Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi cuaca ekstrem terjadi tiga hari ke depan. Dampak cuaaca buruk perlu diwaspadai.
Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fachry Radjab menyebut cuaca buruk berpotensi terjadi di wilayah pulau Sumatra dan Kepulauan Bangka Belitung. Wilayah lain yang perlu mewaspadai dampak cuaca ekstrem ini ialah Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, serta Bali dan Nusa Tenggara.
Dia juga menyebut Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, dan Papua turut terdampak. "Hujan dengan intensitas deras di wilayah perairan berpotensi terjadi di Selat Malaka, Laut Cina Selatan, Samudra Hindia barat Bengkulu hingga selatan NTT," kata Fachry dalam keterangan tertulis, Jakarta, Senin, 1 Februari 2021.
Hujan deras juga berpotensi terjadi di perairan Barat Bengkulu hingga selatan NTT, Laut Jawa bagian timur, Selat Sunda, Selat Makassar bagian selatan, Laut Bali, dan Laut Flores. Kondisi serupa juga diramalkan terjadi di Laut Banda bagian selatan, Laut Timor, Laut Maluku bagian utara, Laut Sulawesi, perairan utara Halmahera hingga Papua, serta Laut Arafuru dan Samudra Pasifik utara Papua.
Berdasarkan analisis data iklim BMKG, sebagian besar wilayah Indonesia berada pada periode curah hujan tinggi. Namun, beberapa wilayah tercatat mengalami curah hujan kriteria rendah.
Baca: 94% Wilayah Indonesia Memasuki Musim Hujan
Curah hujan diprediksi masih rendah pada Februari 2021 untuk beberapa daerah. Di antaranya, pesisir timur Aceh, bagian tengah dan timur Sumatra Utara, sebagian besar Riau, bagian tengah dan timur Jambi, bagian timur Sumatra Selatan, bagian timur Kalimantan Timur, dan sebagian Nusa Tenggara Barat.
"Kemudian bagian tengah Sulawesi Selatan, bagian selatan Sulawesi Tenggara, dan pesisir utara Papua," ujar Fachry.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan peningkatan curah hujan ekstrem ini dipicu fenomena dan gangguan skala iklim. Cuaca buruk ini juga dikaitkan dengan dampak perubahan iklim. Curah hujan rendah di sejumlah daerah tak menjamin wilayah tersebut terbebas dari bencana.
"Hal ini tergantung pada daya dukung lingkungan dalam merespons kondisi curah hujan," kata Guswanto.
Bencana yang berpotensi terjadi misalnya banjir bandang. Air dengan volume besar berpotensi tertahan tumpukan endapan longsor dan material yang masuk ke lembah sungai. Banjir juga dapat diakibatkan penebangan pohon di bagian hulu yang seharusnya menahan air.
Kondisi tersebut akan berbahaya jika hujan terus berlangsung. Laju air yang tak terserap tanah dapat menjebol bendung tumpukan endapan longsor dan ranting kayu. Kemudian, endapan dan ranting kayu hanyut dengan kecepatan tinggi dan mengakibatkan banjir bandang di bagian hilir.
"Demikian pula banjir dan genangan. Selain akibat curah hujan tinggi, juga dapat diakibatkan kondisi permukaan yang tidak mendukung air meresap ke dalam tanah atau mengalir dengan cepat ke saluran-saluran yang semestinya," terang Guswanto.
Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
BMKG) memprediksi potensi cuaca ekstrem terjadi tiga hari ke depan. Dampak cuaaca buruk perlu diwaspadai.
Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fachry Radjab menyebut cuaca buruk berpotensi terjadi di wilayah pulau Sumatra dan Kepulauan Bangka Belitung. Wilayah lain yang perlu mewaspadai dampak
cuaca ekstrem ini ialah Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, serta Bali dan Nusa Tenggara.
Dia juga menyebut Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, dan Papua turut terdampak. "Hujan dengan intensitas deras di wilayah perairan berpotensi terjadi di Selat Malaka, Laut Cina Selatan, Samudra Hindia barat Bengkulu hingga selatan NTT," kata Fachry dalam keterangan tertulis, Jakarta, Senin, 1 Februari 2021.
Hujan deras juga berpotensi terjadi di perairan Barat Bengkulu hingga selatan NTT, Laut Jawa bagian timur, Selat Sunda, Selat Makassar bagian selatan, Laut Bali, dan Laut Flores. Kondisi serupa juga diramalkan terjadi di Laut Banda bagian selatan, Laut Timor, Laut Maluku bagian utara, Laut Sulawesi, perairan utara Halmahera hingga Papua, serta Laut Arafuru dan Samudra Pasifik utara Papua.
Berdasarkan analisis data iklim BMKG, sebagian besar wilayah Indonesia berada pada periode curah hujan tinggi. Namun, beberapa wilayah tercatat mengalami curah hujan kriteria rendah.
Baca:
94% Wilayah Indonesia Memasuki Musim Hujan
Curah hujan diprediksi masih rendah pada Februari 2021 untuk beberapa daerah. Di antaranya, pesisir timur Aceh, bagian tengah dan timur Sumatra Utara, sebagian besar Riau, bagian tengah dan timur Jambi, bagian timur Sumatra Selatan, bagian timur Kalimantan Timur, dan sebagian Nusa Tenggara Barat.
"Kemudian bagian tengah Sulawesi Selatan, bagian selatan Sulawesi Tenggara, dan pesisir utara Papua," ujar Fachry.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan peningkatan curah hujan ekstrem ini dipicu fenomena dan gangguan skala iklim.
Cuaca buruk ini juga dikaitkan dengan dampak perubahan iklim. Curah hujan rendah di sejumlah daerah tak menjamin wilayah tersebut terbebas dari bencana.
"Hal ini tergantung pada daya dukung lingkungan dalam merespons kondisi curah hujan," kata Guswanto.
Bencana yang berpotensi terjadi misalnya banjir bandang. Air dengan volume besar berpotensi tertahan tumpukan endapan longsor dan material yang masuk ke lembah sungai. Banjir juga dapat diakibatkan penebangan pohon di bagian hulu yang seharusnya menahan air.
Kondisi tersebut akan berbahaya jika hujan terus berlangsung. Laju air yang tak terserap tanah dapat menjebol bendung tumpukan endapan longsor dan ranting kayu. Kemudian, endapan dan ranting kayu hanyut dengan kecepatan tinggi dan mengakibatkan banjir bandang di bagian hilir.
"Demikian pula banjir dan genangan. Selain akibat curah hujan tinggi, juga dapat diakibatkan kondisi permukaan yang tidak mendukung air meresap ke dalam tanah atau mengalir dengan cepat ke saluran-saluran yang semestinya," terang Guswanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)