medcom.id, Jakarta: Anda gemar membaca buku, tapi tak punya banyak waktu untuk berkunjung ke perpustakaan? Tenang, kini Perpustakaan Nasional (Perpusnas) menyediakan aplikasi iPusnas, sebuah perpustakaan digital yang dapat diakses melalui perangkat mobile.
Dengan iPusnas, pemustaka (pengguna perpustakaan) dapat mengakses koleksi digital Perpusnas yang berbasis Digital Right Management (DRM) kapan saja dan di mana saja.
Kepala Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi, Perpustakaan Nasional RI, Dra. Titiek Kismayati, M.Hum mengatakan, Perpusnas menghadirkan kemudahan bagi para pembaca melalui aplikasi iPusnas yang telah diluncurkan pada 16 Agustus 2016. Titiek berharap, para pengguna jasa Perpusnas lebih fleksibel untuk membaca buku kapan pun dan dari mana saja.
"Masyarakat yang tidak punya banyak waktu bisa mengakses dari sini (iPusnas). Dia tidak harus datang ke Perpusnas atau menenteng-nenteng buku. Saya kira dengan cara ini, minat baca mereka akan lebih tinggi," kata Titiek, yang ditemui di ruang kerjanya, di Perpusnas, Jalan Salemba Raya Nomor 28A, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Mengakses iPusnas sangat mudah. Anda cukup mengunduh aplikasi iPusnas melalui Google Play (ponsel android), Appstore (iPhone), atau desktop melalui www.ipusnas.id. Setelah selesai mengunduh, pemustaka diharuskan melakukan pendaftaran menggunakan akun media sosial Facebook atau via email yang terintegrasi dengan database keanggotaan Perpusnas.
Jika telah terdaftar, Anda bisa menikmati beragam fitur yang ditawarkan iPusnas. Antara lain koleksi buku yang memudahkan pembaca mengakses 20 ribu judul buku. Koleksi buku tersebut dikelompokkan dalam puluhan genre, seperti fiksi, humaniora, agama, anak, bisnis dan ekonomi, budaya, gaya hidup, komunikasi dan jurnalis, sastra, psikologi, sejarah, seni, sosial politik, teknologi, dan masih banyak lagi.
Setelah memilih genre, akan muncul judul buku dan Anda bisa langsung meminjamnya. Sejauh ini, yang paling banyak diminati adalah genre pendidikan, anak, dan bahasa.
Selain itu, iPusnas memiliki fitur ePustaka. Di dalamnya terdapat eKatalog dan Popular. Di dalam aplikasi tersebut juga terdapat fitur yang memungkinkan untuk melihat semua aktivitas pengguna iPusnas, seperti informasi terbaru dan buku yang dipinjam.
iPusnas juga menyertakan rak buku virtual yang berisi daftar buku yang dipinjam pengguna. Anda bisa menuliskan komentar atau ulasan mengenai buku yang dibaca, kemudian membagikannya kepada teman, baik lewat media sosial, WhatsApp, BBM, maupun email.
Melihat lengkapnya fitur iPusnas, maka Anda tak ubahnya seperti meminjam buku langsung di perpustakaan. Perbedaannya, iPusnas dilakukan secara digital. Layaknya meminjam buku di perpustakaan, terdapat aturan jika Anda meminjam buku melalui iPusnas.
"User hanya boleh meminjam maksimal tiga buku dan paling lama tiga hari. Kalau lebih dari tiga hari, buku otomatis ditarik kembali oleh sistem. Begitu pun dengan buku yang kita share itu. Setiap buku punya 10 copy, kalau ternyata kesepuluhnya sudah dipinjam, maka Anda harus mengantre dan nanti akan masuk dalam daftar antrean," kata Titiek.
Walaupun masih tergolong baru, aplikasi iPusnas ini sudah menjadi primadona pemustaka. Hal ini terlihat dari banyaknya user yang menuliskan komentar dan daftar antrean panjang pada buku-buku tertentu.
"Artinya, ini kan banyak yang minat. Ke depan kita berharap bisa memiliki lebih dari 10 copy buku. Karena Perpusnas jangkauannya nasional, kalau hanya 10 copy, terlalu sedikit. Ke depan kita juga akan menambah jumlah copy dan judul buku. Kita juga akan terus melakukan perbaikan, dan ingin mengintegerasikan dengan semua koleksi Perpusnas, baik yang sudah dialihmediakan seperti naskah dan koleksi buku kuno, maupun eResource dan Indonesia One Search (IOS)," ucapnya.
(Foto:Metrotvnews.com/Pelangi Karismakriskti)
Mengenai target pembaca, kata Titiek, Kepala Perpustakaan Nasional RI Muh Syarif Bando menghendaki tahun depan menggaet 100 ribu pembaca. Untuk mewujudkannya, dibutuhkan kerja sama dari berbagai pihak. Salah satunya, penerbit. Belum semua penerbit merilis buku dalam versi digital.
"Saya optimistis tahun depan akan mencapai 100 ribu pembaca. Sekarang saja kami punya 20 ribu buku. Kalau dirata-rata, paling tidak yang membaca pun jumlahnya sama. Belum lagi, satu buku yang memiliki 10 copy dengan daftar antrean panjang. Saya juga yakin penerbit mulai bergairah menerbitkan buku dalam format digital, karena kini sudah punya segmen pasarnya (iPusnas)," ujar Titiek.
Titiek berharap iPusnas semakin berkembang, dapat diterima dan dimanfaatkan oleh masyarakat dengan kemudahan yang diberikan. "Saya berharap iPusnas menjadi inovasi dalam meningkatkan kegemaran membaca dan indeks literasi informasi masyarakat Indonesia," kata Titiek.
Melihat kemudahan dan manfaatnya, Anda tak perlu ragu lagi mengunduh aplikasi iPusnas di smartphone maupun desktop. Ayo, temukan buku favoritmu di iPusnas!
medcom.id, Jakarta: Anda gemar membaca buku, tapi tak punya banyak waktu untuk berkunjung ke perpustakaan? Tenang, kini Perpustakaan Nasional (Perpusnas) menyediakan aplikasi iPusnas, sebuah perpustakaan digital yang dapat diakses melalui perangkat mobile.
Dengan iPusnas, pemustaka (pengguna perpustakaan) dapat mengakses koleksi digital Perpusnas yang berbasis Digital Right Management (DRM) kapan saja dan di mana saja.
Kepala Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi, Perpustakaan Nasional RI, Dra. Titiek Kismayati, M.Hum mengatakan, Perpusnas menghadirkan kemudahan bagi para pembaca melalui aplikasi iPusnas yang telah diluncurkan pada 16 Agustus 2016. Titiek berharap, para pengguna jasa Perpusnas lebih fleksibel untuk membaca buku kapan pun dan dari mana saja.
"Masyarakat yang tidak punya banyak waktu bisa mengakses dari sini (iPusnas). Dia tidak harus datang ke Perpusnas atau menenteng-nenteng buku. Saya kira dengan cara ini, minat baca mereka akan lebih tinggi," kata Titiek, yang ditemui di ruang kerjanya, di Perpusnas, Jalan Salemba Raya Nomor 28A, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Mengakses iPusnas sangat mudah. Anda cukup mengunduh aplikasi iPusnas melalui Google Play (ponsel android), Appstore (iPhone), atau desktop melalui
www.ipusnas.id. Setelah selesai mengunduh, pemustaka diharuskan melakukan pendaftaran menggunakan akun media sosial Facebook atau via email yang terintegrasi dengan database keanggotaan Perpusnas.

Jika telah terdaftar, Anda bisa menikmati beragam fitur yang ditawarkan iPusnas. Antara lain koleksi buku yang memudahkan pembaca mengakses 20 ribu judul buku. Koleksi buku tersebut dikelompokkan dalam puluhan genre, seperti fiksi, humaniora, agama, anak, bisnis dan ekonomi, budaya, gaya hidup, komunikasi dan jurnalis, sastra, psikologi, sejarah, seni, sosial politik, teknologi, dan masih banyak lagi.
Setelah memilih genre, akan muncul judul buku dan Anda bisa langsung meminjamnya. Sejauh ini, yang paling banyak diminati adalah genre pendidikan, anak, dan bahasa.
Selain itu, iPusnas memiliki fitur ePustaka. Di dalamnya terdapat eKatalog dan Popular. Di dalam aplikasi tersebut juga terdapat fitur yang memungkinkan untuk melihat semua aktivitas pengguna iPusnas, seperti informasi terbaru dan buku yang dipinjam.
iPusnas juga menyertakan rak buku virtual yang berisi daftar buku yang dipinjam pengguna. Anda bisa menuliskan komentar atau ulasan mengenai buku yang dibaca, kemudian membagikannya kepada teman, baik lewat media sosial, WhatsApp, BBM, maupun email.
Melihat lengkapnya fitur iPusnas, maka Anda tak ubahnya seperti meminjam buku langsung di perpustakaan. Perbedaannya, iPusnas dilakukan secara digital. Layaknya meminjam buku di perpustakaan, terdapat aturan jika Anda meminjam buku melalui iPusnas.
"User hanya boleh meminjam maksimal tiga buku dan paling lama tiga hari. Kalau lebih dari tiga hari, buku otomatis ditarik kembali oleh sistem. Begitu pun dengan buku yang kita share itu. Setiap buku punya 10 copy, kalau ternyata kesepuluhnya sudah dipinjam, maka Anda harus mengantre dan nanti akan masuk dalam daftar antrean," kata Titiek.
Walaupun masih tergolong baru, aplikasi iPusnas ini sudah menjadi primadona pemustaka. Hal ini terlihat dari banyaknya user yang menuliskan komentar dan daftar antrean panjang pada buku-buku tertentu.
"Artinya, ini kan banyak yang minat. Ke depan kita berharap bisa memiliki lebih dari 10 copy buku. Karena Perpusnas jangkauannya nasional, kalau hanya 10 copy, terlalu sedikit. Ke depan kita juga akan menambah jumlah copy dan judul buku. Kita juga akan terus melakukan perbaikan, dan ingin mengintegerasikan dengan semua koleksi Perpusnas, baik yang sudah dialihmediakan seperti naskah dan koleksi buku kuno, maupun eResource dan Indonesia One Search (IOS)," ucapnya.
(Foto:Metrotvnews.com/Pelangi Karismakriskti)
Mengenai target pembaca, kata Titiek, Kepala Perpustakaan Nasional RI Muh Syarif Bando menghendaki tahun depan menggaet 100 ribu pembaca. Untuk mewujudkannya, dibutuhkan kerja sama dari berbagai pihak. Salah satunya, penerbit. Belum semua penerbit merilis buku dalam versi digital.
"Saya optimistis tahun depan akan mencapai 100 ribu pembaca. Sekarang saja kami punya 20 ribu buku. Kalau dirata-rata, paling tidak yang membaca pun jumlahnya sama. Belum lagi, satu buku yang memiliki 10 copy dengan daftar antrean panjang. Saya juga yakin penerbit mulai bergairah menerbitkan buku dalam format digital, karena kini sudah punya segmen pasarnya (iPusnas)," ujar Titiek.
Titiek berharap iPusnas semakin berkembang, dapat diterima dan dimanfaatkan oleh masyarakat dengan kemudahan yang diberikan. "Saya berharap iPusnas menjadi inovasi dalam meningkatkan kegemaran membaca dan indeks literasi informasi masyarakat Indonesia," kata Titiek.
Melihat kemudahan dan manfaatnya, Anda tak perlu ragu lagi mengunduh aplikasi iPusnas di smartphone maupun desktop. Ayo, temukan buku favoritmu di iPusnas!
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)