggi. OGLA sendiri dikemas dalam bentuk kemasan botol dengan berat 80 gram dan kemasan sachet dengan berat 10 gram.
Selanjutnya temuan ini akan diikutkan PKM (Program Kreativitas Mahasiswa)
Malang: Lima mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Brawijaya (UB) menciptakan inovasi baru berupa produk penyedap rasa alami. Yakni penyedap rasa atau MSG (
Mononatrium Glutamat) yang terbuat dari limbah air pindang ikan layang.
Kelima mahasiswa itu adalah Bagas Prasetya, Faizatus Sholihah, Alfin Bagaswara Pratama, M. Fadhel Bolkiah dan Ipin Orshella Nurwilis. Terobosan baru mereka ini berada di bawah bimbingan dosen Muhammad Fakhri.
Ketua tim penelitian, Bagas Prasetya mengatakan keraguan masyarakat dalam mengkonsumsi penyedap rasa ber-MSG yang biasa disebut
micin ini telah banyak mengundang kontroversi. Hal itu karena dampak akut ataupun kronis yang ditimbulkannya.
Sebab, Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat telah mengakui bahwa MSG hanya akan aman apabila dikonsumsi dalam takaran yang sesuai.
Bahkan MSG juga dapat menimbulkan alergi terhadap orang yang berkebutuhan khusus, atau sensitif terhadap MSG. Berangkat dari hal itu, kelima mahasiswa ini mencoba mencari terobosan baru untuk mengatasi persoalan tersebut.
"Air hasil rebusan pindang ikan layang ternyata mengandung asam
glutamat yang tinggi dan mampu menghasilkan rasa gurih alami. Asal bebas formalin dan pengolahannya menggunakan bahan-bahan alami," kata Bagus, Jumat, 29 Juni 2018.
Bagas mengaku, perlu ada upaya untuk mengolah limbah air pindang ikan layang yang telah terstandarisasi bebas formalin, dan senyawa bahaya lainnya. Sebab, lebih ramah lingkungan dan lebih bernilai secara ekonomi.
"Ini akan menjadi terobosan baru untuk mendongkrak perekonomian negara agar tidak bergantung lagi pada produk-produk impor. Sekarang waktunya untuk mencintai produk dalam negeri melalui karya-karya mahasiswa yang inovatif," ungkapnya.
Baca:
Mesin Cuci Gowes Karya Mahasiswa UMM
Anggota tim lainnya, Ipin Orshella Nurwilis menjelaskan, penyedap rasa dari ekstrak pindang ikan ini diberi nama OGLA (Organic Glutamic Acid). OGLA diproduksi dengan ditambahkan rempah-rempah sebagai pengawet alami, kemudian diproses melalui perebusan dan pengeringan menggunakan
spray dryer.
"Bentuk produk ini ialah bubuk, sangat familiar dengan penyedap rasa lainnya," ucapnya.
Uji organoleptik OGLA telah dilakukan oleh beberapa panelis yang terdiri dari mahasiswa, ibu rumah tangga, dan beberapa dosen FPIK UB. Mereka mengatakan bahwa OGLA memiliki tekstur yang halus, rasa yang gurih dan asin khas ikan serta bau yang sedap. Sehingga sesuai untuk menjadi produk penyedap rasa alami yang ditambahkan ke dalam makanan.
OGLA juga telah melakukan pengujian nilai gizi di Laboratorium Gizi UNAIR, dan terbukti memiliki kandungan protein dan serat yang tinggi. OGLA sendiri dikemas dalam bentuk kemasan botol dengan berat 80 gram dan kemasan sachet dengan berat 10 gram.
Selanjutnya temuan ini akan diikutkan PKM (Program Kreativitas Mahasiswa)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(CEU)