Jakarta: Posisi Dewan Penasihat Nasional Gerakan Pramuka untuk periode 2018-2023 diisi para tokoh dan pengusaha muda. Hal itu dilakukan agar para tokoh dan pengusaha tersebut bisa menularkan kemampuannya kepada adik-adik Pramuka.
"Penasihat itu kan orang-orang yang berkompeten di bidangnya, jadi kita enggak terus apriori," kata Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka Budi Waseso (Buwas) di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis, 27 Desember 2018.
Dewan Penasihat ini diisi 16 nama besar. Mereka meliputi, Presiden ke-3 BJ Habibie, Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno, dan Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X, dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo.
Selain itu, ada pula tokoh agama seperti Mustofa Bisri dari Nahdlatul Ulama (NU), Syafi'i Maarif dan Muhammadiyah, dan rohaniawan Katolik Franz Magnis Suseno. Jaya Suprana, Slamet Rahardjo dari kalangan budayawan juga masuk dalam jajaran ini.
Baca: Buwas Resmi Menjabat Ketua Kwarnas Pramuka
Sederet pengusaha, seperti Siti Hartati Murdaya,Wishnutama, Hary Tanoesoedibjo, Eka Tjipta Widjaja, juga menjadi penasihat Gerakan Pramuka. CEO Go-Jek Nadiem Makarim pun juga masuk menjadi pembisik Buwas.
Buwas menyampaikan posisi Dewan Penasihat tak harus diisi oleh mantan anggota Kwarnas. Posisi itu juga bisa diisi orang-orang berkompeten di bidangnya masing-masing.
"Jadi saya akan dibantu oleh penasihat-penasihat dari segala bidang, nanti ada penasihat agama dan lain-lain. Karya itu akan diturunkan ke generasi muda. Nah, itu ada di Pramuka bagaimana beliau jadi penasihat di bidang bisnis, di antaranya," ujar mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) itu.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/0kpzXmnN" allowfullscreen></iframe>
Jakarta: Posisi Dewan Penasihat Nasional Gerakan Pramuka untuk periode 2018-2023 diisi para tokoh dan pengusaha muda. Hal itu dilakukan agar para tokoh dan pengusaha tersebut bisa menularkan kemampuannya kepada adik-adik Pramuka.
"Penasihat itu kan orang-orang yang berkompeten di bidangnya, jadi kita enggak terus apriori," kata Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka Budi Waseso (Buwas) di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis, 27 Desember 2018.
Dewan Penasihat ini diisi 16 nama besar. Mereka meliputi, Presiden ke-3 BJ Habibie, Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno, dan Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X, dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo.
Selain itu, ada pula tokoh agama seperti Mustofa Bisri dari Nahdlatul Ulama (NU), Syafi'i Maarif dan Muhammadiyah, dan rohaniawan Katolik Franz Magnis Suseno. Jaya Suprana, Slamet Rahardjo dari kalangan budayawan juga masuk dalam jajaran ini.
Baca: Buwas Resmi Menjabat Ketua Kwarnas Pramuka
Sederet pengusaha, seperti Siti Hartati Murdaya,Wishnutama, Hary Tanoesoedibjo, Eka Tjipta Widjaja, juga menjadi penasihat Gerakan Pramuka. CEO Go-Jek Nadiem Makarim pun juga masuk menjadi pembisik Buwas.
Buwas menyampaikan posisi Dewan Penasihat tak harus diisi oleh mantan anggota Kwarnas. Posisi itu juga bisa diisi orang-orang berkompeten di bidangnya masing-masing.
"Jadi saya akan dibantu oleh penasihat-penasihat dari segala bidang, nanti ada penasihat agama dan lain-lain. Karya itu akan diturunkan ke generasi muda. Nah, itu ada di Pramuka bagaimana beliau jadi penasihat di bidang bisnis, di antaranya," ujar mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)