medcom.id, Jakarta: Wakil Presiden Jusuf Kalla punya banyak kenangan dengan anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi. Tapi, ada yang paling berkesan, yaitu saat diskusi untuk meningkatkan kembali geliat wisata di Bali, usai dihantam ledakan bom.
"Salah satu hal agak khas, waktu habis bom Bali," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis 16 Maret 2017.
Saat itu, kata Kalla, pemerintah berusaha membuat wisata Bali kembali menggeliat. Salah satu cara yang digunakan adalah memberlakukan libur panjang dengan mengubah hari libur.
Baca: Kalla Pimpin Doa untuk Hasyim Muzadi
Kalla ingat betul, ia mengundang Hasyim Muzadi bersama beberapa ulama lain di sebuah restoran. Niat hati berdiskusi sembari makan jadi batal. Karena Hasyim bersama beberapa ulama lain berpuasa.
Pada pertemuan itu, Kalla bertanya apa yang dilakukan Hasyim saat libur Maulid Nabi atau Isra Miraj. Hasyim menjawab, tak ada hal penting yang dikerjakan kecuali menghadiri tabligh jika diundang.
Mendengar jawaban itu, Kalla pun menyampaikan niatnya untuk mengubah hari libur. Kalla menanyakan pendapat Hasyim soal rencana mengubah hari libur Isra Miraj dan Maulid Nabi agar bisa tercipta libur panjang. "Dia jawab, wah itu susah," kata Kalla.
Kalla pun memutar otak. Ia mengganti pertanyaan dengan menegaskan kebijakan itu keinginan pemerintah. Tak disangka, Hasyim luluh. "Saya balik tanya, kalau pemerintah memutuskan bapak setuju tidak? Dia bilang, NU tidak keberatan, sama saja tidak keberatan dan setuju kan," kata dia.
Masalah ini pun selesai dalam waktu dua hari. Karena Hasyim bersama Buya Syafii Maarif tak keberatan dengan rencana pemerintah itu.
"Itu ceritanya, karena dia setuju akhirnya yang lain ikut semua. Itu sudah bertahun-tahun diusahakan tapi tidak jadi, beliau ini pertama setuju," jelas Kalla.
Pemerintah melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, pada 25 November 2002 memberlakukan cuti bersama dan libur nasional pada 2002 dan 2003.
Selain hari nasional, SKB ini juga mengatur libur nasional yang jatuh di luar Senin dan Jumat, liburnya dipindahkan ke Senin dan Jumat, kecuali hari besar berhubungan ibadah, seperti Idul Fitri, Idul Adha, Natal, Nyepi, dan 17 Agustus.
Pemindahan hari libur ini diharapkan dapat menambah libur panjang masyarakat agar memiliki waktu untuk berkunjung ke tempat wisata. Ini diharapkan dapat menggenjot jumlah wisatawan dalam negeri.
medcom.id, Jakarta: Wakil Presiden Jusuf Kalla punya banyak kenangan dengan anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi. Tapi, ada yang paling berkesan, yaitu saat diskusi untuk meningkatkan kembali geliat wisata di Bali, usai dihantam ledakan bom.
"Salah satu hal agak khas, waktu habis bom Bali," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis 16 Maret 2017.
Saat itu, kata Kalla, pemerintah berusaha membuat wisata Bali kembali menggeliat. Salah satu cara yang digunakan adalah memberlakukan libur panjang dengan mengubah hari libur.
Baca: Kalla Pimpin Doa untuk Hasyim Muzadi
Kalla ingat betul, ia mengundang Hasyim Muzadi bersama beberapa ulama lain di sebuah restoran. Niat hati berdiskusi sembari makan jadi batal. Karena Hasyim bersama beberapa ulama lain berpuasa.
Pada pertemuan itu, Kalla bertanya apa yang dilakukan Hasyim saat libur Maulid Nabi atau Isra Miraj. Hasyim menjawab, tak ada hal penting yang dikerjakan kecuali menghadiri tabligh jika diundang.
Mendengar jawaban itu, Kalla pun menyampaikan niatnya untuk mengubah hari libur. Kalla menanyakan pendapat Hasyim soal rencana mengubah hari libur Isra Miraj dan Maulid Nabi agar bisa tercipta libur panjang. "Dia jawab, wah itu susah," kata Kalla.
Kalla pun memutar otak. Ia mengganti pertanyaan dengan menegaskan kebijakan itu keinginan pemerintah. Tak disangka, Hasyim luluh. "Saya balik tanya, kalau pemerintah memutuskan bapak setuju tidak? Dia bilang, NU tidak keberatan, sama saja tidak keberatan dan setuju kan," kata dia.
Masalah ini pun selesai dalam waktu dua hari. Karena Hasyim bersama Buya Syafii Maarif tak keberatan dengan rencana pemerintah itu.
"Itu ceritanya, karena dia setuju akhirnya yang lain ikut semua. Itu sudah bertahun-tahun diusahakan tapi tidak jadi, beliau ini pertama setuju," jelas Kalla.
Pemerintah melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, pada 25 November 2002 memberlakukan cuti bersama dan libur nasional pada 2002 dan 2003.
Selain hari nasional, SKB ini juga mengatur libur nasional yang jatuh di luar Senin dan Jumat, liburnya dipindahkan ke Senin dan Jumat, kecuali hari besar berhubungan ibadah, seperti Idul Fitri, Idul Adha, Natal, Nyepi, dan 17 Agustus.
Pemindahan hari libur ini diharapkan dapat menambah libur panjang masyarakat agar memiliki waktu untuk berkunjung ke tempat wisata. Ini diharapkan dapat menggenjot jumlah wisatawan dalam negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(YDH)