Proses identifikasi dimulai sejak pagi hari. Proses dilakukan dengan mencocokkan data postmortem atau data korban; dan data antemortem atau data dari keluarga korban.
"Baru hari ini kita akan memeriksan kiriman body part dari tempat kejadian perkara (TKP)," ujar Kepala Bidang (Kabid) Pussdokes Polri, Kombes Ahmad Fauzi di Rumah Sakit (RS) Polri, Jakarta Timur, Senin, 11 Januari 2021.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Fauzi menyebut ketidaklengkapan data postmortem menjadi kendala proses identifikasi. Namun, ia memastikan tim DVI akan berusaha maksimal untuk dapat mengindentifikasi seluruh bagian tubuh yang ada.
"Kita punya teknik-teknik tertentu sehingga bisa mengurangi sampel tidak dapat dibaca," jelasnya.
Ia mengatakan untuk mempercepat proses identifikasi, dibutuhkan data primer yang berasal dari postmortem dan antemortem. Data tersebut terdiri atas gigi, sampel DNA, dan sidik jari.
"Kalau misalnya satu saja match antara antomorten dan postmortem, bisa dikatakan jenazah terindentifikasi," kata dia.
Hingga pukul 09.00 WIB, pada Senin, 11 Januari ini Tim DVI Polri telah menerima 40 sampel DNA dari keluarga korban. Sebanyak 14 sampel berasal dari RS Polri, 24 sampel dari Pontianak, satu sampel dari Jawa Timur, dan satu sampel dari Sulawesi Selatan.
Kemudian, sudah ada 16 kantong jenazah yang diterima bersikan sejumlah bagian tubuh korban. Serta terdapat tiga kantong jenazah berisikan properti korban.
Baca: Sekantong Puing Sriwijaya Air SJ-182 Kembali Ditemukan, Apa Isinya?
Pesawat Sriwijaya Air dengan call sign SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pukul 14.40 WIB, Sabtu, 9 Januari 2021. Pesawat berjenis Boeing 737-500 dengan nomor registrasi PK CLC itu lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten, pukul 14.36 WIB.
Posisi terakhir pesawat itu berada di 11 mil laut utara Bandara Soetta, tepatnya di sekitar Pulau Laki, Kepulauan Seribu. Pesawat tercatat hendak menambah ketinggian dari 11 ribu kaki ke 13 ribu kaki. Pesawat yang dipastikan jatuh itu mengangkut 62 orang yang terdiri atas 50 penumpang dan 12 kru.
(UWA)