Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengakui rasio tempat tidur terpakai atau bed occupancy rate (BOR) tak bisa mengimbangi lonjakan kasus covid-19 di Tanah Air. Kenaikan angka pasien covid-19 menggila setiap harinya.
"Jadi pertambahan jumlah pasiennya berapa kali lipat, tempat tidur kita tidak bisa mengimbangi," kata Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan (Dirjen Yankes) Kemenkes Abdul Kadir dalam konferensi televideo, Kamis, 24 Juni 2021.
Menurut Abdul, formula yang tepat untuk menghadapi lonjakan saat ini adalah melakukan perubahan di masing-masing rumah sakit. Misalnya, menjadikan IGD jadi ruang perawatan.
"Oleh karena itu kita terpaksa buka tenda-tenda di halaman RS yang bisa kita gunakan sebagai tempat pasien, untuk seleksi pasien di situ. Sehingga, ruangan IGD bisa dimanfaatkan untuk ruang perawatan," kata Abdul.
Formula lainnya, yakni ruangan atau gedung yang tidak terpakai dimanfaatkan untuk ruang perawatan. Namun, pasien yang bisa masuk ruangan seperti dimungkinkan untuk isolasi biasa.
Baca: Jakarta Sumbang 13.022 Kasus Covid-19 Sepekan Terakhir
Kemenkes juga mengambil langkah mengonversikan tiga rumah sakit pemerintah menjadi RS untuk penanganan pasien covid-19. Ketiga RS itu adalah Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati, Jakarta Selatan; RSUP Persahabatan, Jakarta Timur; dan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Jakarta Utara.
"Tapi sekarang ini, selain pasien covid-19 pasien non covid-19 pun banyak. Sehingga, tentunya tidak bisa semua RS kita dedikasikan untuk perawatan pasien covid-19," ujar Abdul.
Sebelumnya, juru bicara vaksinasi covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan kebijakan mengonversikan tiga RS mempertimbangkan lonjakan kasus covid-19 belakangan. Termasuk, melihat BOR untuk pasien covid-19 di DKI Jakarta yang mencapai 90 persen.
Nadia berharap dengan mengonversi ketiga RS tersebut, bakal memberikan pelayanan optimal penanganan covid-19. Sekaligus membantu menambah ketersediaan untuk tempat perawatan.
Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengakui rasio tempat tidur terpakai atau
bed occupancy rate (BOR) tak bisa mengimbangi lonjakan
kasus covid-19 di Tanah Air. Kenaikan angka pasien covid-19 menggila setiap harinya.
"Jadi pertambahan jumlah pasiennya berapa kali lipat, tempat tidur kita tidak bisa mengimbangi," kata Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan (Dirjen Yankes) Kemenkes Abdul Kadir dalam konferensi televideo, Kamis, 24 Juni 2021.
Menurut Abdul, formula yang tepat untuk menghadapi lonjakan saat ini adalah melakukan perubahan di masing-masing rumah sakit. Misalnya, menjadikan IGD jadi ruang perawatan.
"Oleh karena itu kita terpaksa buka tenda-tenda di halaman RS yang bisa kita gunakan sebagai tempat pasien, untuk seleksi pasien di situ. Sehingga, ruangan IGD bisa dimanfaatkan untuk ruang perawatan," kata Abdul.
Formula lainnya, yakni ruangan atau gedung yang tidak terpakai dimanfaatkan untuk ruang perawatan. Namun, pasien yang bisa masuk ruangan seperti dimungkinkan untuk isolasi biasa.
Baca:
Jakarta Sumbang 13.022 Kasus Covid-19 Sepekan Terakhir
Kemenkes juga mengambil langkah mengonversikan tiga rumah sakit pemerintah menjadi RS untuk penanganan pasien
covid-19. Ketiga RS itu adalah Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati, Jakarta Selatan; RSUP Persahabatan, Jakarta Timur; dan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Jakarta Utara.
"Tapi sekarang ini, selain pasien covid-19 pasien non covid-19 pun banyak. Sehingga, tentunya tidak bisa semua RS kita dedikasikan untuk perawatan pasien covid-19," ujar Abdul.
Sebelumnya, juru bicara vaksinasi covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan kebijakan mengonversikan tiga RS mempertimbangkan lonjakan kasus covid-19 belakangan. Termasuk, melihat BOR untuk pasien covid-19 di DKI Jakarta yang mencapai 90 persen.
Nadia berharap dengan mengonversi ketiga RS tersebut, bakal memberikan pelayanan optimal penanganan covid-19. Sekaligus membantu menambah ketersediaan untuk tempat perawatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)