Ilustrasi penyebaran virus korona (covid-19) di Indonesia. Medcom.id/M Rizal
Ilustrasi penyebaran virus korona (covid-19) di Indonesia. Medcom.id/M Rizal

Aturan Pendatang Lintas Negara Disebut Penyebab Lonjakan Kasus

Theofilus Ifan Sucipto • 19 Juni 2021 16:34
Jakarta: Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) mengkritik Surat Edaran (SE) Satuan Tugas Nomor 8 Tahun 2021. Aturan tersebut dianggap sebagai salah satu penyebab penyebaran covid-19 meningkat.
 
"Ada 2 hal yang membuat kondisi ini makin buruk, Pertama, SE Satgas Nomor 8," kata Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI), Masdalina Pane, dalam diskusi virtual, Sabtu, 19 Juni 2021.
 
Salah satu ketentuan SE yang mengatur protokol kesehatan perjalanan internasional dalam masa pandemi covid-19 itu tak sesuai dengan anjuran Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO). Yakni, beleid yang mengatur masa karantina bagi pendatang dari luar negeri.

SE Satgas Covid-19 Nomor 8 Tahun 2021 mengatur masa karantina hanya berlangsung lima hari. Sementara itu, WHO menganjurkan isolasi pendatang dari luar negeri selama 14 hari.
 
"Sampai hari ini, WHO belum mengubah interimnya bahwa karantina itu harus dilakukan 14 hari," ungkap dia.
 
Pemerintah disarankan mengambil langkah tegas jika tak mampu melakukan karantina dengan menutup pintu masuk. Terutama, akses dari dan ke negara yang memiliki kasus penyebaran tinggi.
 
Baca: Asosiasi Epidemiolog Kritik Kapasitas Deteksi Mutasi Covid-19 Indonesia
 
Sejumlah negara yang telah mengambil kebijakan tersebut. Di antaranya, Amerika Serikat, Inggris, dan Singapura.
 
"Bahkan Amerika Serikat menutup (pintu masuk) dari enam negara di wilayah Asia Selatan," sebut Masdalina.
 
Masdalina Pane menilai pemerintah lebih layak menjadi 'pemadam kebakaran'. Berbagai langkah pencegahan baru disusun setelah penyebaran meningkat.
 
"Kalau sudah lonjakan kasus seperti ini tergopoh-gopoh. Mempersiapkan ini, mempersiapkan itu, padahal kita punya rencana kontigensi. Kemana semua rencana kontigensi kita?" kata dia heran.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan