medcom.id, Jakarta: Pemangku kepentingan di bidang pelayaran dinilai perlu serius memperhatikan manajemen keselamatan menyusul insiden kapal Zahro Express. Salah satu yang penting, yakni, dalam memberikan pengetahuan soal prosedur keselamatan pada penumpang.
Pengamat Transportasi Universitas Indonesia Ellen Tangkudung mencontohkan, pramugari pesawat selalu memberikan demo prosedur keselamatan pada tiap penerbangan. Hal ini, kata dia, perlu juga dilakukan operator kapal setiap mengantarkan penumpang.
"Di kapal besar di Pelni (PT Pelayaran Nasional Indonesia) ada seperti itu. Perjalanan cukup jauh ada pelatihan (bila) kebakaran. Diberitahu ada di mana sekoci, pelampungnya," kata Ellen kepada Metrotvnews.com, Senin (2/1/2016).
Menurut dia, prosedur keselamatan harus secara detail disampaikan kepada penumpang. Dengan cara sederhana ini, kata dia, penumpang bisa mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan bila terjadi suatu insiden.
"Kayak di pesawat, paling lima menit. Kalau ke Pulau Tidung tiga jam, (lima menit) kan sebentar sekali," ucap Dosen Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Baca: Perusahaan Pemilik Kapal Zahro Masih Dicari
Ellen pun menilai, masalah manajemen keselamatan ini pun perlu didalami dalam investigasi kebakaran kapal Zahro Express. Hal ini mengingat cukup banyaknya korban dalam insiden ini.
"Boleh tanya ke penumpang apakah mereka diberi tahu di mana pelampung. Pelampung banyak kalau enggak dikasih tahu (cara pakainya) juga sama saja (tidak berguna)," pungkas dia.
Kapal Zahro Express tujuan Pelabuhan Kaliadem-Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, terbakar pada Minggu, 1 Januari 2017. Kapal diduga terbakar karena mengalami masalah pada mesin.
Informasi dari Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta, kapal terbakar pada pukul 08.30 WIB, Minggu 1 Januari. Percikan api diduga berasal dari bagian mesin kapal yang mampu memuat maksimal 250 orang penumpang ini.
Sampai sekarang, jumlah korban tewas akibat insiden ini berjumlah 23 orang. Sementara itu, sebagian korban selamat masih menjalani perawatan di beberapa rumah sakit di Jakarta.
medcom.id, Jakarta: Pemangku kepentingan di bidang pelayaran dinilai perlu serius memperhatikan manajemen keselamatan menyusul insiden kapal Zahro Express. Salah satu yang penting, yakni, dalam memberikan pengetahuan soal prosedur keselamatan pada penumpang.
Pengamat Transportasi Universitas Indonesia Ellen Tangkudung mencontohkan, pramugari pesawat selalu memberikan demo prosedur keselamatan pada tiap penerbangan. Hal ini, kata dia, perlu juga dilakukan operator kapal setiap mengantarkan penumpang.
"Di kapal besar di Pelni (PT Pelayaran Nasional Indonesia) ada seperti itu. Perjalanan cukup jauh ada pelatihan (bila) kebakaran. Diberitahu ada di mana sekoci, pelampungnya," kata Ellen kepada
Metrotvnews.com, Senin (2/1/2016).
Menurut dia, prosedur keselamatan harus secara detail disampaikan kepada penumpang. Dengan cara sederhana ini, kata dia, penumpang bisa mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan bila terjadi suatu insiden.
"Kayak di pesawat, paling lima menit. Kalau ke Pulau Tidung tiga jam, (lima menit) kan sebentar sekali," ucap Dosen Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Baca: Perusahaan Pemilik Kapal Zahro Masih Dicari
Ellen pun menilai, masalah manajemen keselamatan ini pun perlu didalami dalam investigasi kebakaran kapal Zahro Express. Hal ini mengingat cukup banyaknya korban dalam insiden ini.
"Boleh tanya ke penumpang apakah mereka diberi tahu di mana pelampung. Pelampung banyak kalau enggak dikasih tahu (cara pakainya) juga sama saja (tidak berguna)," pungkas dia.
Kapal Zahro Express tujuan Pelabuhan Kaliadem-Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, terbakar pada Minggu, 1 Januari 2017. Kapal diduga terbakar karena mengalami masalah pada mesin.
Informasi dari Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta, kapal terbakar pada pukul 08.30 WIB, Minggu 1 Januari. Percikan api diduga berasal dari bagian mesin kapal yang mampu memuat maksimal 250 orang penumpang ini.
Sampai sekarang, jumlah korban tewas akibat insiden ini berjumlah 23 orang. Sementara itu, sebagian korban selamat masih menjalani perawatan di beberapa rumah sakit di Jakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)