Presiden Jokowi--MI/Ramdani
Presiden Jokowi--MI/Ramdani

Jokowi Sebut Nelayan Perlu Beralih dari Cantrang

Achmad Zulfikar Fazli • 08 Mei 2018 16:35
Jakarta: Presiden Joko Widodo menyebut peralihan penggunaan alat tangkap ikan dari cantrang ke jaring yang ramah lingkungan tak mudah. Peralihan alat tangkap ini harus dilakukan bertahap kepada seluruh nelayan.
 
"Ini yang disebut Ibu Susi (Pudjiastuti) kalau (peralihan) cantrang itu tidak mudah, perlu transisi," kata Jokowi saat bertemu nelayan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 8 Mei 2018.
 
Hal ini disampaikan Jokowi menanggapi keluhan Joni, nelayan dari Indramayu. Joni menyebut nelayan kecil terganggu dengan cantrang. Alat tangkap itu membuat nelayan seperti lotre. Melaut pergi membawa bekal, tapi pulang belum tentu mendapat ikan.

Baca: Presiden Persilakan Nelayan Gunakan Cantrang
 
Menurut Jokowi, nelayan yang menggunakan cantrang cukup banyak. Sehingga, proses perpindahan ke jaring ramah lingkungan menjadi sedikit memakan waktu. 
 
Namun, eks Gubernur DKI Jakarta itu memastikan peralihan alat tangkap ini agar nelayan mudah mencari ikan. Sebab, populasi ikan makin banyak di perairan Indonesia.
 
"Jangan berpikir pendek, setahun dua tahun masih punya anak cucu cicit yang harus menikmati. Jangan sampai Ibu Susi mau meluruskan malah (dibully). Saya enggak ngomong ya sudah tahu semua, tapi kalau dari nelayan sudah tahu maksud kita meluruskan saya senang sekali," ujar dia.
 
Jokowi mengaku setiap turun ke lapangan selalu mendengar keluhan dari para nelayan. Ia pun selalu mendengarkan persoalan yang dihadapi para nelayan itu. Tapi, ia meminta nelayan sabar. Karena, pemerintah tak bisa cepat menyelesaikan keluhan itu.
 
"Banyak masalah-masalah yang dibenahi tidak mungkin instan. Sekarang saya ngomong besok selesai tapi masih banyak problem yang harus diselesaikan dalam rangka nelayan Indonesia," kata dia.
 
Ia pun mengajak para nelayan untuk bersama-sama mencari jalan keluar dari semua persoalan nelayan. Ia mengaku selalu membuka diri apapun yang disuarakan nelayan.
 
"Tapi setiap daerah punya kasus dan persoalan beda-beda seperti Mamberamo (Papua) ikan banyak tapi enggak bisa dibawa keluar untuk dijual. Ada kapal mesin tapi ikannya enggak ada. Persoalan setiap tempat beda-beda," beber dia.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan