Jakarta: Meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia yang mencapai 91 ribu dinilai memerlukan upaya perlindungan diri dengan 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur). Selain itu, harus diupayakan perlindungan diri dengan vaksin.
"Vaksin menjadi solusi preventif yang terbukti efektif untuk melindungi diri dari DBD," kata pakar kesehatan Monica Cynthia, Jumat, 24 Mei 2024.
Ia menjelaskan berbagai studi melaporkan antibodi yang ada di dalam vaksin dapat melemahkan virus dengue. Sehingga, menghindarkan pasien dari komplikasi serius yang dapat timbul dari penyakit ini.
Data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), vaksin dengue memiliki efikasi hingga 80,2 persen untuk pencegahan penyakit DBD. Selain melindungi dari infeksi, vaksin dengue juga mampu mencegah kasus rawat inap akibat virus Dengue hingga 95,4 persen. Hal ini menandakan bahwa vaksin dengue memiliki peran penting dalam upaya pencegahan kasus DBD di masyarakat.
"Setelah melakukan vaksinasi, mungkin akan muncul beberapa efek samping seperti nyeri di tempat suntikan, sakit kepala, malaise, demam ringan, dan lain-lain. Namun, apabila itu terjadi, masyarakat dapat berkonsultasi dengan dokter," ujar dia.
Ia menyebut vaksin dengue dapat diberikan kepada masyarakat berusia 6 hingga 45 tahun yang memiliki kondisi sehat, Serta, tidak memiliki alergi vaksin saat dilakukan vaksinasi.
Namun, vaksin dengue tidak disarankan bagi individu yang tengah hamil, mengalami kondisi imunokompromais (kanker dalam kemoterapi, steroid dosis tinggi, imunodefisiensi primer) dan penderita HIV yang tidak dalam terapi ARV.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan melaporkan kasus dengue di Indonesia per minggu ke-18 tahun ini mencapai 91.269 kasus dengan 641 orang meninggal. Apabila dibandingkan dengan periode minggu yang sama pada 2023, terjadi 29.822 kasus dengan 227 orang meninggal. Hal itu berarti adanya kenaikan tren kasus berkali lipat ganda.
Jakarta: Meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue (
DBD) di Indonesia yang mencapai 91 ribu dinilai memerlukan upaya perlindungan diri dengan 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur). Selain itu, harus diupayakan perlindungan diri dengan vaksin.
"Vaksin menjadi solusi preventif yang terbukti efektif untuk melindungi diri dari DBD," kata pakar kesehatan Monica Cynthia, Jumat, 24 Mei 2024.
Ia menjelaskan berbagai studi melaporkan antibodi yang ada di dalam vaksin dapat melemahkan
virus dengue. Sehingga, menghindarkan pasien dari komplikasi serius yang dapat timbul dari penyakit ini.
Data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), vaksin dengue memiliki efikasi hingga 80,2 persen untuk pencegahan penyakit DBD. Selain melindungi dari infeksi, vaksin dengue juga mampu mencegah kasus rawat inap akibat virus Dengue hingga 95,4 persen. Hal ini menandakan bahwa vaksin dengue memiliki peran penting dalam upaya pencegahan kasus DBD di masyarakat.
"Setelah melakukan vaksinasi, mungkin akan muncul beberapa efek samping seperti nyeri di tempat suntikan, sakit kepala, malaise, demam ringan, dan lain-lain. Namun, apabila itu terjadi, masyarakat dapat berkonsultasi dengan dokter," ujar dia.
Ia menyebut vaksin dengue dapat diberikan kepada masyarakat berusia 6 hingga 45 tahun yang memiliki kondisi sehat, Serta, tidak memiliki alergi vaksin saat dilakukan vaksinasi.
Namun,
vaksin dengue tidak disarankan bagi individu yang tengah hamil, mengalami kondisi imunokompromais (kanker dalam kemoterapi, steroid dosis tinggi, imunodefisiensi primer) dan penderita HIV yang tidak dalam terapi ARV.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan melaporkan kasus dengue di Indonesia per minggu ke-18 tahun ini mencapai 91.269 kasus dengan 641 orang meninggal. Apabila dibandingkan dengan periode minggu yang sama pada 2023, terjadi 29.822 kasus dengan 227 orang meninggal. Hal itu berarti adanya kenaikan tren kasus berkali lipat ganda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)