Namun, Soeharto konon terkenal dengan julukan yang berbeda di dunia internasional, terutama di dunia Barat. Soeharto dikenal di luar negeri sebagai "The Smiling General" atau Jenderal yang tersenyum. Kenapa begitu?
Jawaban yang paling mudah adalah sebagaimana laman TNI menyebutkan bahwa alasan julukan itu adalah "karena raut mukanya yang selalu tersenyum di hadapan pers dalam setiap acara resmi kenegaraan." Julukan ini menjadi lebih terkenal di masyarakat Indonesia setelah penulis asal Jerman Barat, O.G. Roeder, menulis biografi Soeharto berjudul The Smiling General, President Soeharto of Indonesia.
Senyum pemersatu bangsa
Salah satu penulis dari Kementerian Agama (Kemenag) pada Maret 2024 memuji senyuman Soeharto yang, menurutnya, "mempersatukan anak bangsa" dan "menyelesaikan persoalan kenegaraan hanya dengan senyuman."Senyum ironis nan keji
Meskipun begitu, ada beberapa pihak yang menggunakan julukan ini secara ironis. Di balik senyumnya, Soeharto memimpin dengan pendekatan otoriter yang menindas kebebasan berbicara dan menggunakan militer untuk mengontrol lawan politik, serta memberlakukan kebijakan keras dalam mengatasi potensi ancaman terhadap pemerintahannya.Baca Juga: Soeharto Tumbang gegara Anak Jadi Mensos, Cak Imin: Jokowi Aman-aman Saja |
Seperti yang dijelaskan oleh Michael Vatikiotis, penulis dari BBC Indonesia pada awal tahun 1987, yang telah meliput Indonesia selama dua dekade dan merupakan penulis buku Indonesian Politics Under Suharto:
"Kebanyakan komentator dari luar Indonesia fokus terhadap kejahatan yang dilakukan Soeharto: represi berdarah terhadap Partai Komunis Indonesia (PKI) yang membunuh setengah juta jiwa, memenjarakan ribuan kritikus rezim, pembunuhan kejam terhadap preman, dan kemudian invasi Timor Timur," tulis Vatikiotis pada Maret 2008, melansir Global Asia.
Dia juga mengungkit bahwa, meskipun kita tahu bahwa Soeharto adalah orang yang mudah tersenyum, kita sedikit mengetahui tentang dirinya. Berdasarkan Vatikiotis, "hal-hal yang kita ketahui tentang putra dari Kemusuk ini berdasarkan hiperbola dan asumsi belaka."
Jadi, bisa kita simpulkan bahwa terdapat dua alasan berbeda di balik julukan ini. Rakyat Indonesia lebih mengingat arti yang lebih positif, berbeda dengan orang-orang Barat yang mengingat julukan ini sebagai sesuatu yang keji.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id