Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyarankan warga menghindari penggunaan transportasi umum bersama kenalan atau rekan sejawat. Hal tersebut meningkatkan risiko penularan virus korona (covid-19).
Ketua Umum Pengurus Besar IDI Daeng M Faqih menjelaskan masyarakat Indonesia mudah bersosialisasi. Kecil kemungkinan komunikasi tidak terjadi apabila rekan sejawat berbarengan menggunakan transportasi massal.
"Tanpa sadar kita bercakap-cakap, ketawa-ketawa, itu dihindari," ujar Daeng dalam diskusi virtual, Selasa, 15 September 2020.
Baca: PSBB Jilid II Berpotensi Diperpanjang Hingga Oktober 2020
Penumpang tranportasi umum lebih baik tidak berkomunikasi. Upaya kecil itu dapat membawa pengaruh besar untuk menekan penyebaran covid-19.
Selain itu, warga diminta tetap menjaga kebersihan. Dia menyarankan pengguna transportasi umum tak menyentuh benda-benda yang berpotensi menjadi media penyebaran virus dan bakteri.
"(Jika) di kereta itu pasti kita pegang (gagang), tangan kita dijaga tidak menyentuh hidung, mata, dan mulut," jelasnya.
Daeng meyakini dalam pembatasan sosial berskala besar (PSBB) jilid II sudah mengatur jaga jarak dan kedisiplinan protokol kesehatan. Namun, kesadaran dari setiap individu lebih utama.
Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia (
IDI) menyarankan warga menghindari penggunaan transportasi umum bersama kenalan atau rekan sejawat. Hal tersebut meningkatkan risiko penularan virus korona (
covid-19).
Ketua Umum Pengurus Besar IDI Daeng M Faqih menjelaskan masyarakat Indonesia mudah bersosialisasi. Kecil kemungkinan komunikasi tidak terjadi apabila rekan sejawat berbarengan menggunakan transportasi massal.
"Tanpa sadar kita bercakap-cakap, ketawa-ketawa, itu dihindari," ujar Daeng dalam diskusi virtual, Selasa, 15 September 2020.
Baca:
PSBB Jilid II Berpotensi Diperpanjang Hingga Oktober 2020
Penumpang
tranportasi umum lebih baik tidak berkomunikasi. Upaya kecil itu dapat membawa pengaruh besar untuk menekan penyebaran covid-19.
Selain itu, warga diminta tetap menjaga kebersihan. Dia menyarankan pengguna transportasi umum tak menyentuh benda-benda yang berpotensi menjadi media penyebaran virus dan bakteri.
"(Jika) di kereta itu pasti kita pegang (gagang), tangan kita dijaga tidak menyentuh hidung, mata, dan mulut," jelasnya.
Daeng meyakini dalam pembatasan sosial berskala besar (
PSBB) jilid II sudah mengatur jaga jarak dan kedisiplinan protokol kesehatan. Namun, kesadaran dari setiap individu lebih utama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)