Eks Komandan Tim Mawar Mayor Jenderal (Purn) Chairawan K Nusyirwan. Foto: Medcom.id/M Sholahadhin Azhar.
Eks Komandan Tim Mawar Mayor Jenderal (Purn) Chairawan K Nusyirwan. Foto: Medcom.id/M Sholahadhin Azhar.

Eks Komandan Tim Mawar Ngotot Perkarakan Tempo

M Sholahadhin Azhar • 18 Juni 2019 14:05
Jakarta: Putusan Dewan Pers atas pemberitaan Tempo tak akan mengubah sikap eks Komandan Tim Mawar Mayor Jenderal (Purn) Chairawan K Nusyirwan. Dia akan tetap melaporkan pemberitaan majalah Tempo ke polisi.
 
"Kenapa ke polisi? Ya kan masalah pidana, pidananya mana? Tanya ke ahli hukum. Pidananya apa? Kita tunggu hasil Dewan Pers," kata Chairawan di Kantor Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 18 Juni 2019.
 
Menurut dia, Tempo tak bisa berkilah dari produk jurnalistiknya, terutama pencatutan Tim Mawar sebagai judul berita. Chariawan tak sudi tim yang pernah dipimpinnya itu dikaitkan dengan kerusuhan karena tim itu sudah tak ada.

Andaikan Tempo mengaku tak tahu tim tersebut sudah tak ada, Chairawan mengatakan hal tersebut sebagai tanggung jawab pribadi. Ia menganalogikan ketidaktahuan ini seperti pendendara motor yang tak menyadari rambu lalu lintas.
 
"Kalau aturan ya aturan kalau enggak tahu tetap salah melanggar. Kalo enggak tahu ya salah sendiri," ujar dia.
 
Pengacara Chariawan, Hendriansyah, menambahkan pihaknya percaya pada Dewan Pers sebagai wasit produk jurnalistik. Namun, ia sepakat dengan kliennya untuk tetap membawa pemberitaan Tempo ke polisi.
 
Saat ini, Hendriansyah masih menunggu rapat pleno Dewan Pers terkait hal ini. Paling cepat, minggu depan sudah ada keputusan dalam masalah pemberitaan majalah Tempo.
 
"Saya tidak bisa cara andai-andai ya. Kita tunggu hasilnya baru kita bicara. Apapun hasilnya itu baru kita (laporkan)," ujar dia.
 
Baca: Empat Korban Kerusuhan Mei Terkena Peluru Tajam
 
Majalah Tempo edisi Senin, 10 Juni 2019, memuat berita terkait kerusuhan 21-22 Mei 2019. Di dalam tulisannya, Tempo menyebut adanya keterlibatan Tim Mawar saat aksi di depan Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) itu. Tim ini pernah terlibat dalam aksi penculikan aktivis 1998.
 
Salah satu eks anggota Tim Mawar, Fauka Noor Farid, ada dalam pemberitaan "Tim Mawar dan Kerusuhan Sarinah". Fauka adalah anak buah calon presiden Prabowo Subianto semasa di Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
 
Dia diduga beberapa kali mengikuti pertemuan membahas rencana aksi demo yang berujung ricuh. Pertemuan dilakukan di Kantor Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno, Kertanegara, Jakarta Pusat, dan di hotel dekat Masjid Cut Meutia, Menteng, Jakarta Pusat.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan