Ilustrasi. Foto: Shutterstock
Ilustrasi. Foto: Shutterstock

Kritik Warganet soal Potongan Gaji Iuran Tapera: Pemerintah Totalitas Sengsarakan Rakyat

Fatha Annisa • 29 Mei 2024 12:18
Jakarta: Iuran Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) menjadi perbincangan hangat sampai di jagat maya. Banyak warganet tidak setuju dengan kebijakan yang membuat gaji atau upah pekerja dipotong 3 persen ini.
 
Iuran atau simpanan Tapera adalah potongan tambahan yang dikenakan terhadap gaji pekerja. Kebijakan ini tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2024 tentang perubahan atas PP Nomor 25 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera).
 
Dalam beleid tersebut dirincikan pekerja yang wajib menjadi peserta Tapera ialah PNS atau ASN, TNI-Polri, BUMN, serta pekerja swasta dan pekerja lainnya yang menerima gaji atau upah. Besaran iurannya 3 persen setiap bulan dari para peserta pekerja mandiri. Atau, ditanggung bersama oleh pemberi kerja sebesar 0,5 persen dan pekerja sebesar 2,5 persen.
 
Baca juga: Soal Iuran Tapera, Pengamat: Harus Ada Pengecualian dan Tidak Wajib
 

Kritik Warganet

Kebijakan ini langsung menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat. Kata kunci Tapera pun sempat duduk di Trending X (sebelumnya Twitter). Jika dibuka, kata kunci tersebut dipenuhi kritik warganet terhadap aturan potong gaji untuk iuran Tapera ini.
 
Seorang netizen menyebutkan, berdasarkan perhitungan sederhana, meski sudah bekerja selama 10 tahun pun simpanan Tapera tidak akan cukup untuk membeli rumah sesuai dengan tujuan kebijakan ini.
 
“Misal gaji 6jt, buat Tapera 3% nya yaitu 180K, misal ditabung selama 10 tahun aja cuma dapet 21.6 Juta. Ada inflasi, dalam 10 tahun ke depan nilai nya turun. Emang bisa beli rumah pake duit 21.6 Juta? Buat DP? Lah ngumpulin DP nya aja 10 tahun. Inimah akal-akalan pemerintah,” tulis @youstolemaheart.
 
 
 
“Kalo gaji 10 juta per bulan, dipotong tapera 3% = 300 ribu/bulan. 1 tahun = 3,6 juta. 100 tahun menabung akhirnya bisa deh dapet rumah yang harganya 360 juta. Ngitungnya gitu gak sih?” Komedian Soleh Solihun juga ikut berkomentar.
 
 
Baca juga: Ramai Soal Gaji Dipotong untuk Iuran Tapera, Apa Manfaatnya Bagi Pekerja?
 
 

Netizen lain menyoroti banyakan potongan gaji yang harus ‘diikhlaskan’ oleh pekerja. Mulai dari potongan untuk BPJS, pajak, dan harus ditambah lagi dengan potongan iuran Tapera.
 
“Lu bayangin ya, ada karyawan akhirnya gajinya 10 juta. Mau celebrate. Lalu:
Pajak TER 2%
BPJS Kes karyawan 1%
BPJS TK: 2% JHT, 1% JP
Trus bakal nambah Tapera 2,5%
Belum apa-apa udah kepotong 7,5%. Ga ngapa-ngapain aja uangnya udah kepotong 750ribu,” cuit @ribkadel.
 
Baca juga: Besaran Iuran Wajib Tapera Bakal Diatur Kemenaker

 
 
Sementara itu, akun lainnya menyayangkan kebijakan pemerintah yang terkesan tiba-tiba. Menurutnya, tidak ada bukti pengelolaan dana yang baik sehingga rakyat percaya.
 
“Tapera itu masalahnya nggak ada angin nggak ada hujan, ujug-ujug dibebankan ke kelas pekerja yang udah punya berbagai rencana finansial. Nggak ada penjelasan proper pula. Tambah lagi, nggak ada bukti pengelolaan dananya bisa amanah. Pusing kan,” komentar @kotakmakan.
   
Akun @ribonk mengklaim iuran Tapera semakin menyiksa rakyat, “pas kuliah UKT mahal, dikasi pinjaman student loan, "Gapapa bayarnya nanti aja pas udah kerja." PLOT TWIST pas udah kerja gaji dipotong pajak dan tapera wkwkwk. Pemerenta ini totalitas bgt nyengsarain rakyatnya.”
 
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan