medcom.id, Jeddah: Kuota haji Indonesia kembali normal tahun ini, yakni 211 ribu orang. Jumlah ini masih ditambah 10 ribu orang dari hasil lobi khusus Presiden Joko Widodo kepada Raja Salman. Total 221 ribu orang bisa beribadah haji.
Meski demikian, jumlah antrean calon haji di Tanah Air masih panjang. Daftar tunggu jemaah untuk diberangkatkan rata-rata 10-20 tahun. Bahkan, di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, waktu tunggunya hingga 35 tahun.
Untuk mengurangi daftar tunggu yang panjang ini, pemerintah Indonesia akan kembali melobi pemerintah Arab Saudi agar kuota haji kembali ditambah. Sebab, ada beberapa negara Afrika yang kuota hajinya tak terpakai.
Menurut Duta Besar RI untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel, Indonesia tengah mengincar kuota haji yang tak terpakai itu. Ia manargetkan bisa mendapatkan kuota haji tambahan, sehingga kuota haji Indonesia bisa mencapai 300 ribu.
"Kami akan mintakan langsung kepada kerajaan. Skema kedua kita nego dengan negara anggota OKI untuk mengambil kuota yang tak terpakai, terutama dari Afrika. Dengan cara ini kita akan bisa menambah lagi kuota," kata Agus usai melepas kepulangan jemaah kloter satu Embarkasi Solo (SOC 01) di Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah, Rabu 6 September 2017.
Namun, jika kuota disetujui, pemerintah juga harus siap. Jumlah petugas haji, tenda, dan toilet di Mina harus ditambah. Tahun ini, tenda di Mina menjadi sorotan serius pemerintah Indonesia karena jumlahnya terbatas. Jemaah tidur berdesak-desakan di tenda dan antrean mengular di depan toilet.
Petugas mengecek kelaikan toilet di Arafah
Baca: Jemaah Mematuhi Ketentuan Bawaan Pulang
Tenda di Mina dari tahun ke tahun selalu jadi pembahasan serius. Area Mina yang terbatas menjadi alasan pemerintah Arab Saudi sulit membangun tenda-tenda baru. Karena itu, Indonesia mengusulkan agar ada peningkatan bangunan di Mina, termasuk bangunan toilet.
Usulan Indonesia adalah pembangunan toilet tingkat, terutama di wilayah Mina Jadid. "Pembangunan toilet bisa dua atau tiga tingkat," usul Agus.
Selain itu, penambahan kuota haji juga harus dibarengi penambahan jumlah petugas. Sehingga, pelayanan kepada jemaah bisa maksimal.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/ybJexlnN" allowfullscreen></iframe>
medcom.id, Jeddah: Kuota haji Indonesia kembali normal tahun ini, yakni 211 ribu orang. Jumlah ini masih ditambah 10 ribu orang dari hasil lobi khusus Presiden Joko Widodo kepada Raja Salman. Total 221 ribu orang bisa beribadah haji.
Meski demikian, jumlah antrean calon haji di Tanah Air masih panjang. Daftar tunggu jemaah untuk diberangkatkan rata-rata 10-20 tahun. Bahkan, di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, waktu tunggunya hingga 35 tahun.
Untuk mengurangi daftar tunggu yang panjang ini, pemerintah Indonesia akan kembali melobi pemerintah Arab Saudi agar kuota haji kembali ditambah. Sebab, ada beberapa negara Afrika yang kuota hajinya tak terpakai.
Menurut Duta Besar RI untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel, Indonesia tengah mengincar kuota haji yang tak terpakai itu. Ia manargetkan bisa mendapatkan kuota haji tambahan, sehingga kuota haji Indonesia bisa mencapai 300 ribu.
"Kami akan mintakan langsung kepada kerajaan. Skema kedua kita nego dengan negara anggota OKI untuk mengambil kuota yang tak terpakai, terutama dari Afrika. Dengan cara ini kita akan bisa menambah lagi kuota," kata Agus usai melepas kepulangan jemaah kloter satu Embarkasi Solo (SOC 01) di Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah, Rabu 6 September 2017.
Namun, jika kuota disetujui, pemerintah juga harus siap. Jumlah petugas haji, tenda, dan toilet di Mina harus ditambah. Tahun ini, tenda di Mina menjadi sorotan serius pemerintah Indonesia karena jumlahnya terbatas. Jemaah tidur berdesak-desakan di tenda dan antrean mengular di depan toilet.
Petugas mengecek kelaikan toilet di Arafah
Baca: Jemaah Mematuhi Ketentuan Bawaan Pulang
Tenda di Mina dari tahun ke tahun selalu jadi pembahasan serius. Area Mina yang terbatas menjadi alasan pemerintah Arab Saudi sulit membangun tenda-tenda baru. Karena itu, Indonesia mengusulkan agar ada peningkatan bangunan di Mina, termasuk bangunan toilet.
Usulan Indonesia adalah pembangunan toilet tingkat, terutama di wilayah Mina Jadid. "Pembangunan toilet bisa dua atau tiga tingkat," usul Agus.
Selain itu, penambahan kuota haji juga harus dibarengi penambahan jumlah petugas. Sehingga, pelayanan kepada jemaah bisa maksimal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)