Senyum Palsu. (Sydney Sims: Unsplash)
Senyum Palsu. (Sydney Sims: Unsplash)

Tersenyum Bukan Berarti Bahagia, Kenali Smiling Depression

Riza Aslam Khaeron • 12 September 2024 13:22
Jakarta: Tersenyum merupakan bentuk keramahan yang biasa kita praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Senyuman dapat membuat orang lain merasa lebih nyaman dan mencegah kita diacuhkan oleh orang-orang di sekitar.
 
Namun, hanya karena tersenyum adalah hal yang umum dilakukan, bukan berarti seseorang yang tersenyum benar-benar merasa bahagia. Smiling depression, menurut Siloam Hospitals, merujuk pada seseorang yang menderita depresi tetapi tetap tersenyum dan tampak baik-baik saja dari luar.
 
Tanpa kita sadari, orang-orang yang terlihat bahagia di luar bisa jadi sedang mengalami depresi yang berkepanjangan. Mari simak penjelasan tentang smiling depression berikut ini.
 

Apa itu Smiling Depression?

Seperti dijelaskan sebelumnya, smiling depression merujuk pada kondisi di mana seseorang tersenyum dan terlihat baik-baik saja meskipun sebenarnya sedang menderita depresi.

Smiling depression dapat didefinisikan sebagai kondisi di mana penderita depresi tidak menunjukkan gejala depresi yang umum dikenal.
 
Gejala depresi seperti yang dijabarkan oleh Institusi Kesehatan Mental Nasional (NIMH) Amerika Serikat (AS), seperti kesedihan yang persisten, perasaan tidak punya harapan atau pesimisme, mudah kesal, lelah, kehilangan minat pada hobi, sulit tidur, dan kehilangan selera makan, sering kali tidak terlihat pada penderita smiling depression.
 
Karena gejalanya sulit dideteksi, smiling depression dianggap lebih berbahaya dibandingkan dengan depresi pada umumnya. Meskipun begitu, smiling depression tidak diakui dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5), tetapi dapat dikategorikan sebagai gangguan depresi atipikal (atypical depression).
 

Penyebab Smiling Depression

Berdasarkan lembaga kesehatan mental AS, Paradigm Treatment, beberapa alasan mengapa orang menyembunyikan depresi mereka adalah:
 
1. Tidak ingin membuat orang lain kesal atau khawatir.
2. Sifat perfeksionis dan perasaan tanggung jawab yang besar.
3. Percaya bahwa berpura-pura bahagia pada akhirnya akan membuat mereka benar-benar bahagia.
4. Ketidakmampuan mengenali perasaan sendiri (tidak tahu apakah mereka bahagia atau tidak).
5. Tidak menyadari bahwa mereka mengalami depresi.
6. Tidak tahu cara menjelaskan perasaan depresi kepada orang lain.
 

Risiko Smiling Depression

Seperti yang dijelaskan oleh Paradigm Treatment, smiling depression memiliki risiko yang sama dengan depresi pada umumnya, seperti risiko self-harm, perubahan hidup yang negatif, trauma atau stres, dan bahkan bunuh diri.
 

Pengobatan Smiling Depression

Cara terbaik untuk mengatasi gangguan mental adalah dengan mencari pertolongan dari ahli, seperti menemui psikiater atau psikolog. Mereka dapat memberikan pengobatan untuk depresi, seperti obat antidepresan dan terapi.
 
Pengobatan juga bisa mencakup perubahan gaya hidup, seperti berolahraga, tidur lebih teratur, dan praktik mindfulness atau kesadaran terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitar.
 
Penderita dapat memulai dengan memahami dan jujur terhadap perasaannya, serta memberitahu orang-orang tercinta seperti keluarga, teman, dan kerabat tentang kondisi yang dialami. Dukungan dan pemahaman dari orang-orang terdekat sangat penting dalam proses pemulihan.
 
Selain itu, penting bagi penderita untuk terus mencari pertolongan dan tidak pernah putus asa dalam upaya menemukan kebahagiaan.
 
Baca Juga:
Dua Makna Berbeda dari Julukan Soeharto The Smiling General
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SUR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan