Jakarta: Menteri Kesehatan Nila F Moeleok menemui Majelis Ulama Indonesia (MUI). Keduanya membahas sertifikasi halal vaksin measles rubella (MR) yang belakangan kembali menimbulkan polemik.
"Kami berbicara dengan MUI dan PT Biofarma yang bertanggung jawab mengimpor vaksin dari India. Sertifikasi akan dikeluarkan MUI dan dokumen pengajuannya akan diulang kembali oleh PT Biofarma. Nanti akan diproses," kata Nila di Kantor MUI, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Jumat, 3 Agutus 2018.
Nila mengatakan, Biofarma sudah mengajukan sertifikasi tahun lalu. Namun, proses sertifikasi hingga hari ini tak kunjung rampung. Nila tidak menjelaskan mengapa proses sertifikasi tersendat.
"Kemenkes akan menyurati lagi produsen (vaksin MR) Serum Institute of India untuk menanyakan bahan-bahan vaksin MR. Sebenarnya sudah dilakukan sejak lama dari tahun lalu. Tapi masih dalam proses," katanya.
Dia berharap proses uji bahan vaksin oleh MUI segera dilakukan. Namun, ia belum bisa memastikan kapan Serum Institute of India mengirimkan bahan vaksin untuk diuji kehalalannya.
Baca: Pro Kontra Vaksin MR, Kemenkes Berpedoman Pada Fatwa MUI
Nila mengatakan, imunisasi MR yang saat ini sedang dilakukan di luar Pulau Jawa terus berlanjut. "Kami tetap melakukan imunisasi bagi yang tidak mempermasalahkan isu kehalalan. Kami tetap harus melindungi masyarakat dari bahaya penyakit," kata Nila.
Selama Agustus hingga September mendatang, Kemenkes menggalakkan imunisasi MR fase II. Sebanyak 395 kabupaten/kota dan 6.369 puskesmas di 28 provinsi di luar pulau Jawa akan melaksanakan imunisasi MR dengan target cakupan sebanyak 31,8 juta anak. (Dhika Kusuma Winata)
Jakarta: Menteri Kesehatan Nila F Moeleok menemui Majelis Ulama Indonesia (MUI). Keduanya membahas sertifikasi halal vaksin measles rubella (MR) yang belakangan kembali menimbulkan polemik.
"Kami berbicara dengan MUI dan PT Biofarma yang bertanggung jawab mengimpor vaksin dari India. Sertifikasi akan dikeluarkan MUI dan dokumen pengajuannya akan diulang kembali oleh PT Biofarma. Nanti akan diproses," kata Nila di Kantor MUI, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Jumat, 3 Agutus 2018.
Nila mengatakan, Biofarma sudah mengajukan sertifikasi tahun lalu. Namun, proses sertifikasi hingga hari ini tak kunjung rampung. Nila tidak menjelaskan mengapa proses sertifikasi tersendat.
"Kemenkes akan menyurati lagi produsen (vaksin MR) Serum Institute of India untuk menanyakan bahan-bahan vaksin MR. Sebenarnya sudah dilakukan sejak lama dari tahun lalu. Tapi masih dalam proses," katanya.
Dia berharap proses uji bahan vaksin oleh MUI segera dilakukan. Namun, ia belum bisa memastikan kapan Serum Institute of India mengirimkan bahan vaksin untuk diuji kehalalannya.
Baca: Pro Kontra Vaksin MR, Kemenkes Berpedoman Pada Fatwa MUI
Nila mengatakan, imunisasi MR yang saat ini sedang dilakukan di luar Pulau Jawa terus berlanjut. "Kami tetap melakukan imunisasi bagi yang tidak mempermasalahkan isu kehalalan. Kami tetap harus melindungi masyarakat dari bahaya penyakit," kata Nila.
Selama Agustus hingga September mendatang, Kemenkes menggalakkan imunisasi MR fase II. Sebanyak 395 kabupaten/kota dan 6.369 puskesmas di 28 provinsi di luar pulau Jawa akan melaksanakan imunisasi MR dengan target cakupan sebanyak 31,8 juta anak.
(Dhika Kusuma Winata)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)