Ilustrasi Medcom.id.
Ilustrasi Medcom.id.

Sebulan Lebih PDNS Diretas, Begini Progres Pemulihannya

Dinda Shabrina • 26 Juli 2024 21:58
Jakarta: Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyampaikan progres terbaru pemulihan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) pasca diretas satu bulan yang lalu. Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Usman Kansong mengatakan, masih mengawal pemulihan PDNS yang diretas kemarin.
 
"Saya kira Pak Menteri Kominfo sudah menjelaskan progresnya. Kemarin ketika meninjau di Sentul, kemudian sebelumnya meninjau PDNs di Surabaya, di Serpong, sudah disampaikan dan nanti updatenya biasanya akan disampaikan oleh Menkopolhukam. Saya tidak bisa menjawab karena tidak punya data," ujar Usman di Kantor Kemenkominfo, Jakarta, Jumat, 26 Juli 2024.
 
Usman mengatakan sejauh ini jumlah pelayanan publik yang sudah pulih sesuai dengan laporan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Hadi Tjahjanto beberapa waktu lalu. Totalnya, yaitu 86 layanan.

"Misalnya kemarin disebutkan ada beberapa tenant yang sudah pulih, ada 80an lebih. Sekarang mestinya ada progres. Tetapi tidak ada datanya saya. Jadi saya tidak bisa menjawab soal perkembangan penanganan PDNS. Pokoknya kita secepatnya menangani itu," ujar Usman.
 
Ia berharap kondisi PDNS usai diretas dapat pulih 100 persen dalam waktu dekat. "Harapannya akhir bulan depan, tetap kita coba capai harapan itu atau target tersebut," tutup dia.
 
Baca juga: Menkominfo Akui Gunakan Kunci dari Hacker untuk Buka PDNS

 
Sebelumnya, peretas PDNS 2, Brain Cipher, mengungkapkan akan memberikan pembuka (deskripsi) data yang dikunci. Kunci diberikan secara cuma-cuma pada Rabu, 3 Juli 2024.
 
Informasi ini disampaikan oleh sebuah akun X bernama @Stealthmole_int pada Selasa, 2 Juli 2024. Akun tersebut juga menyampaikan permintaan maaf terhadap masyarakat Indonesia yang terdampak.
 
"Geng Ransomware Brain Cipher mengumumkan mereka akan merilis kunci dekripsi secara gratis pada hari Rabu ini. Mereka menekankan perlunya pendanaan dan spesialis keamanan siber. Mohon maaf kepada Indonesia atas gangguan ini," tulisnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(END)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan