Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengidentifikasi patahan baru yang mengakibatkan terjadinya gempa di Cianjur, Jawa Barat pada 21 November 2022. Patahan tersebut bernama patahan Cugenang. Dengan teridentifikasinya patahan baru tersebut, BMKG dapat memberikan informasi terkait lokasi pembangunan kembali rumah warga.
"Penyebab gempa Cianjur adalah patahan baru yang sudah teridentifikasi bernama patahan Cugenang," ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dalam konferensi pers, Kamis, 8 Desember 2022.
Patahan baru tersebut melintang dari Desa Nagrak hingga Desa Ciherang ke arah timur laut. Sekitar jalur tersebut dinyatakan rawan gempa, sehingga harus dikosongkan dari hunian.
"Penetapan zona patahan ini sangat vital dalam mendukung pembangunan kembali rumah-rumah yang rusak akibat gempa. Zona patahan harus dikosongkan dari pembangunan karena dikhawatirkan nantinya bangunan akan runtuh kembali," jelas Dwikorita.
Ahli Menduga Patahan Baru Belum Teridentifikasi
Sebelumnya Peneliti Geodesi dan Geomatika ITB Heri Andreas, menyebut pemetaan sesar di wilayah Indonesia belum secara maksimal dilakukan. Dia menduga gempa yang terjadi di Cianjur disebabkan adanya sesar/patahan baru yang belum dipetakan.
“Kalau ditelaah sebenarnya gempa yang terjadi lebih ke arah utara atau barat laut dari sesar Cimandiri. Itu dimungkinkan sesar Cimandiri atau bisa jadi sesar baru yang belum terpetakan,” kata Heri Andreas.
Dugaan Heri benar saat BMKG mengungumkan adanya patahan baru yang teridentifikasi. Dengan adanya pemetaan baru sesar Cugenang, masyarakat diimbau tidak membangun tempat tinggal di daerah yang dilewati patahan.
Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
BMKG) mengidentifikasi patahan baru yang mengakibatkan terjadinya
gempa di Cianjur, Jawa Barat pada 21 November 2022. Patahan tersebut bernama patahan Cugenang. Dengan teridentifikasinya patahan baru tersebut, BMKG dapat memberikan informasi terkait lokasi pembangunan kembali rumah warga.
"Penyebab gempa Cianjur adalah patahan baru yang sudah teridentifikasi bernama patahan Cugenang," ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dalam konferensi pers, Kamis, 8 Desember 2022.
Patahan baru tersebut melintang dari Desa Nagrak hingga Desa Ciherang ke arah timur laut. Sekitar jalur tersebut dinyatakan rawan
gempa, sehingga harus dikosongkan dari hunian.
"Penetapan zona patahan ini sangat vital dalam mendukung pembangunan kembali rumah-rumah yang rusak akibat gempa. Zona patahan harus dikosongkan dari pembangunan karena dikhawatirkan nantinya bangunan akan runtuh kembali," jelas Dwikorita.
Ahli Menduga Patahan Baru Belum Teridentifikasi
Sebelumnya Peneliti Geodesi dan Geomatika ITB Heri Andreas, menyebut pemetaan sesar di wilayah Indonesia belum secara maksimal dilakukan. Dia menduga gempa yang terjadi di Cianjur disebabkan adanya sesar/patahan baru yang belum dipetakan.
“Kalau ditelaah sebenarnya gempa yang terjadi lebih ke arah utara atau barat laut dari sesar Cimandiri. Itu dimungkinkan sesar Cimandiri atau bisa jadi sesar baru yang belum terpetakan,” kata Heri Andreas.
Dugaan Heri benar saat BMKG mengungumkan adanya patahan baru yang teridentifikasi. Dengan adanya pemetaan baru sesar Cugenang, masyarakat diimbau tidak membangun tempat tinggal di daerah yang dilewati patahan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)