Jakarta: Kasus harian positif covid-19 di Indonesia masih menunjukkan peningkatan hingga 56 persen. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut salah satu penyebabnya ialah tiga subvarian Omicron BA.2.75.2, XBB, dan BQ.1.
"Dalam dua minggu terakhir memang sudah terjadi pergeseran subvarian dari BA.4. dan BA.5. dengan subvarian utama tersebut," ujar Budi dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX di Gedung DPR Jakarta Pusat, Selasa, 8 November 2022.
Ia mengatakan ketiga varian baru ini memiliki sebaran yang lebih cepat dari subvarian Omicron lainnya. Kemudian, orang yang sudah divaksin dan sudah terkena infeksi, tetap bisa tertular varian baru ini.
"Perkiraan kami puncaknya 35 hari setelah proporsi varian, puncaknya di Desember 2022 atau awal Januari 2023," kata Budi.
Meski memiliki transmisi lebih cepat, Budi menekankan peningkatan kasus belum mengubah status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Sebab, mengacu pada standar WHO bahwa penularan kasus masih di bawah 20 kasus per 100 ribu penduduk, rawat inap di bawah 5 kasus per 100 ribu penduduk per minggu, dan kematian di angka 0,08.
"Sehingga masih terkendali. Namun by provinsi ternyata ada yang sudah masuk ke level 2 dan Jakarta kasus konfirmasi sudah masuk ke level 3," ujar Menkes.
Berdasarkan data per 6 November 2022, sebagian besar pasien didominasi kelompok umur 19-59 tahun. Sebanyak 16 persen pasien konfirmasi di rumah sakit merupakan tanpa gejala. 42 persen bergejala ringan, dan 55 persen pasien tidak membutuhkan terapi oksigen.
Jakarta: Kasus harian positif covid-19 di Indonesia masih menunjukkan peningkatan hingga 56 persen. Menteri Kesehatan
Budi Gunadi Sadikin menyebut salah satu penyebabnya ialah tiga subvarian Omicron BA.2.75.2, XBB, dan BQ.1.
"Dalam dua minggu terakhir memang sudah terjadi pergeseran subvarian dari BA.4. dan BA.5. dengan subvarian utama tersebut," ujar Budi dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX di Gedung DPR Jakarta Pusat, Selasa, 8 November 2022.
Ia mengatakan ketiga varian baru ini memiliki sebaran yang lebih cepat dari subvarian
Omicron lainnya. Kemudian, orang yang sudah divaksin dan sudah terkena infeksi, tetap bisa tertular varian baru ini.
"Perkiraan kami puncaknya 35 hari setelah proporsi varian, puncaknya di Desember 2022 atau awal Januari 2023," kata Budi.
Meski memiliki transmisi lebih cepat, Budi menekankan peningkatan kasus belum mengubah status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (
PPKM). Sebab, mengacu pada standar WHO bahwa penularan kasus masih di bawah 20 kasus per 100 ribu penduduk, rawat inap di bawah 5 kasus per 100 ribu penduduk per minggu, dan kematian di angka 0,08.
"Sehingga masih terkendali. Namun by provinsi ternyata ada yang sudah masuk ke level 2 dan Jakarta kasus konfirmasi sudah masuk ke level 3," ujar Menkes.
Berdasarkan data per 6 November 2022, sebagian besar pasien didominasi kelompok umur 19-59 tahun. Sebanyak 16 persen pasien konfirmasi di rumah sakit merupakan tanpa gejala. 42 persen bergejala ringan, dan 55 persen pasien tidak membutuhkan terapi oksigen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)