Pramono Anung--Antara/Yudhi Mahatma
Pramono Anung--Antara/Yudhi Mahatma

Seskab: Tidak Ada Penambahan Keamanan Khusus di Istana

Antara • 13 Desember 2016 17:25
medcom.id, Jakarta: Kelompok teroris jaringan Bahrun Naim, berencana meledakkan Istana Negara menggunakan bom panci dalam radius 3 kilometer, Minggu 10 Desember kemarin. Namun aksi tersebut berhasil digagalkan aparat keamanan.
 
Ancaman tersebut bahkan tidak membuat pengamanan lingkungan Istana ditingkatkan. Tidak ada penambahaan personel petugas keamanan.
 
"Tentunya tidak ada penambahan keamanan secara khusus di lingkungan Istana. Kami memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada Polri, Densus 88 dan TNI berkaitan dengan bagaimana persoalan terorisme ini bisa tertangani secara baik," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung di kawasan Istana Kepresidenan, Jakarta pada Selasa (13/12/2016).
 
Menurut Pramono, pemerintah juga mengapresiasi kinerja kepolisian yang berhasil menggagalkan tindak kriminal tersebut. Sementara di sejumlah negara lain seperti di Turki dan Mesir mengalami kejahatan itu pada waktu yang hampir bersamaan.

Baca: Skenario Teror Bom di Istana Negara
 
Para pimpinan Polri dan TNI telah berkomunikasi kepada Presiden Joko Widodo, terkait situasi keamanan di Indonesia. Komunikasi dilakukan saat Jokowi melakukan kunjungan kenegaraan ke India dan Iran.
 
Pramono menambahkan, upaya tegas dari penjaga keamanan perlu dilakukan untuk mengantisipasi tindak terorisme maupun intoleransi yang berkembang. Selain itu, Pramono menjelaskan prosesi pergantian jaga Pasukan Pengamanan Presiden di gerbang Istana Merdeka tetap akan terbuka bagi masyarakat umum.
 
"Tetap akan dilakukan, karena tradisi pergantian jaga supaya masyarakat bisa menikmati. Tapi tentunya dengan adanya ancaman itu, kewaspadaaan tetap perlu," jelas Pramono.
 
Baca: Bahrun Naim Disebut Pandai Manfaatkan Media Sosial
 
Aksi kelompok teroris jaringan Bahrun Naim, yakni MNS, AS, dan DYN digagalkan aparat keamanan. Kabag Mitra Ropenmas Divhumas Polri Kombes Awi Setiyono mengungkapkan, skenario peledakan dilakukan Minggu 10 Desember di Istana Negara menggunakan bom panci.
 
Dari pengakuan terduga pelaku, rencananya Minggu pagi MNS dan AS mengantar DYN menuju Masjid Istiqlal. Dari Istiqlal, DYN akan diturunkan menuju objek vital yang dituju, yakni Istana Negara.
 
Kemudian dalam radius 3 kilometer, DYN sebagai pengantin menuju Istana melakukan aksi 'amaliyah' atau pengeboman. "Alhamdulillah bisa kita gagalkan," ungkap Awi.
 

 
Awi mengatakan polisi masih mendalami sasaran ketiga pelaku. Namun Awi memastikan aksi itu dilakukan untuk membuat keributan dan kepanikan warga sebagai wujud teror.
 
Tiga terduga teroris, NS, AS, dan DYN, ditangkap di Bintara Jaya VIII RT 04/RW 09 Kelurahan Bintara Jaya, Bekasi Barat. Ketiganya diketahui bakal melakukan aksi teror di kawasan objek vital di Jakarta Pusat, Minggu 11 Desember.
 
Polisi juga menangkap satu terduga teroris di Solo, Jawa Tengah. Ia diduga masih satu kelompok dengan terduga teroris di Bintara Bekasi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan