Diskusi Sustainable Leaders Forum/Medcom.id/Chris
Diskusi Sustainable Leaders Forum/Medcom.id/Chris

Menengok Komitmen Pemerintah Kurangi Sampah Laut Hingga 70%

Christian • 02 Oktober 2023 21:27
Jakarta: Pemerintah berkomitmen mengurangi sampah plastik hingga 70 persen di laut pada 2025. Komitmen tersebut dipertegas melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut. Saat ini, pengurangan baru tercapai 35,36 persen. 
 
Asisten Deputi Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Rofi Alhanif mengatakan, target 70 persen itu merupakan target pengurangan sampah yang masuk ke laut. Bukan pengurangan dengan cara mengambil atau membersihkan seluruh laut dari plastik sampah. 
 
"Target kami itu pengurangan 70 persen sampah yang masuk ke laut. Jadi pengurangan sampah ke laut dan bukan mengambil sampah ke laut karena itu impossible," ucapnya dalam diskusi Sustainable Leaders Forum di Jakarta Pusat, Senin, 2 Oktober 2023.

Dia mengatakan yang bisa dilakukan pemerintah saat ini ialah dengan memitigasi sampah yang berpotensial mencemari lingkungan khususnya laut. Mitigasi sendiri dilakukan mulai dari hulu yakni mempersiapkan plastik berbahan nabati yang mudah terurai.
 
Baca: Unilever Indonesia Dukung Tingkatkan Pemanfaatan Pemrosesan Sampah Plastik

"Mitigasi bisa dilakukan dari hulu, bagaimana industri menyiapkan produk kemasan yang mudah didaur ulang. Kemudian masyarakat perlu kita sadarkan bagaimana mereka seharusnya bisa mengolah sampah yang mereka hasilkan lebih bijaksana," katanya. 
 
Co-Founder dan Chief Innovation Officer Greenhope (CIO) Sugianto Tandio mengungkapkan, sejak berdiri 2017, Greenhope telah berhasil menggantikan 12 miliar kantong plastik konvensional. Jumlah tersebut setara dengan 125 ribu ton plastik. 
 
“Dengan konsumsi plastik per kapita di Indonesia sebesar 22,5 kilogram maka Greenhope telah membantu sebanyak 5,3 juta orang Indonesia mengurangi kontribusi mereka dalam menghasilkan sampah plastik yang sulit terurai,” ungkapnya. 
 
Dia mengatakan teknologi yang dimiliki oleh Greenhope berasal dari Indonesia. Namun, telah dipatenkan di Amerika Serikat, Singapura, dan Indonesia.
 
“Dengan ini, kami yakin bahwa bangsa Indonesia sangat bisa berkontribusi hingga skala global," ucapnya. 
 
Co-Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Greenhope Tommy Tjiptadjaja mengungkapkan pentingnya inovasi dalam menciptakan material berkelanjutan. Menurutnya, kolaborasi dalam ekosistem dalam mengurangi sampah dengan strategi pencegahan timbulan sampah plastik jugalah penting. 
 
Dia juga mengingatkan agar pelaku usaha tidak hanya mementingkan kepentingan bisnis mereka saja. Tapi juga berkontribusi dalam pengurangan maupun penanganan sampah. 
 
"Kita harus less ego, more eco agar bisa mencapai masa depan yang berkelanjutan bersama," tegasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan