Ilustrasi. Medcom.id
Ilustrasi. Medcom.id

Mutasi Covid-19 Asal Inggris Belum Terbukti Dapat Meningkatkan Kematian

Kautsar Widya Prabowo • 09 Maret 2021 18:18
Jakarta: Lembaga Biologi Molekuler Eijkman menyebut belum ada bukti yang menunjukkan dampak terburuk dari mutasi covid-19 asal Inggris, B117. Termasuk, potensi meningkatnya angka kematiaan akibat mutasi covid-19 tersebut.
 
"Dikaitkan dengan (efektif atau tidak) vaksin (melawan mutasi covid-19 baru) dan dikaitkan dengan (peningkatan) kematian, belum cukup kuat buktinya," ujar Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio dalam acara studi vaksin Longcom secara virtual, Selasa, 9 Maret 2021.
 
Menurut dia, bukti yang ada saat ini hanya menunjukkan B117 mampu menginfeksi sel lebih cepat dari mutasi covid-19 lainnya. Hal ini juga akan meningkatkan penularan virus dari satu individu ke individu lainnya.

Dia memastikan vaksin Sinovac masih mampu menjadi tameng dari mutasi covid-19. Sehingga, vaksin yang ada tidak perlu disesuikan dengan mutasi covid-19.
 
Baca: Pemerintah Beri Kabar Baik Soal Virus Korona Varian Baru
 
Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Ari Fahrial Syam meminta pemerintah meningkatkan pelacakan mutasi covid-19 melalui genome sequencing atau pengurutan DNA. Langkah tersebut menjadi upaya menilai efektivitas vaksin dalam melawan covid-19.
 
Ari menjelaskan Indonesia tertingal jauh dengan negara-negara yang telah lama melakukan pengurutan DNA. Beberapa negara telah melakukan 1,3 juta sekuens.
 
"Kalau 10 persennya 130 ribu atau 1 persenya 1.300 tapi kenyataanya (Indonesia) di bawah 1.000, ini memang PR untuk kita semua," jelasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan