Suasana Rakornis Karhutla yang dipimpin Menteri LHK Siti Nurbaya. Foto: Dok KLHK
Suasana Rakornis Karhutla yang dipimpin Menteri LHK Siti Nurbaya. Foto: Dok KLHK

5 Cara Pemerintah Kendalikan Karhutla 2024

Antara • 19 Februari 2024 08:10
Jakarta: Pemerintah terus berupaya mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada 2024. Ada lima hal yang menjadi fokus untuk mengendalikan karhutla.
 
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat, hingga Februari 2024, telah terjadi karhutla di sebagian wilayah Sumatra Utara dan Riau. Hal ini terjadi karena di kedua wilayah tersebut sudah mulai memasuki musim kering periode pertama.
 
"Ini menjadi penting untuk dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap kejadian karhutla di daerah rawan," kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, saat memimpin rapat koordinasi teknis (rakornis) dengan sejumlah lembaga terkait, akhir pekan lalu.

Dalam pengarahannya, Siti mengingatkan potensi El Nino pada 2024 berada pada level moderat, sehingga upaya pengendalian karhutla harus terus ditingkatkan. Kesiapsiagaan harus sudah dimulai dan perlu langkah cepat di lapangan.
 
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi El Nino dengan intensitas moderat akan berlangsung hingga Semester I 2024. 
 
Berdasarkan data yang diperoleh dari KLHK hingga Februari 2024, dilaporkan telah terjadi 18 kejadian karhutla di sebagian besar provinsi di Indonesia. Kejadian itu berlangsung di Sumatra Utara, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, dan Maluku.
 
Baca:Karhutla Terdeksi di Sumut dan Riau, KLHK Bakal Terapkan Teknologi Modifikasi Cuaca

Siti berharap upaya-upaya pencegahan karhutla dapat ditingkatkan. Salah satunya melalui operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di wilayah rawan karhutla. Selain itu, upaya lainnya adalah patroli dan penyadartahuan yang dapat terus dilakukan sebagai langkah antisipasi pengendalian karhutla saat Ramadan pada Maret hingga April mendatang.
 

Fokus TMC di 6 provinsi

Direktur Jenderal Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK, Laksmi Dhewanthi, mengatakan El Nino menjadi salah satu faktor yang berdampak signifikan bagi karhutla. Hal ini berdasarkan data pemantauan hotspot di provinsi rawan karhutla pada 2019 hingga 2023.
 
Berdasarkan data KLHK, jumlah akumulasi hotspot pada 2023 menurun 59,92 persen dibandingkan dengan 2019. Tercatat pula penurunan emisi sebesar 69,74 persen dengan perbandingan tahun yang sama.
 
Laksmi mencatat, berdasarkan pemantauan hotspot pada 1 Januari hingga 15 Februari 2024 dibandingkan dengan 2023 pada periode yang sama, terjadi kenaikan sebanyak 29 titik.  "Rencana pencegahan karhutla pada 2024 akan dilakukan dengan patroli terpadu di 340 desa," kata Laksmi.
 
Kegiatan pemadaman darat yang dilakukan pada 2023 dilakukan sebanyak 3.946 untuk luas areal terbakar sekitar 27.546 hektare. Kegiatan pemadaman tertinggi terjadi di Kalimantan Barat dengan kegiatan pemadaman 956 kali pada 2023.
 
Baca:Meski El Nino, Karhutla Tahun 2023 Berhasil Ditekan 30,80%

Laksmi menyebutkan rencana operasi TMC sebagai upaya pencegahan karhutla akan dilaksanakan di enam provinsi rawan karhutla. Keenam provinsi itu adalah Riau, Sumatra Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan dengan total durasi pelaksanaan 143 hari. 
 
Pelaksanaan TMC melibatkan seluruh instansi terkait seperti KLHK, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Indonesia (BMKG), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN),  Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan mitra kerja swasta.
 

5 cara cegah karhutla

Adapun kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan pada 2024 adalah:
  1. Meningkatkan pengawasan terutama di wilayah khusus rawan karhutla yang tidak memiliki Daerah Operasional (Daops) Manggala Agni dan daerah open akses, serta berpotensi konflik terutama pada masa transisi pemerintahan.
  2. Revitalisasi sarana dan prasarana pengendalian karhutla.
  3. Meningkatkan kapasitas sumber daya, terutama untuk anggota jabatan fungsional Manggala Agni yang baru terseleksi.
  4. Mengoptimalkan penggunaan Bantuan Tidak Terduga (BTT) dan penganggaran daerah lainnya untuk mendorong kegiatan pengendalian karhutla.
  5. Meningkatkan penyadartahuan dan kampanye kepada masyarakat mengenai potensi karhutla.
 

TMC efektif turunkan karhutla

Siti Nurbaya mengapresiasi seluruh pihak atas kerja sama dalam pengendalian karhutla pada 2023. Tahun lalu, karhutla menurun 29,59 persen dibanding luas karhutla pada 2019. 
 
"Hal ini merupakan suatu pencapaian yang baik mempertimbangkan intensitas El Nino pada 2023 yang berstatus moderat-kuat dibanding pada 2019," kata Siti.
 
Siti mengapresiasi kinerja BNPB, BMKG, BRIN, TNI, Polri, dan Manggala Agni dan Masyarakat Peduli Api (MPA).
 
Menurut dia, salah satu upaya pengendalian karhutla yang efektif adalah yaitu operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Merujuk karhutla 2019, TMC menjadi hal baru sekaligus penting yang dapat dijadikan sebagai percontohan aksi pencegahan karhutla yang dilakukan Indonesia.
 
Operasi TMC di Indonesia tidak hanya dilaksanakan untuk mengendalikan karhutla, tetapi pada beberapa momen kenegaraan juga dapat dilaksanakan untuk mengantisipasi hujan.
 
Siti mengatakan teknologi TMC selain mampu menekan karhutla, juga lebih murah dibandingkan water boombing. TMC juga diakui sejumlah negara seperti Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa sebagai salah satu terobosan sangat penting dalam penanganan karhutla di Indonesia.
 
"Negara lain mulai meniru TMC, lho, untuk menangani karhutla," ujar Siti.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan